Chapter 22 : Kecewa

171 100 51
                                    


--***--

Arka memarkirkan mobil putih miliknya di parkiran sekolah. Ia melepas seatbelt, menyambar tas di jok belakang dan membuka pintu mobil. Untung saja hari ini jalanan tidak semacet biasanya. Sehingga mereka bisa sampai di sekolah dengan cepat.

Semua siswa yang masih berada di area parkiran sekolah, dibuat terkejut dengan kehadiran Arka bersama seorang gadis yang keluar dari dalam mobilnya. Mereka tidak akan seterkejut ini jika gadis itu adalah Jessy, hal itu sudah biasa. Tapi kali ini gadis yang bersama Arka bukanlah Jessy, melainkan gadis yang masih seumur jagung bersekolah di sekolah itu.

Seseorang gadis cantik berambut hitam ikal, tengah memandang tak suka dari jauh. Ia menggeleng gelangkan kepala dan menghela napas kasar tak percaya dengan apa yang ia lihat tepat di depan matanya. Begitu pula dengan kedua temannya yang saat ini sibuk berbisik heboh ketika melihat sesuatu yang langka dari Arka.

Ia adalah Marsya, dan kedua temannya yang selalu dengan setia mengekor kemanapun Marsya pergi. Marsya adalah salah satu gadis yang populer. Ia ketua tim cheers dan baru baru ini di kabarkan dekat dengan Arka. Marsya merasa bangga dengan rumor yang beredar tentang kedekatannya dengan Arka, seorang cowok yang sangat ia sukai itu. Ya walaupun jika Arka mendengarnya sendiri cowok itu tidak akan peduli.

"Jadi mereka beneran pacaran?" Salah satu teman Marsya berdecak, melipat kedua tangan dan tersenyum sarkas.

Marsya mendengus kesal, ia menoleh dan menatap tajam pada salah satu temannya yang baru saja membuatnya tak nyaman.

"Maksud gue gak gitu, Sya. Dia anak baru tapi udah berani deketin Arka yang sekarang jelas-jelas dekat sama lo," ucapnya beralasan.

Memilih diam, Marsya kembali fokus ke depan. Pemandangan tak mengenakan itu berhasil membuat kedua matanya panas. Tanpa berkata sepatah katapun, Marsya berbalik dan meninggalkan kedua temannya yang masih fokus kedepan dengan kemarahan yang memburu. Marsya bersumpah, setelah kejadian ini Ia tidak akan membiarkan Alana dapat mendekati Arka dengan bebas.

Arka mengambil ponsel yang sedari tadi bergetar dari saku celananya. Matanya memicing ketika terdapat notif pesan masuk pada layar ponselnya. Pesan itu dari Pak Hanly, guru sekaligus pelatih tim basketnya.

Arka menghela napas saat melihat dan membaca pesan itu. Pesan yang menyuruh Arka menemui Pak Hanly hari itu juga. Setelah Arka membalas singkat pesan itu. Ia memasukkan ponselnya kembali pada saku celana, dan di detik itu juga Arka menoleh kebelakang.

"Kamu duluan ke kelas, aku ada urusan penting."

Alana hanya mengangguk cepat. "Arka tung-" Gadis itu menggigit bibir bawahnya dengan ekspresi kecewa. Cowok itu bergegas tanpa menunggunya selesai berbicara. Padahal Alana hanya ingin mengucapkan rasa terima kasih karena telah bersedia menjemput dan membawanya sampai di sekolah dengan selamat.

Alana menghela napas pasrah, kemudian melangkahkan kaki menuju kelasnya. Saat menyusuri koridor Alana kembali di buat tak nyaman ketika semua pasang mata memandangnya dengan berbagai tatapan aneh. Belum lagi ia mendengar sayup-sayup tentang dirinya dari beberapa murid yang saat ini tengah berbisik bisik.

Berusaha tak peduli, Alana mempercepat langkahnya. Namun, langkahnya harus kembali berhenti ketika seorang gadis cantik bersama kedua temannya menghadang dan memandang Alana remeh.

"Kalian siapa?" tanya Alana.

Memilih tak menjawab pertanyaan dari Alana, Marsya hanya berdecih sembari tersenyum licik. "Jawab gue dengan jujur, lo siapanya Arka?"

Alana mengerutkan dahi heran. "Emangnya kenapa?"

"Jawab gue sekarang!" bentak Marsya.

Alana terperanjat ketika cewek yang muncul tiba-tiba itu membentaknya. Ia melirik kebelakang, bentakan Marsya cukup keras Sehingga berhasil membuat semua siswa yang berada di sekitar situ mendekat dan menjadikannya pusat perhatian.

KAMU ITU SIRIUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang