Chapter 28 : Beautiful Night

184 107 222
                                    

--***--


Sore itu masih tampak cerah, terlihat dari pintu kaca kamar Alana yang terbuka mengarah pada balkon. Membuat kamar yang cukup berukuran luas itu tampak terang walaupun hari menjelang petang.

Masih menggunakan seragam sekolah. Kedua remaja itu kini tengah sibuk dengan aktivitasnya. Duduk di karpet bawah tempat tidur dengan meja panjang kecil di tengahnya.

Alana diam membeku ketika jaraknya dan Arka semakin dekat. Jantungnya juga berpacu dengan cepat. Laki-laki itu kini sibuk menjelaskan materi yang Alana tak pahami dengan lincah. Terkadang ia juga akan berhenti, menulis beberapa deret angka dan juga rumus.

Sesekali gadis itu tersenyum bahagia. Melihat Arka sedekat ini, mungkin adalah impian banyak gadis di sekolahnya. Tapi ia memiliki kesempatan seperti ini berkali-kali. Dari samping, wajah cowok itu terlihat sempurna. Matanya indah dan..

"Lan!"

"Ya?" Alana berjingkat kaku.

"Kamu dengerin kan?"

Dengan tawa hambar Alana mengangguk. Gadis itu mulai tersadar sedari tadi ia hanya memandang dan mengagumi Arka. Entah materi itu terdengar atau tidak, gadis itu tak tahu pasti.

Alana menepuk jidatnya pelan, setelah Arka kembali fokus menjelaskan. Suatu kesalahan telah menyetujui ide Leo belajar dalam kamarnya. Bukannya Alana tak suka Arka berada di sana. Hanya saja berada sedekat ini bersama Arka membuatnya lupa diri.

"Sekarang coba kamu kerjakan satu soal dulu, kalo kamu masih belum paham aku jelaskan lagi nanti." Arka menyodorkan buku tebal itu pada Alana. Meminta gadis itu mengerjakan soal yang ia tunjukan.

Alana hanya mengangguk tersenyum. Ia memperhatikan soal itu lamat-lamat. Sial, kepalanya kembali pening. Kenapa terlalu sulit untuknya melihat beberapa deret angka dan rumus itu?

Mau tak mau Alana mencoba mengerjakan. Beberapa detik kemudian Alana menghela. Bagaimana ia bisa fokus kalau Arka memperhatikannya seperti itu?

Setelah hampir 5 menit gadis itu mengeser hasil jawabannya pada Arka.

"Udah?" Arka bertanya dengan ragu.

"Begini bukan?"

Arka melihat jawaban Alana dan hanya dalam 3 detik cowok itu dapat melihat kesalahan dari hasil kerja Alana.

Tukh

"Salah rumus, Alana!" Arka tertawa ringan sembari memukul pelan dahi Alana dengan ujung pulpen. Membuat gadis itu seketika membeku, bukan karena sakit tapi karena untuk yang pertama kalinya cowok itu tertawa dan menatapnya seperti itu.

Sungguh tawa Arka membuat Alana kehabisan kata-kata.

"Sorry sorry sakit ya?" Arka lebih mendekat, kini tangannya terulur mengusap dahi Alana dengan lembut. Bahkan Alana bisa merasakan hembusan nafas hangat dari bibir cowok itu.

Bisakah waktu berhenti sekarang juga? Alana benar-benar berharap.

Menyadari apa yang telah ia lakukan. Arka segera menghentikan tindakannya. Membuang pandangan dengan cepat ketika ia merasa jantungnya berdetak tidak normal.

"Em, kamu coba lagi ya," pinta Arka, sementara tangannya sibuk mencari pulpen dan kembali menulis di atas kertas.

Alana mengulum bibir bawah dan menahan tawa. Tindakan Arka sungguh lucu. Sungguh membuatnya tersentuh.

KAMU ITU SIRIUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang