--***--
__________________________________
Alana menutup rapat kedua telinganya ketika suara berisik Bella mengganggu tidurnya. Ia mengerang dengan mata yang masih terpejam. Ia meraih bantal lalu menutup wajahnya ketika suara berisik itu semakin keras.
"Bangun, Lannn!" teriak Bella, yang kini telah mendekatkan bibirnya pada Alana sembari mengguncang tubuhnya.
Alana membuka membuka sedikit kedua matanya. Ia melirik jam kecil yang berada di meja kecil samping tempat tidur. "Ah, masih pagi banget, Bell," ucap Alana lirih.
Tidak peduli dengan apa yang dikatakan Alana. Bella tetap memanggil berkali-kali sampai sahabatnya itu bangun. Mau tidak mau Alana harus bangun saat itu juga. Ia menyahut kesal bantal yang menutupi wajah Alana dan berteriak sekeras kerasnya tepat di samping telinga Alana yang terbuka.
"Bangunnnnn!"
Alana berdesis, dengan kesal ia memaksakan dirinya bangun. Mengubah posisinya dari berbaring ke posisi duduk. Alana menatap tajam Bella dengan mata yang masih berat. Sedangkan Bella tersenyum puas karena telah berhasil membangunkan Alana.
"Lo tau jam berapa sekarang?" tanya Alana datar.
"Ehem."
"Dan lo tau gue masih ngantuk banget?"
"Ehem."
"Terus kenapa lo bangunin gue?"
Bella terkekeh, ia memutar kepala Alana lembut, dan menunjuk pada jam kecil di meja samping tempat tidur Alana.
"Saatnya mandi." Bella beranjak kemudian mengambil handuk dan menyodorkan handuk itu pada Alana.
Alana mengangkat satu alisnya. "Maksud lo?"
"Ya mandi, habis ini Arka jemput lo kan?"
"Ya terus hubungannya apa? Arka dateng jam 6.30, dan ini masih jam 4 pagi."
"Udah deh Lan, kali ini aja lo nurut sama gue. Lo harus siap-siap mulai dari sekarang. Gue perlu banyak waktu untuk buat lo secantik mungkin hari ini," jelas Bella sembari melipat kedua tangannya di depan dada.
"Gak usah ngadi-ngadi deh lo. Lo mau apain gue? 1 jam cukup banget buat gue siap-siap."
Bella memutar bola matanya malas. Ia meraih dan menarik tangan Alana dengan paksa agar gadis itu tidak banyak bertanya lagi.
Alana mengerucutkan bibir sembari menyambar handuk yang tadi disodorkan Bella. Ia melangkah gontai menuju kamar mandi dan sesekali menguap lebar. Mau tidak mau ia harus menuruti Bella sebelum sahabatnya itu kembali berisik.
--***--
Alana menghapus paksa riasan pada matanya dengan tangan kanan. Detik itu juga Bella kembali mengoleskan eyeshadow warna coklat natural pada kelopak mata Alana. Tak lupa Bella juga menambahkan gliter di bagian tengah kelopak mata Alana secara tipis. Ia juga membubuhkan blush on warna peach dan mengoleskan lipstik warna pink. Sehingga riasan Alana tampak natural.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU ITU SIRIUS
Teen FictionTuhan memberikan takdir terbaik dalam hidupku. Karena telah mengijinkan aku bertemu kamu. Sosok laki-laki penuh cinta dan luka. Laki-laki yang memiliki senyum tipis namun hangat. Laki-laki yang memiliki rasa takut akan kehilangan dan bahkan lupa car...