Chapter 13 : Kolam Renang

179 105 57
                                    

Jessy memarkirkan mobil sport merahnya dan dengan cepat turun dari mobil. Ia mempercepat langkah menuju pintu utama rumah Arka. Ia berhenti dan melirik jam tangan yang ia kenakan. Amara dan Kakaknya Reno pasti sudah berangkat sejak tadi. Itu artinya Arka di rumah sendiri.

Jessy kembali melanjutkan langkah kemudian membuka kasar pintu itu tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Sejak Jessy mendengar Kakaknya akan menjemput Amara dan mengetahui Azka tidak di rumah. Ia bertekad menemui dan menemani Arka. Jessy juga begitu khawatir dengan kondisi Arka yang tadi sempat berada di UKS sekolah.

Jessy berjalan cepat menaiki anak tangga menuju kamar Arka. Saat ia membuka knob pintu Jessy tidak menemukan siapapun. Rumah itupun juga tampak sepi.

Jessy kembali turun ketika ia tidak menemukan Arka di lantai atas. Sesaat sebelum Jessy menginjakkan kakinya pada anak tangga paling bawah. Terdengar samar suara Arka yang sedang berbincang dengan seseorang di teras kolam renang.

Dengan cepat Jessy memeriksanya. Saat ia sampai di depan pintu kaca yang menuju ke kolam renang. Jessy tersenyum sengit, melihat seseorang yang ia benci berada dekat dengan Arka. Seketika wajah Jessy berubah merah padam karena marah. Kepalanya terasa panas dan terasa hampir meledak.

Jessy mengatur napas dan mencoba meredakan amarahnya. Ia juga melepaskan tangannya yang semula ia kepalkan kuat-kuat. Kalau saja di samping gadis itu tidak ada Arka. Ia pasti sudah menghampiri dan menamparnya. Berani sekali gadis itu mendekati Arka dan berani datang ke rumah Arka.

Jessy membuka pintu kaca itu. Secepat kilat Jessy berlari dan langsung memeluk Arka.

Arka tercekat ketika tubuhnya yang masih lemah tiba-tiba di peluk erat Jessy sahabatnya. Ia hampir tidak bisa bernapas karena Jessy memeluknya terlalu kuat. Arka sedikit mendorong tubuh Jessy sehingga ia bisa kembali bernapas lega.

"Kamu kenapa sih Jess? Aku gak bisa napas kalau kamu peluk gitu," ucap Arka kesal. Jessy yang tidak terima dengan respon penolakan dari Arka menampilkan wajah muram.

"Arka aku khawatir sama kondisi kamu," ucap Jessy sembari menangkup pipi Arka yang hangat. "Kenapa tadi kamu gak bilang kalo kamu sakit. Aku kaget banget dengar dari Reza kamu di UKS sekolah," lanjutnya dengan wajah cemas.

Arka hanya diam dan menepis lembut tangan Jessy dari pipinya. "Aku udah gak apa-apa, gak usah khawatir berlebihan," ucap Arka dengan datar.

"Gimana aku gak khawatir, lihat kamu sakit. Aku takut banget, Arka." Arka kembali diam ia tidak merespon ucapan Jessy, dan kemudian kembali sibuk dengan bukunya.

Jessy melirik tajam ke arah Alana yang sedari tadi hanya diam dan terlihat seperti mengalihkan pandangan. "Oh ada tamu rupanya," ucap Jessy dengan tatapan sinis. Sementara Alana menatap Jessy sebentar kemudian menunduk.

"Aku kaget banget loh, lihat kamu cepat akrab sama orang yang baru kamu kenal. Apalagi dia udah sampai main ke rumah kamu," sindir Jessy tanpa menoleh ke arah Arka dan masih menatap tajam Alana.

Jessy menoleh ke Arka, cowok itu tetap diam tak merespon. Jessy merubah ekpresinya menjadi semanis mungkin. "Padahal kamu paling anti kenal dengan orang baru."

Arka menghela napas berat, ia menutup buku dan meletakkan buku itu di atas meja sampingnya dengan kasar. "Aku ambilkan minum untuk kalian dulu," kata Arka yang kemudian beranjak dan berjalan menuju dapur.

"Nekat juga ya lo, deketin cowok orang," ucap Jessy menatap Alana tajam. "Murah banget si." Alana mendongak melihat Jessy yang memandangnya tidak suka.

Alana mengernyitkan dahi. "Maksudnya?"

Jessy terkekeh. "Jangan sok polos deh lo, ngapain lo kesini? Mau cari mati, hah!!" tanya Jessy dengan nada tinggi dan mata yang memerah. "Gak mungkin Arka yang undang lo kesini. Kalau bukan lo yang gatel," lanjutnya.

KAMU ITU SIRIUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang