Chapter 53 : Break a Friendship

119 9 4
                                    

—***—


"Kita bakal selalu sama-sama sampai nanti kita jadi kakek-kakek."

Saat itu mereka tertawa, sebelum pada akhirnya satu ingatan itu membuat masing-masing dari mereka lupa, bahkan terluka.

•••

Dalam beberapa detik Alana masih tak mampu untuk berkedip dengan apa yang ia lihat di depan matanya. Apalagi ketika laki-laki berkaca mata itu berjalan mendekat ke arahnya dengan begitu tampan. Bukan, alasan Alana begitu bukan lantaran terpesona. Dirinya hanya terheran, kenapa laki-laki itu muncul di larut malam begini. Terlebih, dari mana laki-laki itu mengetahui alamat rumahnya.

"Mingkem mbak, entar kemasukan laler."

Suara itu tanpa Alana sadari kembali menyeretnya pada kenyataan. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali. Serta menutup bibirnya rapat-rapat.

"Terpesona lo liat gue?" Laki-laki itu tertawa. "Gue emang seganteng itu," lanjutnya percaya diri.

"Dih, si PD."

"Ya harus dong."

Malas berdebat, Alana mengangguk dengan helaan pasrah. "Ngapain kesini malem-malem, Za?"

Reza menghela nafas ringan, kedua tangannya itu kemudian ia masukan pada saku celana. "Minta lo tanggung jawab!"

Jawaban itu berhasil membuat dahi Alana mengernyit. "Soal?"

Memutar bola mata, Reza membuka ponselnya. Menunjukan deretan pesan serta panggilan berkali-kali yang ia dapat dari Alana tadi sore. Tapi saat Reza hendak membalas pesan itu, gadis itu susah dihubungi.

"Bisa lo jelasin? Seharian ini lo bikin gue panik."

Sore tadi Alana bingung dan takut. Kebetulan, Reza adalah satu-satunya orang yang melintas di pikirannya. Lalu tanpa pikir panjang, Alana menghubungi laki-laki itu.

"Arka udah gak apa-apa, Za. Kenapa lo gak kesana langsung? Kenapa malah nyamperin gue? Kan yang sakit Arka."

Apa yang Alana katakan tidaklah salah. Reza pun sangat ingin datang langsung ketika mendapat kabar itu dari Alana. Namun seperti yang kita tahu, belum sempat Reza mengatakan sesuatu. Arka mungkin sudah mengusirnya terlebih dulu. Mengingat Arka sangat membencinya sekarang. Dan lagi, untuk saat ini Reza tak ingin Alana tahu tentang fakta persahabatannya yang renggang. Reza tidak ingin membuat gadis itu kembali merasa bersalah atas apa yang terjadi.

"Terus kotak yang lo maksud tadi apa?"

Alana sempat terdiam lama, sebelum akhirnya tanpa ragu mengeluarkan sesuatu yang terbungkus dengan plastik hitam dari dalam tas nya.

"Gue cuma bawa ini, Za." Plastik hitam itu Alana sodorkan pada Reza. Senyum gadis itu juga hilang bersamaan dengan Reza yang menerimanya.

"Gue gak tau siapa yang ngirimin teror terkutuk itu buat Arka. Tapi gue harap lo bisa bantu dia setelah lo lihat isi di dalamnya."

Tadinya Alana berpikir Reza akan terkejut setelah melihat isinya. Namun Alana salah, nyatanya dirinya hanya mendapati Reza geming dengan ekspresi yang mengeras.

KAMU ITU SIRIUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang