—***—
"Dulu aku sempat mengira kamu adalah orang asing yang hanya lewat lalu pergi. Namun sampai di titik ini aku sadar, kamu lebih dari yang ku kira."
-Kamu itu Sirius-
•••
Alana, membanting diri di kasur miliknya yang empuk. Matanya terpejam rapat-rapat dengan kedua tangan yang terentang. Pikirannya penuh dengan wajah laki-laki itu.
Perlahan Alana membuka mata, menatap langit-langit kamarnya yang kosong. Ingatannya kembali pada siang tadi. Di mana dirinya tak sengaja bertemu dengan Arka di taman.
Arka mengantarnya pulang setelah itu, namun tak ada percakapan apapun selama perjalanan. Bahkan, lelaki itu menolak mentah-mentah ketika Alana menawarinya untuk sekedar mampir.
Alana kembali bergelut dengan pikiran serta hatinya. Arka tak menjawab, pertanyaannya. Laki-laki itu hanya diam dan tersenyum tanpa memberinya jawaban. Kemudian di menit yang sama mengajaknya pulang begitu saja.
"Hobi banget bikin anak orang mikir," gumamnya. Alana menghela napas berat. Ia mengubah posisi tidurnya miring. Di raihnya ponsel yang sejak tadi setia menemaninya dalam keheningan.
Tangannya bergerak, membuka aplikasi Instagram. Mengetikkan satu nama yang sejak tadi tak mau pergi dari pikirannya. Gadis itu tetap menggulirkan layar sampai pada akhirnya berhenti ketika nama yang dicari sudah ia temukan.
Alana berdecak kagum. Seperti dugaannya, laki-laki itu memiliki lebih dari 8 juta pengikut. Namun, tak banyak foto maupun video. Hanya beberapa, dan itupun foto bersama keluarganya. Bahkan, tertera dengan jelas tanggal postingan terakhirnya. Satu tahun yang lalu, itupun hanya foto siluet gelap tanpa caption.
Alana menduga, Arka sengaja memposting foto itu untuk memberitahukan pada dunia bahwa hidupnya telah hancur.
Di tengah aktivitas Alana, seseorang mengetuk pintu kamar. Memanggil namanya dengan suara berat yang menyejukkan.
Siapa lagi kalau bukan, kak Leo.
"Dek, buka pintunya."
Alana bangkit, berjalan menuju pintu. Kemudian membukanya dengan satu gerakan.
"Kenapa kak?"
"Kamu sibuk?"
Alana berpikir sejenak kemudian menggeleng. "Enggak, ada apa?"
"Nih," Leo menyodorkan ponsel miliknya, membuat gadis itu bingung seketika. "Ada seseorang yang ingin bicara sama kamu."
Alana mengernyitkan dahi. "Siapa?"
Namun bukan mendapat jawaban, laki-laki itu hanya tersenyum. Kemudian meraih tangan adiknya dan meletakkan ponsel itu telapak tangan Alana.
"Hati-hati kalau ngomong sama dia, bisa-bisa kamu gak dapet apa yang kamu mau," bisik Leo sembari tertawa kecil, sementara Alana sudah terpaku di tempat.
Alana menutup pintu kamarnya setelah Leo berlalu dari sana. Meninggalkannya sebelum ia bertanya lebih jauh. Jujur, Alana sedikit takut mengingat perkataan Leo barusan. Kenapa ia harus berhati-hati?
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU ITU SIRIUS
Teen FictionTuhan memberikan takdir terbaik dalam hidupku. Karena telah mengijinkan aku bertemu kamu. Sosok laki-laki penuh cinta dan luka. Laki-laki yang memiliki senyum tipis namun hangat. Laki-laki yang memiliki rasa takut akan kehilangan dan bahkan lupa car...