Chapter 31 : Hati yang Sakit

167 83 157
                                    


—***—

Semua siswa berhamburan keluar kelas saat bel pulang berbunyi. Menyisakan beberapa orang yang masih mau bertahan di sekolah dengan cuaca sepanas ini.

Alana meremat ponselnya kesal. Ia kini sekarang berada di parkiran sekolah. Berdiri sendiri di tengah padatnya motor dan mobil para siswa. Gadis itu tengah menunggu Bella yang sejak tadi menghilang setelah mendapat satu pesan singkat. Lebih parahnya lagi Bella menyuruhnya menunggu tanpa memberi kejelasan apapun.

Gadis itu menghela diiringi umpat-umpatan kecil. Menunggu Bella sama saja menunggu anjing bertelur. Mau sampai kapan ia berdiri sendiri di sana seperti ini. Padahal Bella sudah berjanji menemaninya mencari novel keluaran terbaru di toko buku.

"Bella emang anj—" Alana menepuk mulutnya sendiri ketika dirinya sadar akan berkata kasar. Gadis itu kembali menekan tombol call pada layar ponsel. Menunggu tersambung dan...

"Ahhhhh, gue tinggal lu lama-lama." Alana berteriak sembari menuding layar ponsel. Bagaimana tidak, ponsel Bella yang tadinya tersambung tiba-tiba di matikan begitu saja.

Gadis itu berdecak, kemudian menyandarkan tubuhnya pada bagian depan mobil dengan tangan terlipat di depan dada. Jika dirinya tahu akan seperti ini, Alana akan meminta Leo untuk menjemputnya tadi.

"Harus banget teriak-teriak?"

Alana terkesiap, ia memutar tubuhnya ketika suara dari belakang membuatnya terperanjat. "Nanti kalau orang kira kamu di apa-apain gimana?"

Matanya membulat, napasnya memburu dan bibirnya bergetar. Gadis itu mundur beberapa langkah saat orang itu mulai mendekatinya.

"Ng-ngapain kamu?" Alana tergagap, ia mengedarkan pandangan sama sekali tak ada orang di sana.

"Mau aku temenin, hm?" Senyuman sarkas itu membuat Alana bergidik. Setelah melontarkan pertanyaan menakutkan itu, Ketiganya tertawa.

"Ka-kamu pergi aja, aku gak butuh di temenin."

Alana semakin mundur, cowok itu gencar mendekatinya. Hingga pada akhirnya ia terhenti karena merasakan panas pada kakinya yang tak sengaja tersentuh knalpot motor. Alana sempat meringis tertahan. Tak ada yang bisa ia lakukan, ia sudah benar-benar tersudut sekarang.

"Pacar kamu yang penyakitan itu mana?"

"Udah mati kali," sahut salah satu dari mereka. Ketiga cowok itu kembali tertawa bersama.

"Katanya kamu pacarnya, tapi aku gak pernah lihat kamu sama dia. Atau.."

Reygan menggantung ucapannya, ia mendekat hingga wajah keduanya hampir bersentuhan. "Atau cuma pacar bohongan."

Alana tak menjawab ia kembali meringis. Perih di kakinya semakin terasa sakit. Gadis itu yakin luka bakar itu sudah melepuh sekarang.

Reygan kembali menjalankan aksinya, kali ini cowok itu menarik kasar dagu Alana sehingga mata mereka bertatap satu sama lain. "Lo pikir gue percaya, dengan pengakuan bodoh Arka yang ngakuin lo sebagai pacarnya."

Jantung Alana berdebar hebat. menahan sekuat tenaga agar butiran bening itu tak jatuh.

"Jawab gue dong cantik!" Suara Reygan terdengar lembut, tapi tidak dengan perlakuannya. Ia mencekram lengan Alana kuat hingga air matanya luruh. Gadis itu sangat takut namun, ia tak bisa melakukan apapun. Bahkan suaranya tertahan tak bisa mengeluarkan sepatah kata.

KAMU ITU SIRIUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang