•
•
♡Happy Reading♡Athala sudah siap dengan celana jins panjang berwarna hitam, dan kaos crop berwarna putih. Gadis itu terlihat sangat cantik malam ini. Athala berdiri di depan cermin untuk memoles wajahnya. Setelah di rasa cukup, gadis itu memutuskan untuk segera turun dan menunggu Rafka di bawah.
Tak butuh waktu lama, kini sebuah motor perlahan berjalan mendekat kearahnya. Athala tau betul siapa pengendara tersebut, gadis itu melempar senyuman tipis kearah Rafka.
Setelah menghentikan motornya, Rafka sempat terdiam cukup lama sembari menatap wajah Athala. Gadis yang ditatap pun merasa sedikit kurang nyaman, ia lantas menunduk dan menyelipkan beberapa anak rambut yang hampir menutupi matanya.
"Nggak usah salting gitu." Goda Rafka, cowok itu memasang wajah jenakannya dari balik helem. Mendengarnya membuat Athala berdecak. "Ck! Apaansih!" Athala berujar dengan nada tidak suka.
Rafka terkekeh, jarang sekali ia bisa melihat gadis di depannya ini salah tingkah seperti saat ini. "Mau kemana, Tuan Putri?" Tanya Rafka lembut. Sedangkan Athala kini kembali mendongak menatap wajah Rafka yang masih tertutup helem. "Kemana aja, yang penting gue bisa keluar dari rumah ini." Jawabnya.
Rafka mengernyit heran. "Ada apa sih? Tumben ngajak gue keluar malem."
Athala memutar bola mata malas. "Lu nggak mau? Yaudah kalo nggak mau, pulang aja!"
"Nggak gitu, sensian amat sih neng. Yaudah naik!" Titah Rafka yang kemudian langsung dituruti oleh Athala meskipun masih dengan wajah kesalnya. Gadis itu memakai helem yang waktu itu diberikan oleh Rafka waktu itu. Helem jenis bogo berwarna hitam, dengan hiasan berbentuk mawar di pojok belakangnya.
Setelah merasa siap, Rafka langsung menancapkan gas dan membawa motornya keluar dari pekarangan rumah Athala. Hingga kini roda motornya sudah menjilati jalan raya dan bergabung dengan pengendara lain.
Di perjalanan keduanya hanya terdiam, tidak ada tanda-tanda Athala akan berbicara, begitupun dengan Rafka. Kini keduanya hanyut dalam fikiran masing-masing. Sebenarnya Rafka sedikit merasa aneh, sepertinya gadis di belakangnya ini memang sedang ada masalah, karena selama ini memang jarang sekali Athala mengajaknya keluar malam tanpa ada tujuan.
"Raf, kita mau kemana?" Tanya Athala, mungkin gadis ini sudah lelah, Lima belas menit ia duduk di jok belakang tanpa ada tanda-tanda Rafka akan menghentikan motornya.
"Ke taman kota aja, gimana?" Tawar Rafka, ia ingat terakhir kali mereka bermain di sana sudah sebulan lalu. Mungkin Athala kangen dengan rempat itu.
Dengan lemah Athala mengangguk, "iya, Raf." Jujur sebenarnya bukan itu yang Athala inginkan. Ia hanya ingin Rafka membawanya ke tempat di mana Agatha merayakan ulan tahun. Entahlah, kali ini ia sangat ingin menghadiri pesta ulan tahun adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA MISERY
Teen Fiction"Gue gila!" "Gue bodoh!" "GUE NGGAK BERGUNA!" jeritnya keras. Bibirnya tersenyum hambar, meskipun matanya tak berhenti mengeluarkan air mata. Ia merasakan sesak yang begitu dasyat di dadanya. Dan lagi-lagi darah kembali mengalir dari hidungnya, Ia b...