--***--
Alana bungkam, matanya melebar dan napasnya tercekat. Ia merasa tubuhnya hangat ketika seseorang tiba-tiba saja melingkarkan kedua tangan dari belakang mendengkap tubuhnya. Kala itu ia juga merasakan napas seseorang dari belakang dengan tersengal.
Bukan hanya itu kali ini ia juga merasakan, bajunya sedikit basah. Setelah gadis itu sadar apa yang terjadi. Secara perlahan ia melepaskan dekapan itu dan membalikan tubuh.
Betapa terkejutnya Alana ketika ia tahu siapa yang telah mendekapnya dari belakang. Matanya membulat menatap cowok itu tak percaya.
"Arka," lirihnya
Cowok itu hanya diam, ia merasakan dingin menjalar ke seluruh tubuhnya. Kini seragam dan tubuhnya basah kuyup. Seseorang dengan sengaja menyiram dan mengguyurnya dengan air dari lantai 2.
Hm.. bukan, orang itu ingin mengenai Alana. Namun, tanpa sadar ia berlari dan dalam sekejap mendekap tubuh gadis itu dari belakang. Sehingga guyuran air itu mengenai tubuhnya. Membuat semua murid yang berada di sana, terutama para gadis berteriak histeris melihat tindakannya.
Arka mendengus tak menyangka, dengan cepat ia memutar kepalanya ke atas dan menatap lekat seseorang yang telah berani berbuat sesuatu yang tidak pantas. Sungguh Arka sangat membenci tindakan seperti itu.
Arka menggeleng tak percaya, seorang itu atau lebih tepatnya mereka. Kabur begitu saja saat tersadar mereka salah sasaran. Nyaris saja Arka tak melihat sang pelaku, namun beruntung Arka masih sempat melihat siapa mereka.
"Keterlaluan," gumam Arka lirih.
Alana masih memandangi tubuh Arka yang basah dengan tatapan khawatir. Cowok itu masih tak bersuara.
"Arka, kamu.." tangan Alana terangkat ingin mengusap rambut basah Arka yang menutupi dahi. Namun, segera mungkin Arka mencegahnya. Ia menahan tangan Alana dan kembali melepasnya. Menatap Alana dengan tatapan yang sulit diartikan.
Ketika Alana ingin kembali bersuara. Seseorang dari belakang Arka mendahuluinya. Keempat cowok itu berlari dengan ekspresi cemas.
"Ka, lo gak papa? Siapa yang berani giniin lo?" Aldy berkata dengan cemas, ia mengusap dan menepuk pundak Arka pelan.
Namun, bukannya menjawab Arka hanya melengos membuang muka.
Reza mendekat menatap Alana yang masih memandang Arka khawatir. Kemudian mengalihkan pandangan. "Ka, Lo bawa seragam ganti? Kalo enggak Lo bisa pakai seragam gue."
Lagi-lagi cowok itu tak menjawab. Ia hanya menatap Reza dengan tatapan dingin sebentar kemudian berlalu meninggalkan Alana dan keempat sahabatnya. Melihat hal itu Aldy, Justin, dan Vano berlari menyusul Arka. Sementara Alana dan Reza masih mematung tanpa berbuat apapun.
Reza melirik Alana, ia melihat ekspresi ketakutan dari gadis itu. Reza meraih tangan Alana yang gemetar kemudian tersenyum tipis.
"Lo ikut kita sekarang," ucap Reza dengan suara yang lembut.
Mau tidak mau Alana menurut ketika Reza menarik lembut tangan kanannya dan mulai melangkah menyusul Arka. Meninggalkan semua murid yang saat ini masih berbisik sembari menatapnya dengan berbagai tatapan.
--***--
"Lo gak apa-apa?" tanya Reza.
Alana hanya mengangguk samar.
Kini Alana dan keempat sahabat Arka tengah menunggu Arka membersihkan diri, juga mengganti seragamnya yang basah dengan seragam Reza.
"Emang gila," Justin mendekat menatap Alana. "Lo serius gak tau siapa yang ngelakuin ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU ITU SIRIUS
Teen FictionTuhan memberikan takdir terbaik dalam hidupku. Karena telah mengijinkan aku bertemu kamu. Sosok laki-laki penuh cinta dan luka. Laki-laki yang memiliki senyum tipis namun hangat. Laki-laki yang memiliki rasa takut akan kehilangan dan bahkan lupa car...