Langit penuh bintang dan terdapat bulan sabit di antaranya. Sunyinya malam membuat saksi bisu kesedihan Veux.
Di sana hanya ada temannya yang masih menatapnya bingung, sebenarnya mereka tau apa yang dipikirkan Veux namun belum bisa meyakinkan benar atau tidaknya.
Cklek
Veux langsung saja menoleh ke arah pintu, ia pikir ayahnya yang datang namun bukan. Itu adalah Reggy.
"Malam Boy, maafkan kakak ya, karena kakak kamu jadi seperti ini" ujarnya menyesal
"Dimana Daddy ku?" Alihnya
Reggy menghembuskan nafasnya berat, sungguh, menyesali perbuatan tidak ada gunanya sama sekali.
"Perjalanan ke sini" jawabnya
Veux membuang Pandangannya saat Reggy menatapnya intens, ia takut akan menimbulkan pertanyaan saat mendapati Veux murung.
"Nick, dimana Jeff?"
Nicky tersentak saat Arga menyenggol lengan kanannya, ia langsung saja menoleh pada Veux dan tersenyum kaku.
"Sebentar lagi dia akan kembali" jawabnya
Cklek
Peux dan Poix beserta para kakaknya datang dengan wajah datar mereka, yang langsung saja menggeser posisi Reggy.
"Hai Boy, apa ada yang sakit?" Tanya Aux
Veux mengangguk, "Kak, bisakah kita pulang?"
"Baiklah tidak masalah, ayo kita kembali ke mansion" ajak Jeux
"Bukan ke mansion"
"Hah!?"
Veux mengayunkan tangannya ke atas dan bawah, meminta agar Faux mendekat ke arahnya untuk berbisik.
"Kita kembali ke Italia kak, aku tidak mau disini" bisiknya
Tubuh Faux menegang seketika, ia tak tau jalan pikir adiknya ini, yang selalu membuatnya bingung.
"Ya baiklah" jawab Faux saat sadar situasi
Dan seperti biasa, semua peralatan medis dilepas terlebih dahulu dari tubuh Veux, baru Veux bisa kembali pulang.
Mereka pulang, bukan ke mansion, melainkan ke mansion yang berada di Italia.
Reggy menatap kepergian mereka di bandara dengan tatapan kecewa, ia baru saja menyadari kesalahannya sudah dibuat kecewa oleh anak itu -Veux-.
"Semoga kau bisa bahagia di sana, Veux" gumamnya
Keluarga Fabregas dan juga Hayden kembali ke negara mereka berasal, dan di sana audah di sambut oleh Zee.
Masih ingat Zee? Kakak dari Veux yang tidak pernah ada kabar ternyata ia sedang sakit, dan tinggal di mansion Fabregas yang berada di Italia.
Belum ada yang bisa membuat Veux buka mulut dalam keinginannya tersebut, bahkan Nicky juga.
Kini ia tengah tiduran di tempat tidur kesayangannya, dengan Nicky di sampingnya.
"Jawab aku Veux, kau kenapa?" Ulang Nicky
"Aku tak ingin bersama pembunuh itu" jawabnya lirih
Nicky membeku sejenak, ia masih mencerna jawaban dari veux yang membuatnya bingung serta belum bisa mengingat siapa yang Veux maksud.
"Apa dia Reggy?" Veux mengangguk
Tok tok tok
Cklek
Mereka sontak menoleh, menatap terkejut ke arah pemuda yang baru saja membuka pintu kamar Veux.
"Hai Boy, apa kabar? Kakak sudah lama tidak bertemu dengan mu"
Zee Charlie.
Dia datang dengan pakaian yang masih mengenakan piyama biru tua panjang, dan juga sendal nyamannya."Baik kak, kenapa kakak pindah tidak ijin padaku?"
Zee ikut serta duduk di samping kiri Veux, ia tersenyum, tangan kanannya membelai Surai coklat Veux.
"Kakak sakit, jadi kakak tidak bisa mengabarimu" jawabnya
Veux mengangguk, ia langsung saja memeluk Zee dengan erat, ia takut, entah apa yang membuatnya seperti sekarang.
"Ada apa?" Tanya Zee
"Kak, Reggy menembak Veux namun peluru nya di sabotase oleh orang lain" jawab Nicky
"Apa ia sudah tiada?"
"Reggy belum, namun pelaku yang menyabotase sekaligus dalangnya, sudah kita bumi hanguskan" jawab Nicky
"Bagus. Sini peluk"
Nicky langsung saja bergabung untuk memeluk Zee.
Semoga hari selanjutnya akan selalu seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝖆𝖙𝖙𝖆𝖑𝖎 '𝖛' 𝖋𝖆𝖇𝖗𝖊𝖌𝖆𝖘𝖈𝖍𝖆 [𝖊𝖓𝖉]✓
Teen FictionBagaimana jika seorang remaja yang baru saja menginjak kata 'Remaja' nekat kabur dari kekangan keluarganya yang dibilang super overprotektif terhadapnya. Bahkan tak hanya Keluarga, Sepupunya juga ikut overprotektif terhadap dirinya. Ia di jaga oleh...