—***—
"Seandainya malam ini Tuhan mengijinkan aku melihat indahnya langit, aku ingin setidaknya sekali saja melihat bersama orang yang aku cintai."
-Alana Zenia Chessa-
•••
Tepat pukul 01.30 malam Arka bangkit dari meja belajarnya. Tangannya bergerak memunguti buku-buku tebal yang semula tergeletak di karpet lantai kamar dan menatanya ulang di atas meja belajar.
Setelah kepulangannya dari sekolah yang terlalu larut. Arka tak langsung mengistirahatkan diri, melainkan membongkar semua buku dan membacanya. Walaupun pada akhirnya Arka merasa tubuhnya lelah, ia sama sekali tak menyesalinya.
Tadi, ketika ia baru saja sampai rumah. Kedatangannya langsung disambut oleh Adellyn dan Amara. Tentu saja kedua wanita itu mengkhawatirkan Arka. Namun, semenjak pertengkarannya dengan Adellyn kala itu. Arka memilih mengabaikan dan memutuskan untuk langsung ke kamar.
Arka juga sempat berpas-pasan dengan Azka. Semenjak kejadian itu pula keduanya tak bertegur sapa. Arka masih terlihat tak peduli. Sementara Azka memilih untuk menghindar dan menjauhkan dirinya dari Arka.
Pukul 02.15 laki-laki berkaos hitam lengan panjang itu selesai dengan kegiatannya. Namun bukannya memilih untuk langsung tidur. Arka membuka jendela kamarnya dan berjalan menuju balkon.
Malam ini dingin, tapi anehnya Arka tak merasakannya. Ia lebih berfokus pada sepinya malam. Menatap langit yang gelap dan sesekali melihat ke bawah serta sekitar.
Ketika pikirannya mulai tenang. Arka teringat sesuatu, ini bukan tentang Alana atau Aleta lagi. Tapi mengenai mimpi anehnya akhir-akhir ini. Di mana masa kecilnya terjadi tidak sesuai dengan yang orang tuanya ceritakan. Arka melihat satu orang lagi, satu orang yang hanya terlihat samar di mimpinya. Ia juga tak tahu seperti apa peran orang itu di hidupnya.
Arka tak mengenalnya, namun hal ini sangat melekat di hatinya.
Ponsel Arka bergetar di tengah lamunan. Ia membuka pesan itu tanpa melihat pengirim. Di pesan itu hanya ada satu foto langit malam yang indah bertabur banyak bintang, lalu tak lama satu deret kalimat menyusul di bawahnya.
Foto ini aku ambil beberapa hari yang lalu. Indah ya? Sayangnya malam ini langit gak mau memperlihatkan keindahannya.
Arka hanya membuka pesan itu tanpa membalasnya. Tadinya ia langsung ingin menghapus pesan itu dan memblokir nomor pengirim. Namun niatnya itu ia urungkan, dan lebih memilih melempar ponsel ke atas tempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU ITU SIRIUS
Teen FictionTuhan memberikan takdir terbaik dalam hidupku. Karena telah mengijinkan aku bertemu kamu. Sosok laki-laki penuh cinta dan luka. Laki-laki yang memiliki senyum tipis namun hangat. Laki-laki yang memiliki rasa takut akan kehilangan dan bahkan lupa car...