Chapter 35 : Favorite Call

150 66 139
                                    

—***—

"Pada akhirnya hati yang menunggu akan kalah dengan masa lalu yang selalu datang."

-Kamu itu Sirius-

•••

.
.
.

"Arka sebenarnya kita mau kemana sih?"

Lagi-lagi pertanyaan Alana kembali terabaikan. Terhitung sudah ketiga kalinya ia bertanya. Namun, Arka tetap tak menggubris dan tetap berjalan tanpa sekalipun menoleh ke arahnya.

Bel masuk sudah berbunyi sejak tadi. Tadinya, Alana mengira Arka akan membawanya ke kelas. Namun dugaannya salah besar. Langkah laki-laki itu tak menuju kesana, melainkan menjauh dan menuju parkiran sekolah.

Tak tahan, Alana menghempaskan tangan Arka. Membuat laki-laki itu tersentak dan secara otomatis menghentikan langkah. Kemudian berbalik menatapnya.

"Kita mau kemana? Kamu gak denger bel masuk?"

Arka masih diam, sebenarnya ia sendiri juga tak tahu akan membawa gadis itu kemana. Arka hanya ingin membawa gadis itu pergi bersamanya. Ia hanya ingin gadis itu aman sekarang.

"Ka.."

Arka yang menunduk, mengangkat kepalanya perlahan ketika gadis itu memanggilnya dengan suara yang pelan dan menenangkan. Tatapannya juga sangat teduh, hingga mampu membuat hati Arka mencair seketika.

Masih menatap mata legam gadis itu. Arka meraih tangan Alana, menggenggamnya erat seakan tak ingin gadis itu meninggalkannya. Dan tanpa Arka sadari pipi Alana bersemu bahkan jantung gadis itu berdetak lebih keras dari sebelumnya.

"Jangan nanya dulu ya, nanti pasti aku jelasin," kata Arka dengan senyum tipisnya.

"Kita mau bolos?"

Arka berpikir sejenak, kemudian mengangguk. "Sekali-kali gak apa-apa kan kalo bolos. Emangnya kamu gak pusing setelah ujian dadakan tadi." Tentu saja Arka berbohong. Hal ini ia lakukan agar gadis itu tak banyak bertanya dan mau menurutinya.

Tapi Alana bukan seseorang yang mudah percaya. Gadis itu tahu ada yang Arka sembunyikan. Ia juga yakin Arka berbohong. Arka bukanlah seseorang yang mau bolos hanya karena alasan yang tak masuk akal. Jika di ingat lagi Arka adalah siswa pintar dan genius, maka sangatlah tidak mungkin Arka mau membolos dengan mudah.

Namun, Alana memilih diam dan tak bertanya lagi. Gadis itu hanya menurut ketika Arka menggiringnya masuk ke dalam mobil dan meninggalkan sekolah saat itu juga. Masalah barang-barangnya yang masih di kelas, ia bisa minta tolong pada Bella nanti.

Mobil sport putih Arka membawa keduanya pergi meninggalkan pelataran sekolah. Membelah jalanan ibu kota yang padat pengendara. Tak ada suara apapun yang terdengar selain suara deruman mobil dan kendaraan lain yang berlalu lalang.

Pikiran Arka kembali pada foto Alana yang dikirimkan untuknya tadi. Memang tak ada nama pengirim yang tertera. Namun, ia sangat yakin pelakunya adalah seseorang yang sangat membencinya. Siapa lagi kalau bukan, Reygan. Laki-laki itu dengan sengaja ingin kembali berusaha menjebaknya.

Alana melirik sedikit kearah Arka yang sibuk mengemudi. Wajahnya tak sepucat tadi. Tapi, entah kenapa ia masih sangat khawatir dengan kondisi laki-laki itu. Ia takut kondisi Arka kembali menurun seperti tempo hari.

"Kamu gak mau ke Rumah Sakit aja?"

Arka melirik tanpa menoleh. "Mau ngapain, kamu sakit?"

Alana menggeleng. "Bukan aku, tapi kamu."

KAMU ITU SIRIUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang