Chapter 8 : Dia yang jauh dari harapan

240 126 71
                                    

--***--

Alana melirik jam tangan di tangan kirinya. Angka waktu menunjukan jam 7 lewat 10 menit. "Argh.." Alana mempercepat langkahnya menuju kelas. Untung saja tadi ia masih sempat masuk saat gerbang sekolah akan ditutup. Ia memperhatikan sekitarnya. Sudah sepi, tampaknya semua siswa lain sudah masuk ke dalam kelas masing-masing.

Alana mempercepat langkahnya berharap guru belum masuk ke dalam kelas. Ia menaiki tangga sekolah dengan cepat untuk Sampai di kelasnya yang berada di lantai atas. Saat Alana berbelok ia terkejut ketika merasa tubuhnya menghantam tubuh orang lain. Dengan cepat Alana menoleh dan mendapati seorang cowok tengah menatapnya.

"Sorry, Aku bener gak sengaja." Alana berkata dengan napas tersengal. Cowok itu hanya diam dan memperhatikannya. "Maaf banget ya. Aku buru-buru soalnya," tambahnya dengan wajah memohon.

Cowok itu menunduk sebentar, kemudian dengan cepat menatap Alana dengan tersenyum. "Gak papa kok, santai aja."

"Kalau gitu aku duluan ya, aku udah telat." Alana tersenyum dan berbalik hendak ke kelas, namun ketika Alana beranjak cowok itu menahannya dan mencengkram pergelangan tangan Alana.

"Lo anak baru?" tanya cowok itu dengan mata berbinar dan tanpa melepaskan cengkeramannya.

Alana mengangguk. "Em, bisa dibilang gitu. Aku baru 2 Minggu lebih sekolah di sini."

"Kok aku gak pernah lihat? Di kelas mana?"

"XII FISIKA 1," jawab Alana, kemudian perlahan ia melepaskan cengkraman dari cowok itu. Alana kembali melirik jam tangannya. "Maaf aku ke kelas duluan." Alana kembali tersenyum. Lalu secepat kilat ia berlari menuju kelasnya.

Cowok itu hanya berdiri mematung sembari melihat punggung Alana yang semakin menjauh dari pandangannya. "Cantik," gumamnya pelan. Cowok itu mengangkat wajahnya. "Gue harus tau namanya," tambahnya, yang kemudian berbalik dan melangkah menuju kelasnya.

--***--


Alana menghentikan langkahnya ketika ia sampai di depan kelas dengan napas tersengal. Ia menghela napas panjang saat mengetahui guru belum masuk kelasnya.

"Telat, lagi buk?" ledek Bella ketika Alana berhasil masuk dan duduk di kursinya.

"Iya nih, gara-gara kemaren gue baru tidur Jam 2 pagi." Gadis itu melipat kedua tangannya di atas meja kemudian menenggelamkan wajahnya.

"Ngapain aja sampai jam segitu belum tidur?" tanya Bella sembari sibuk dengan ponselnya. Alana hanya diam tak menjawab, dan dalam beberapa detik kemudian dengan cepat ia mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah tempat duduk Arka. Gadis itu mendapati kursi Arka kosong. Ia berpikir, apa karena kemarin Arka tidak datang ke rumah sakit. Ia menjadi drop dan sakit lagi.

"Gak usah dicariin, dia masuk kok. Cuma lagi ada perlu aja di ruang guru," ucap Bella seakan bisa membaca pikiran Alana. Alana menghela napas lega.

"S-siapa yang cariin." Alana beralasan.

Bella terkekeh, ia mendekatkan wajahnya dekat dengan telinga Alana. "Alah ngaku aja, lo kangen Arka kan?" Suara Bella setengah berbisik. Ia menatap wajah Alana yang sudah berubah kemerahan karena malu. Setelah menyadari itu Bella tertawa.

Tak berapa lama Alana menyapu pandangannya ke arah pintu. Seseorang guru masuk, kemudian di susul dengan Arka di belakangnya. Tak terasa Alana menyunggingkan senyum di bibirnya. Jika ia harus jujur, ia merasa tenang dan senang melihat Arka.

--***--

"Ayo Lan, suka lama deh lo." Bella menarik paksa lengan Alana yang tengah membereskan buku saat jam istirahat.

KAMU ITU SIRIUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang