Sudah lima hari ini setelah kejadian dimana ia dimintai bantuan oleh orang asing, kini ia mulai sekolah lagi.
"Boy, makan sarapan mu dulu, baru berangkat"
Veux menatap Peux sekilas lalu duduk di samping Jeux.
"Dad, apa Daddy kenal dengan Zee Charlie?"
Semua aktivitas makan mereka terhenti, bahkan tatapan mereka mengarah pada Veux.
"Tidak usah dekat dengan orang itu" desis Ceux
"Kenapa?" Tanya Veux
"Dia psikopat gila, bisa membunuh tanpa rasa kasihan" jawab Faux
"Memangnya kalian tidak seperti itu?"
Veux menyindir mereka dengan tatapan elangnya, bahkan mereka sampai menggeram ingin marah.
"Kami masih punya hati" bela Aux
"Iya, hati batu" sahutnya
Mereka mencoba bersabar menanggapi ucapan Veux.
"Aku berangkat dulu"
Mereka sampai memijit Pangkal hidung mereka, sungguh menghadapi Veux tidak mudah.
Sesampainya di sekolah, Veux terlambat masuk ke dalam kelas. Apalagi ini adalah jam pelajaran guru killer.
Tok tok tok
"Permisi, Maaf pak, boleh saya masuk?"
Guru tersebut memasang ekspresi tak suka pada Veux.
"Apa kamu tidak tau sopan santun? Sudah tau terlambat kenapa kamu ke kelas? Tidak usah sekolah sekalian"
Nicky menatap guru itu nyalang, banyak sumpah serapah di batinnya untuk guru tersebut.
"Saya tau pak, saya diajari oleh mendiang mommy saya untuk sopan santun. Dan untuk terlambat, saya tadi menaiki mobil, dan terjebak di kemacetan pagi" jawab Veux datar
"Alesan kamu! Bilang aja kesiangan bangun!" Desak guru itu
Brak !
Pintu kelas di tutup oleh Veux dengan kencang, lalu pergi meninggalkan area kelas.
Fisik lelah karena berlari, sekarang mentalnya diuji oleh guru killer.
Setelah setengah jam, ia kembali lagi ke kelas, untuk menyampaikan pesan pada guru tersebut.
"Kenapa kamu kembali lagi?"
Veux tersenyum miring, dan berjalan ke bangkunya, menaruh tas di atas meja dan duduk.
"Jawab pertanyaan saya, Attali!"
"Silahkan keluar Pak, anda di skors selama satu Minggu oleh pihak sekolah" ujar Veux santai
"APA!? Jangan bercanda kamu!"
Veux mengendikan bahunya acuh, dan mengeluarkan teman kesayangannya.
"Hitung mundur dari 5" interupsi dari Nicky
Lima!
Empat!
Tiga!
Dua!
Satu!
Brak!
Faux dkk datang dengan mendobrak pintu kelas Veux. Bahkan terdapat aura kemarahan dari Faux dkk.
"Maaf tuan muda, ada yang bisa saya bantu?" Tanya guru itu sedikit menunduk
"Cih! Kau menunduk padaku, dan membentak pada adikku?"
Semua orang terkejut mendengar kata 'adik' keluar daru mulut Faux. Tatapan mereka mengarah pada Veux.
"Siapa yang anda maksud tuan muda, Faux?"
Faux tersenyum devil, "Attali Veux Fabregascha, dia adikku. Putra bungsu keluarga Fabregas" jawabnya lantang
Semua orang sampai menutup mulut mereka karena terkejut oleh fakta yang terjadi.
"A-a-al? Dia adalah adikmu?"
"Silahkan keluar, anda di skors"
"Tapi tuan-"
"Keluar atau saya pecat?"
Guru tersebut langsung saja melenggang keluar sebelum pekerjaannya lenyap.
Faux dkk keluar kelas dengan santainya seperti tidak terjadi apapun sebelum itu.
Di kelas Veux semua orang masih terdiam, bahkan temannya membeku menatap Veux
"Identitas aslimu terkuak sudah, Veux" ujar Nicky yang mengundang banyak perhatian
"Terimakasih banyak, Nicky" jawab Veux datar
"Jadi.. kau adalah bungsu keluarga Fabregas?" Tanya Arga
"Benar" jawab Veux
"Lalu kenapa kau menyembunyikan ini semua dari kita?" Geram Arga
"Maaf, hanya saja aku lebih suka dikenal dengan nama Al" jawab Veux
"Dan kenapa Nick tau?"
"Karena dia adalah anak dari teman Daddy ku" jawab Veux
Nicky tersedak air mineral saat mendengar fakta dirinya yang jarang diketahui oleh orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝖆𝖙𝖙𝖆𝖑𝖎 '𝖛' 𝖋𝖆𝖇𝖗𝖊𝖌𝖆𝖘𝖈𝖍𝖆 [𝖊𝖓𝖉]✓
Teen FictionBagaimana jika seorang remaja yang baru saja menginjak kata 'Remaja' nekat kabur dari kekangan keluarganya yang dibilang super overprotektif terhadapnya. Bahkan tak hanya Keluarga, Sepupunya juga ikut overprotektif terhadap dirinya. Ia di jaga oleh...