—***—"Tuhan terlalu baik membiarkan aku hidup terlalu lama, sementara Ia lupa telah mengambil gadisku secara paksa."
-Arka Raditya-
•••
Sudah hampir 10 menit Alana berdiri di depan pintu. Berkali-kali pula Alana mengetuk pintu kamar itu. Namun tetap saja tak ada jawaban.
"Arka, buka pintunya!!" teriaknya lagi dari luar pintu. Alana mendekatkan telinga, tak terdengar apapun dari dalam. Kemana cowok itu pergi, pikirnya.
Alana menghela kasar, tak ada pilihan selain masuk tanpa persetujuan. Toh, jika nanti Arka marah karena ia lancang masuk. Ia tinggal bilang bahwa Amara telah menyuruhnya, dan Alana tak bohong karena itu.
Gadis itu melongokkan kepala, kemudian masuk perlahan. Kamar itu tampak sepi, sang pemilik tak ada di sana. Atau mungkin, Arka memang sedang tidak di kamarnya. Ah, gadis itu tak mau peduli.
Mata Alana menelisik, melihat beberapa poster bertema basket di dinding dekat pintu. Juga beberapa deret alat musik yang sengaja cowok itu tempelkan pada dinding. Tak banyak hanya ada beberapa.
Gadis itu tersenyum saat langkahnya masuk lebih dalam. Kamar itu tampak rapi dan bersih. Dari ruangan itu juga tercium aroma lavender di sana. Ya, aroma kesukaan Alana, dan nyatanya cowok itu juga menyukainya.
Namun, senyum Alana memudar ketika ia tak sengaja melihat foto Arka dan Jessy di meja belajar. Rasanya sakit sih, tapi mau bagaimana lagi? Mereka itu sahabatan. Wajar jika cowok itu memajang foto Jessy.
Alana menghela, kemudian melanjutkan langkah melihat-lihat kamar Arka. Namun, langkahnya kembali berhenti ketika tangannya tak sengaja menjatuhkan sesuatu. Sebuah buku berwarna hitam polos.
Alana mengambilnya, sesekali membolak balikan buku itu. Warnanya hitam pekat dan polos, memang buku laki-laki. Lalu ia berharap apa? Warna warni. Gadis itu terkekeh, pemikiran gila.
Tanpa sadar Alana membuka buku hitam itu. Namun, saat masih membuka lembar pertama. Satu lembar foto terjatuh ke lantai. Cepat-cepat Alana memungutnya. Kemudian saat ia ingin mengembalikan foto ketempat asal. Ia menyadari sesuatu.
Alana memperhatikan foto itu lamat-lamat. Di foto itu ada Arka yang sedang merangkul seorang gadis. Bukan, bukan Jessy tapi orang lain, dan Arka tampak sangat bahagia di foto itu.
Alana membalik foto yang sudah tampak usang itu. Di detik berikutnya ia memekik karena terkejut, bahkan buku di tangannya hampir terjatuh. Ada beberapa deret kalimat di balik fotonya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU ITU SIRIUS
Teen FictionTuhan memberikan takdir terbaik dalam hidupku. Karena telah mengijinkan aku bertemu kamu. Sosok laki-laki penuh cinta dan luka. Laki-laki yang memiliki senyum tipis namun hangat. Laki-laki yang memiliki rasa takut akan kehilangan dan bahkan lupa car...