"Ini semua karena Daddy! Coba Daddy kemarin enggak bikin nyaman, mungkin aku sudah memakan waffle ku itu!"
Ribut ✓
Ricuh ✓
Kacau ✓
Sepagi ini, Veux marah-marah bahkan menggerutu. Seluruh penghuni mansion sampai terbangun. Hingga para kakaknya sekarang terduduk di lantai dengan memeluk bantalnya masing-masing dan bersandar, bahkan mereka tertidur.
"Tenanglah sebentar boy, semalam kamu memang sudah mengantuk, dan-"
"Arrrgggghhh!!!! Itu juga karena Daddy!" Kesalnya
Poix dan Peux sampai mengelus dadanya untuk sabar, menghadapi Veux yang sedang marah bukanlah hal yang mudah.
"Dan kau, Jack!"
Jack yang sedari tadi diam di ambang pintu pun tersentak, mendengar tudingan Tuan mudanya yang membuatnya berkeringat dingin.
"Saya kenapa tuan?" Tanya Jack
"Kenapa kau tidak membangunkan ku semalam!?" Geram Veux
"Maafkan saya tuan muda, tapi anda sudah tidur" jawab Jack halus
Veux menatap Jack tajam, seperti siap untuk membunuh secara langsung. Sedangkan yang di tatapan menundukkan kepalanya takut. Jack tidak bersalah kenapa ikut tersangkut ke dalam masalah?
"Aishh.. sudahlah Baby, lebih baik kalau kamu istirahat lagi" ujar Feux yang merengkuh
"Aku mau waffle red-berry lagi~"
What The hell!!!
Mereka semua sampai melebarkan pupil matanya bahkan yang tertidur pun membuka matanya lebar-lebar. Darimana mereka bisa mendapatkan waffle di pagi hari seperti ini?
"Baby, nanti siang kakak belikan ya, sekarang baby istirahat" bujuk Ceux sedikit halus
"Enggak! Aku maunya sekarang kak~" ujarnya memelas
"Tidak ada yang jual di pagi hari seperti ini" ucap Jeux yang terlihat frustasi
"Cari lah kak!" Kesalnya
Mereka sampai menghela nafas beratnya, mencari makanan yang sangat sulit di dapat di pagi hari membuat mereka harus berpikir positif jika makanan itu ada di pagi hari.
"Baiklah" jawab mereka serentak
Mereka beranjak pergi dari kamar Veux kecuali Jack. Jack masih tetap di dalam kamar Veux karena perintah dari Peux.
"Lalu? Kenapa kau masih di sini?" Tanya Veux
"Saya di perintahkan untuk menemani anda tuan muda" jawab Jack seadanya
Veux mendelik tajam mendengar itu. Namun ia tak mempermasalahkan hal itu sebenarnya. Ia pun beranjak dari tempatnya berdiri untuk membersihkan dirinya.
Apa salahku tuhan? Kenapa aku juga di hukum untuk tetap di dalam kandang singa?. Batin Jack yang sebenarnya teriak frustasi di dalam hatinya.
Sudah dua jam Jack hanya duduk di sofa kamar Veux, dengan Veux yang menonton film kotak kuning berongga. Sebenarnya ia lelah harus diam menonton film bodoh seperti itu, tapi juga ia masih sayang nyawa sehingga tetap berada di kamar itu.
Duk!
Mereka terkejut mendengar suara benda menghantam pintu kamar Veux, bahkan sangat nyaring.
Terdengar keributan di luar. Oh.. mereka baru menyadari jika Aux dan Faux sedang beradu mulut di depan pintu kamar.
Ceklek
Peux datang dengan membawa box berwarna biru muda yang unik. Itu adalah box yang sama dengan box kemarin.
"Ini boy, dimakan. Daddy pergi dulu" ujar Peux yang mengecup ujung kepala Veux lalu bergegas pergi.
Jack masih tetap menatap pintu yang sudah tertutup itu, ia masih bergulat dengan isi pikirannya.
"Ada apa Jack?"
"Eh--? Itu tuan, kenapa tuan muda Aux dan Feux tidak masuk ke kamar ya?" Tanya Jack
"Sebentar-"
Veux mengambil iPad miliknya di dalam laci meja, dan membuka cctv rumah. Terlihat jika Dua menit yang lalu Aux dan Faux sudah meninggalkan tempat tadi mereka berdiri karena di panggil oleh Poix.
"Ehem... Mereka sudah pergi dipanggil Papa" ujar Veux santai lalu melanjutkan acara makannya yang tertunda
"Iya tuan" jawab Jack
"Aku mau tanya Jack, sebenarnya ponselku itu ada dimana?" Tanya Veux sedikit heran
Deg !
"Sa-saya tidak tau tuan, maaf" jawab Jack gugup
Bahkan Veux pun mulai curiga jika Jack mengetahui dimana ponselnya berada saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝖆𝖙𝖙𝖆𝖑𝖎 '𝖛' 𝖋𝖆𝖇𝖗𝖊𝖌𝖆𝖘𝖈𝖍𝖆 [𝖊𝖓𝖉]✓
Ficção AdolescenteBagaimana jika seorang remaja yang baru saja menginjak kata 'Remaja' nekat kabur dari kekangan keluarganya yang dibilang super overprotektif terhadapnya. Bahkan tak hanya Keluarga, Sepupunya juga ikut overprotektif terhadap dirinya. Ia di jaga oleh...