• 0.34

1.7K 128 0
                                    

Pagi ini, saat Veux membuka matanya, ia tidak melihat ada seseorang pun dalam ruang inapnya tersebut.

Ia bahkan masih setia bermain game di iPad milik kakaknya, Sampai saat ini.

Tok tok

Ceklek

Perhatian Veux teralih ke seseorang yang baru saja mengetuk dan membuka pintu.

Seorang pemuda dengan manik mata coklat Hazel, berpostur tubuh tinggi, kulit putih, dan juga wajah yang datar.

"Maaf, anda siapa ya?"

Veux berani membuka suara saat orang itu berjalan mendekati dirinya.

Orang tersebut bahkan tak menjawab, ia menaruh paperbag warna biru tua berlogo sayap.

"Anda siapa ya?"

Orang itu tersenyum manis pada Veux bahkan Veux tergidik ngeri melihat ekspresi orang tersebut berubah.

"Kau akan tau aku diriku secepatnya. Jangan buang hadiahku, dan semoga cepat sembuh"

Setelah menjawab orang tersebut melenggang pergi dari ruangan itu. Menyisakan Veux yang masih tercengang dengan jawaban orang itu.

Veux membuka paperbag besar itu, tangan kanannya mengambil memo unik di dalamnya. Ia melirik sekilas isi dari paperbag tersebut yang ternyata adalah miniatur mobil Lamborghini biru metalik yang berplat nomor asing.

To : Fabregascha

Hai kesayangan kakak, kakak harap kamu selalu tersenyum dan tertawa seperti biasanya.

Kau akan tau siapa diriku yang sebenarnya, tapi nanti, bukan sekarang.

-A


Veux mengingat Salah satu inisal yang sering mengirimkan hadiah padanya.

Ia tak ambil pusing, memo tersebut ia letakkan kembali ke dalam paperbag tersebut dan menaruh paperbag tersebut di bawah, depan nakas.

Tak lama setelah itu, ia memilih untuk tidur dengan memeluk iPad milik kakaknya.

Sampai sore pun tiba, saat ia membuka mata, sudah ada keluarganya lengkap.

"Hai boy, bagaimana tidurnya? Nyenyak?" Veux mengangguk

Netranya melirik ke bawah melihat kakaknya Jeux sedang berjongkok dengan membaca memo dari orang tadi pagi.

"Dari siapa ini?" Tanya Jeux

"Entah kak, dia tidak memberitahu namanya" jawab Veux.

Faux mendekat, "Siapa kira-kira kak?" Tanyanya

"Entah, aku juga tidak punya musuh dengan inisial seperti ini" jawab Jeux.

Mereka masih termenung memikirkan siapa yang sering mengirim hadiah pada Veux, itu masih menjadi misteri.

Sheett

"Ups.. sorry.. ganggu ya? Aku mau jenguk adikku saja"

Ceux mendelik tajam pada orang itu, "siapa yang kau panggil adikmu Zee? Dia adikku!" Desisnya tak suka

"Tapi kan aku lebih tua darinya, maka dari itu aku harus menjadikannya adikku"

"Tidak ada hubungannya antara umur dan pengklaiman" geram Aux

"Kau-"

"Diam!" Bentak Veux

Mereka akhirnya terdiam, bahkan masih saling menatap dengan sinis.

"Hai Veux, aku bawakan kau coklat dan juga kue kacang almond"

Zee memberikan dua box kotak pada Veux. Satu isi coklat, satu isi kue kacang almond.

"Terimakasih kak"

Zee tersenyum manis mendengar Veux memanggilnya kak secara langsung.

Bisakah kita bunuh dia!?.

Kita kembalikan ke rehabilitasi saja, otaknya terganggu.

Buang ke laut bisa tidak sih!?

Aku ingin memakinya habis-habisan!!.

𝖆𝖙𝖙𝖆𝖑𝖎 '𝖛' 𝖋𝖆𝖇𝖗𝖊𝖌𝖆𝖘𝖈𝖍𝖆 [𝖊𝖓𝖉]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang