0.52

1K 71 0
                                    

Sudah selama dua bulan ini setelah Veux benar-benar diajak pulang oleh Ceux ke mansion Fabregas, kini hidup Veux sudah tidak bebas seperti dahulu.

Sudah dua Minggu juga, Veux kini tengah menjalani aktivitas yang biasa di sebut terapi untuk para pecandu psikotropika.

Dan selama tiga Minggu juga Veux telah menghabiskan sekitar setengah dari isi card miliknya untuk memodifikasi motor kesayangannya, bersama para temannya yang lain.

Kini motor yang dulu berwarna biru tua metalik sekarang berganti menjadi hitam dengan stiker bertuliskan Ducati, yang merupakan ciri khas dari motor Ducati itu sendiri.

Dan juga mobil yang dulunya berwarna silver metalik sekarang berganti menjadi Gold yang membuat kesan menjadi lebih menarik.

Bahkan mobil lainnya pun di modif sesuai keinginannya. Tidak ada larangan ataupun memarahi asalkan Veux tetap di mansion dan tidak pergi kemana-mana.


.+.+.+.

Kini semua anggota keluarga tengah disibukkan dengan kegiatan mereka masing-masing.

Aux kini tengah sibuk dengan ponselnya yang sedari tadi berdering hampir setiap menit.

Jeux kini tengah berkutat dengan berkas kantornya dibantu dengan Ceux.

Faux sudah berangkat ke sekolah sejak 10 menit yang lalu.

Peux dan Poix tengah berdiskusi tentang apa yang akan mereka sampaikan saat rapat nanti.

Bagaimana dengan Veux? Ia masih tetap di dalam kamar, karena ia baru saja mandi setelah ingat jika sebentar lagi ia harus pergi ke pusat rehabilitasi dan bertemu dengan Dr. Mitha.

.+.

Seperempat jam, kini Veux sudah berpakaian kasual dengan ponsel di genggaman tangan kanannya.

Ting!

Tak ada yang menoleh satupun dari anggota keluarganya. Bahkan hanya para bodyguard yang menoleh.

Tanpa berkata apapun Veux langsung saja berjalan lurus untuk keluar dari mansion.

Ia masih berjalan tanpa ekspresi ke arah mobil warna gold miliknya.

Langkahnya terhenti saat melihat seorang pemuda yang tengah memotong rumput di halaman mansion.

"Panggil dia!"

Salah satu bodyguard langsung saja memanggil pemuda tersebut, dan membawanya ke hadapan Veux.

Veux yang mengamati pemuda tersebut dari atas hingga bawah. Kepala yang tertunduk, kaos lusuh dan celana yang sobek-sobek, bahkan kulit yang kotor karena tanah.

"Pergi mandi sekarang, saya tunggu!"

"Baik tuan" jawabnya

Pemuda itu langsung saja pergi dari hadapan Veux untuk mandi sesuai perintah dari Veux.

Lebih dari 20 menit, kini pemuda itu telah berganti pakaian dan menghampiri Veux.

Kemeja biru tua yang terdapat coretan kecil di bagian kerah, celana panjang yang terdapat sobekan di lutut, dan sendal gunung yang terlihat baru.

Jika diamati pemuda itu mempunyai satu lesung Pipit di pipi kanannya, dan juga manik mata hitam yang menawan.

"Naik!"

Interupsi dari Veux dari dalam mobil membuat pemuda tersebut langsung saja membuka pintu mobil bagian penumpang, di samping Veux yang mengemudi.

Mobil tanpa penutup atas mengundang banyak perhatian dari beberapa kalangan, pasalnya tidak ada yang pernah melihat Veux berkendara dengan kecepatan di atas rata-rata.

Mobil berhenti di depan basecamp, sudah banyak orang di sana, dan sepertinya Veux juga terlambat.

"Veux, darimana saja kau? Aku sudah menunggumu selama satu jam"

Veux nampak tersenyum manis pada Nicky, "Maaf, aku baru saja bangun"

Tatapan mereka beralih pada seorang pemuda yang masih berdiri di belakang Veux dengan kepala menunduk.

"Siapa yang kau bawa Veux?" Tanya Arga

Veux nampak menoleh ke belakang "siapa namamu?"

Pemuda tersebut mendongak, "Lio tuan" jawabnya

Keheningan di sana membuat jantung dari pemuda bernama Lio itu berdetak kencang.

"Kau ingin pergi kemana Veux?" Tanya Jeff

"Rehab" jawabnya singkat

Tak ada perkataan lain, mereka mengikuti arah mobil Veux yang sebenarnya sangat sulit dikejar.

Pemuda tersebut masih diam menurut atas semua perintah dari Veux yang mutlak.

"Apa kau putra dari Vito Barack? Yang merupakan kepala koki di dapur?"

Satu pertanyaan dari Veux sontak membuat Lio menoleh, "Be-benar, saya mohon jangan pecat ayah saya, saya hanya-"

Perkataannya terhenti saat Veux menoleh sekilas ke arahnya dengan tatapan tajam.

"Berapa umurmu? Pendidikan? Pengalaman?"

Huh?

𝖆𝖙𝖙𝖆𝖑𝖎 '𝖛' 𝖋𝖆𝖇𝖗𝖊𝖌𝖆𝖘𝖈𝖍𝖆 [𝖊𝖓𝖉]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang