Dari tibanya mereka di mansion sampai hari berganti malam, Veux masih tetap di kamar, walaupun ia tidak tidur.
Tok tok tok
"Veux, keluar boy, sudah waktunya makan malam"
"..."
Tak ada sahutan dari Veux, yang membuat Mereka yang sedang berdiri di depan pintu gelisah.
"Baby, kamu dengar kakak kan?"
"..."
Masih sama, bahkan pintu rahasia di kunci oleh Veux, tak ada jalan lain lagi sekarang.
Jack yang sedari tadi mencoba membuka cctv mansion pun terkejut dengan apa yang dilakukan oleh tuan mudanya sekarang di kamar, dan tunggu.. siapa orang yang memakai jaket kulit yang tidak asing tersebut?
"Tuan, ini siapa?" Tanya Jack yang menunjukkan cctv yang sudah di jeda
Peux memperhatikan setiap gerak-gerik orang tersebut, ia mengenal orang itu, tapi belum mengingatnya.
"Zee" gumam Ceux yang mengalihkan atensi mereka pada Ceux
Sekarang mereka mengingatnya, dia adalah Zee Charlie. Tapi untuk apa ia datang ke kamar Veux.
Dilihat dari cctv jika Veux duduk di ayunan rotan dengan menyesap Vape miliknya, dan menghiraukan Zee yang berbicara sembari berdiri di depannya dengan tangan di saku jaket.
Terlihat jelas jika Zee memberikan sebuah Kalung tali hitam berliontin batu giok yang telah diukir di dalamnya dengan huruf V yang terlihat jika terkena sinar secara dekat.
"Itu adalah identitas dari Zee, untuk apa dia memberikannya pada adik, Dad?" Tanya Jeux
"Dia sudah menandai Veux di bagian pergelangan tangan" jawab Peux
"Tanda bulan itu!? Bagaimana bisa!?"
Semua orang terkejut mendengar jika Veux sudah di tandai oleh Zee sebagai bagiannya.
"Saat ia di rumah sakit, dan saat kita bekerja" jawab Peux
Mereka baru mengingat jika Veux pernah di tinggal sendiri di ruang inapnya, karena mereka yang mementingkan pekerjaannya daripada Veux.
"Arrghh, seharusnya kita tidak memilih pekerjaan daripada Veux!" Geram Ceux
"Sudah terjadi, tidak bisa di ulang lagi, boy" ujar Poix
Tapi tunggu, kenapa di cctv, Veux terlihat meninggalkan Zee yang masih berbicara padanya, bahkan seperti menghindar dari Zee?
Tok tok tok
"Boy, ini Daddy, buka pintunya!"
Ceklek
Veux membuka pintu kamarnya dengan santai masih menyesap Vape miliknya.
"Ada apa?" Tanya Veux
"Makan malam, baby" jawab Faux
Veux menggeleng, "nanti saja" jawabnya
Veux kembali tiduran dengan bermain game di iPad nya, dan sesekali menyesap Vape nya.
Ceux turun tangan untuk menemani adiknya di kamar, sebelum ada Zee kembali datang untuk berbuat yang tidak-tidak pada adiknya.
"Baiklah, maid akan membawakan makanan kalian ke sini" ujar Poix
Ceux mengangguk, tangannya membelai Surai coklat Veux. Ceux memang duduk di samping Veux, namun pandangannya menatap luar pintu balkon.
"Kenapa tadi saat kami panggil kamu tidak keluar?" Tanya Ceux
"Aku pikir itu hantu"
Ceux mengacak rambut Veux gemas, "tidak ada hantu yang mengetuk pintu, baby boy" ujarnya
"Ada"
"Mana?" Tanya Ceux
"Tadi, sekitar 30 menit yang lalu"
Ceux tertawa kecil, lalu meraih ponselnya untuk mengecek email dari bawahannya.
"Dimana ponsel lama ku kak?"
Ceux menoleh, "kakak sudah memberikanmu yang baru bukan? Pakai saja itu" jawabnya
Veux mendengus kesal, "aku mau yang lama kak"
Ceux menggeleng, "yang baru atau tidak pakai selamanya?"
Veux menyumpah serapahi kakaknya yang tengah mengancamnya mentah-mentah dengan datarnya.
"Dasar kakak tua, taunya hanya mengancam, tapi kalo di ancam marah" gerutunya
Ceux tersenyum mendengar adiknya yang kesal padanya.
"Kakak mendengar semuanya, baby boy"
"Dasar kakak tua!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝖆𝖙𝖙𝖆𝖑𝖎 '𝖛' 𝖋𝖆𝖇𝖗𝖊𝖌𝖆𝖘𝖈𝖍𝖆 [𝖊𝖓𝖉]✓
Teen FictionBagaimana jika seorang remaja yang baru saja menginjak kata 'Remaja' nekat kabur dari kekangan keluarganya yang dibilang super overprotektif terhadapnya. Bahkan tak hanya Keluarga, Sepupunya juga ikut overprotektif terhadap dirinya. Ia di jaga oleh...