Disinilah mereka semua sekarang berada. Tempat yang gelap, bau anyir menyebar di setiap penjuru ruangan, dan bunyi rantai bergesakan.
Nicky dkk sudah mengintrogasi orang yang disebut anak buah Digo oleh Nick.
Sedangkan Veux baru saja datang, dan anehnya dia berhenti, berbalik badan menatap sel yang sedikit terang, terdengar suara isakan tangis, dan gesekan rantai.
Nicky menepuk bahu kanan Veux, sampai Veux terperanjat, "kenapa kau berhenti?" Tanyanya
"Ada seseorang di sana"
Nicky memicingkan matanya bingung, begitujuga Veux yang menatapnya datar.
Veux mendekati sel itu, temannya mendekat untuk melihat apa yang sedang Veux lihat.
Tiba-tiba saja ada seorang yang mencul di depan mereka menubruk pagar sel sampai menimbulkan bunyi yang nyaring.
Pakaian yang lusuh, rantai di tangan, kaki, dan lehernya. Tubuh yang kotor dan juga mata merah.
"Tuan, bantu saya keluar dari sini"
Veux masih menatapnya datar, sampai orang itu menunduk takut.
"Kau siapa?"
Orang itu mendongak, tangannya menghapus air matanya. "Saya Rion tuan"
"Jelaskan dengan lengkap"
Orang itu tersentak mendengar suara berat Veux yang seperti memerintahkannya.
"Sa-saya h-hacker tuan, saya disini karena tidak sengaja membobol aset perusahaan Fabregas"
Veux melirik ke arah Nick, Nick pun melenggang pergi dari sana untuk menemui Jack.
Terjadi keheningan di ruang bawah tanah tersebut, sampai Nick datang membawa berkas bersampul biru
Veux membaca berkas yang diberikan oleh Nick, dengan sesekali menoleh pada orang itu.
Nama : Rion Harris
Profesi : Hacker
Umur : 19 Tahun
Dia ditahan di ruang bawah tanah oleh tuan Peux selama dua tahun, karena kesalahannya yang membobol aset perusahaan Fabregas.
Veux memberikan berkas itu kembali pada Nick, tatapannya sepenuhnya mengarah pada orang itu.
"Aku akan membebaskan mu, tapi kau harus membantuku. Jika kau berkhianat akan aku penggal kepalamu"
Orang itu mengangguk yakin, "saya berjanji tuan, demi tuhan. Tapi tolong bebaskan saya"
Veux nampak belum yakin, tatapannya juga masih datar, bahkan dingin.
"Saya berjanji akan memberikan semua informasi tentang apa yang anda inginkan tuan, tapi saya mohon bantu saya keluar"
Veux menoleh pada Nick, Nick menggeleng.
"Tinggallah di villa ku, dengan satu syarat.."
Orang itu mengangguk dengan mata berbinar
"Berikan aku informasi mengenai Digo, pembunuh berdarah Kanada"
Orang itu terdiam, dahinya berkerut bingung.
"Maaf tuan, saya tidak bisa membobol informasi mengenai dirinya, karena itu sangat susah"
"Aku tidak tau hal itu, jadi aku menginginkan informasi mengenai dirinya lengkap. Tanpa ada pengecualian" ujar Veux
Orang itu mengangguk, "Saya usahakan tuan"
Veux pergi meninggalkan orang tersebut dengan temannya, untuk kembali pada orang yang tengah terduduk dengan rantai melilit di tubuhnya.
"Siapa yang menyuruhmu?"
Suara Nick nampak berat membuat orang tersebut mendongak dengan cepat
"Tidak ada" jawabnya cepat
Nick tersenyum miring mendengar itu kemudian merangkul Veux dari samping kanan.
"Target kita begitu menarik Veux, apa kau ingin langsung membunuhnya?"
Veux menoleh tentu saja dengan seringaian di bibirnya, "Siksa dulu Nick nampaknya itu lebih baik" jawabnya
Nick menyeringai devil menatap Veux, tanganya langsung menarik Revolver di belakang kemeja, dan menodongkannya ke pelipis kiri orang tersebut.
"Siapa yang menyuruhmu?" Ulang Veux dingin
Glek
Orang itu menatap ngeri reaksi Veux, "Digo" jawabnya
Temannya melepaskan rantai yang melilit di tubuh orang tersebut. Lantas saja Veux menarik kerah kemeja orang tersebut dan memukulnya sampai tersungkur ke tanah.
Dugh
Bruk
Bukh
Bukh
Dugh
"Ampun tuan, maafkan saya"
Orang tersebut memeluk kaki Veux dalam kondisi tengkurap, darah bercucuran dari pelipis, hingga kakinya.
Veux menarik kemeja bagian belakang orang tersebut, membawanya ke depan sel Rion.
Nick membuka kunci gembok sel Rion, beserta rantai yang berada di tubuh Rion. Dan berganti melingkarkan rantai tersebut pada tubuh orang tersebut.
Tubuh Rion bergetar saat berada di samping Veux.
"Selamat bersenang-senang di dalam sel ini"
Nicky menarik tangan Rion membawanya keluar mansion, bersama temannya yang lain, kecuali Veux.
"Diam di sana!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝖆𝖙𝖙𝖆𝖑𝖎 '𝖛' 𝖋𝖆𝖇𝖗𝖊𝖌𝖆𝖘𝖈𝖍𝖆 [𝖊𝖓𝖉]✓
Ficção AdolescenteBagaimana jika seorang remaja yang baru saja menginjak kata 'Remaja' nekat kabur dari kekangan keluarganya yang dibilang super overprotektif terhadapnya. Bahkan tak hanya Keluarga, Sepupunya juga ikut overprotektif terhadap dirinya. Ia di jaga oleh...