--***--
Bella membanting dirinya pada kasur empuk milik Alana. Sesekali ia memejamkan mata menikmati suasana kamar sahabatnya. Bella juga menghirup aroma lavender dari AC kamar Alana. Bella memutuskan menginap di rumah Alana hari ini. Orang tuanya menelepon memberitahunya bahwa mereka harus pergi keluar kota.
Bella menyapu pandangannya ke arah Alana yang tampak memikirkan sesuatu. Ia duduk pada kursi yang berada di dekat jendela, dan menatap keluar dengan tatapan nanar. Sedari pulang sekolah tadi Alana menjadi diam, bahkan ia hanya berbicara seperlunya saja.
"Masih mikirin omongan Reza tadi?" tanya Bella tanpa menoleh ke arah Alana.
Alana mengangguk. Ia memang masih memikirkan ucapan Reza saat pulang sekolah. Alana yang saat itu masih berada di kelas tak sengaja mendengar pembicaraan Reza dan teman-temannya mengenai kondisi Arka.
"Bel!" panggil Alana tiba-tiba.
"Hm."
"Aleta itu siapa sih?" tanya Alana penasaran.
Bella mendesah pelan lalu menatap sahabatnya yang masih melihat ke arah keluar jendela kamar. "Lo mau tau?" Alana mengangguk cepat kemudian menoleh dan menatap Bella.
"Aleta Zhevanya, dia adalah pacar Arka yang udah meninggal satu tahun yang lalu akibat kecelakaan." Seketika Alana terpaku ketika mendengar informasi dari Bella.
"Dulu dia kecelakaan bareng sama Arka, tapi naas dia harus meninggal di tempat." Bella menjeda ucapannya dan melirik ke arah Alana. "Dan setahu gue sampai sekarang Arka belum bisa ngelupain kejadian itu. Dia menganggap dialah yang membuat Aleta kehilangan nyawa," lanjut Bella.
"Jadi dia masih trauma?" Alana memastikan.
Bella mengangkat pundaknya. "Maybe."
"Kenapa dia harus merasa bersalah? Kecelakaan kan gak ada yang tau?"
"Gue gak tau banyak sih, tapi yang gue tau. Arka sangat mencintai Aleta dan mungkin itu adalah alasannya kenapa sampai sekarang dia belum mencari pengganti," jawab Bella.
Alana mengernyitkan dahi. "Belum ada pengganti, terus Jessy? Bukannya dia pacar Arka?"
Bella yang mendengar ucapan polos dari sahabatnya itu tertawa geli. "Sejak kapan Jessy pacaran sama Arka? Mereka tuh sahabatan dari kecil," jelas Bella yang masih sedikit tertawa.
"Tapi Jessy bilang.." Alana menghentikan ucapannya dan sedikit berpikir.
"Kapan lo ketemu Jessy? Gue gak pernah lihat lo bicara sama dia." Bella merubah ekspresi serius.
"Tadi waktu mau ke perpus. Dia bilang dia gak suka lihat gue bicara sama Arka. Terus dia bilang kalau dia pacar Arka," jelas Alana sembari berusaha mengingat.
Bella terkekeh. "Lo diancam sama tuh nenek lampir? Ya ampun, dari dulu dia emang gak pernah berubah."
"Kalau Reygan?" Alana semakin penasaran.
"Gue udah bilang jangan mau berurusan sama dia. Reygan tuh brengsek, suka nya bikin onar, bikin masalah." Seketika raut wajah Bella berubah kesal.
Alana dengan cepat menggelengkan kepala. "Bukan itu."
"Terus?"
"Tadi waktu di kantin Reygan sempat nyebut nama Aleta. Apa hubungan Reygan dengan Aleta?"
"Sebenarnya mereka gak ada hubungan apa-apa. Reygan tuh cuma penyakit dalam hubungan Arka dan Aleta," jelas Bella.
"Maksudnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU ITU SIRIUS
Teen FictionTuhan memberikan takdir terbaik dalam hidupku. Karena telah mengijinkan aku bertemu kamu. Sosok laki-laki penuh cinta dan luka. Laki-laki yang memiliki senyum tipis namun hangat. Laki-laki yang memiliki rasa takut akan kehilangan dan bahkan lupa car...