• 0.10

5.6K 295 0
                                    

Setelah keributan tadi pagi, kini Veux masih tetap tenang duduk di bangku kantin bersama temannya.

"Al, kau tidak makan?" Tanya Bram

"Tidak, kalian saja" jawab Veux santai

Sedari tadi Veux hanya diam menatap datar mereka yang tengah makan di samping dan depannya.

"Makan"

Suara berat itu mengalihkan atensi seluruh penghuni kantin

"Apa itu?" Tanya Veux

"Sandwich"

Veux menerima pemberian dari Faux tanpa ada perkataan lain. Faux tersenyum devil sekilas lalu pergi.

"Emang enak ya?" Tanya Jeff

"Enaklah" jawab Arga

Veux terlihat sangat menikmati sandwich tersebut. Bahkan temannya sempat heran.

"Apa kau yakin tidak akan lapar lagi?"

Veux menggeleng yakin, lalu meraih botol air mineral di sampingnya dan meminumnya.

"Apa kalian ada masalah?" Tanya Veux

"Tidak, tapi sepertinya kau tidak akan kenyang dengan hanya memakan sandwich"

Veux mengendikan bahunya acuh, dia tidak ingin berdebat sekarang.

"Apa luka di perutmu sudah kering?" Tanya Nick

"Tentu saja belum" jawab Veux datar

"Lalu, kenapa kau sudah berangkat?"

"Aku bosan di rumah" jawab Veux

Tak ada pembicaraan lain sampai mereka kembali ke kelas melanjutkan pelajarannya lagi.

V•e•u•x


Kembalinya mereka berdua ke mansion, bukannya mendapat makan siang, namun malah mendapat Omelan dari semua pihak.

"Sebenarnya kalian ada masalah apa sampai bertengkar di sekolah?"

"Dan juga balapan di jalan raya?"

"Kenapa juga harus marah-marah kamu Faux?"

Faux yang di hujani pertanyaan pun menghela nafasnya lelah. Adiknya yang salah dia yang dimarahi.

"Bukan aku penyebabnya, tapi Veux. Dia menyesap Vape, yang mengajakku balapan, dan bahkan kalian memarahiku?" Tanyanya balik

"Tapi kamu kan yang lebih dewasa dari adikmu, jadi cobalah untuk menasihati" ujar Poix

"Menasihati Veux itu susah, lebih baik menasihati kucing"

"Kucing!?"

Semua orang menoleh menatap Veux sedikit heran, kenapa malah menjadi kucing!?

"Dimana kucingnya dad?" Tanya Veux antusias

"Tidak ada kucing, Veux" jawab Peux

"Tadi katanya kucing?"

Faux bahkan ingin mengubur Veux hidup-hidup, ia memang tau jika Veux tidur, tapi ya.. tidak seperti ini juga.

"Lebih baik kamu ke kamar dan tidurlah" ujar Jeux yang langsung menarik tangan Veux menuju ke lift

"Tapi katanya kak Faux membawa kucing?" Kekeh nya

"Tidak, dia tadi hanya melihat sekilas" alibi Jeux

Jeux mengantar Veux ke kamar, sebelum anak itu membuat Faux darah tinggi di sana.

"Tidurlah" titah Jeux

Veux mengangguk lalu mendorong punggung Jeux untuk keluar dari kamarnya. Dan menutup pintu.

"Veux" tegur Jeux dari luar kamar

"Maaf kakak, aku mau istirahat, sampai nanti" balas Veux datar

Jeux kembali ke ruang keluarga, dan di sana masih tetap ada perdebatan.

"Apa kalian tidak bisa diam? Mengganggu saja" ujar Ceux yang menengahi

Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke kamar mereka masing-masing. Bahkan Veux yang menyaksikan dari cctv pun tertawa kecil.

"Ternyata kakakku bisa menjadi penengah di sana.." ujarnya bangga

Beda lagi dengan Faux. Anak itu sedang memaki mati-matian adiknya di dalam kamar.

"Awas saja kau Veux! Aku akan membalas mu!" Geram Faux

Veux di kamar pun tertawa lepas melihat kakaknya kesal akibat ulahnya. Sungguh adik yang baik.

"Maafkan aku kak, hanya saja itu lucu" ujarnya di sela tawan-nya.

Semua anggota keluarga yang menyaksikan dari cctv pun ikut tertawa kecil, tak pernah mereka tertawa dan tersenyum seperti itu selain melihat tawa Veux yang membuatnya candu.

𝖆𝖙𝖙𝖆𝖑𝖎 '𝖛' 𝖋𝖆𝖇𝖗𝖊𝖌𝖆𝖘𝖈𝖍𝖆 [𝖊𝖓𝖉]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang