Walaupun tenang, tak bisa di pungkiri jika Reggy juga sangat resah saat melihat Veux tengah bertahan hidup di dalam ruangan UGD tersebut.
Ia memang psikopat gila, tak pandang siapapun itu untuk membunuh, namun ia masih memilihi hati nurani untuk menyakiti seseorang yang tidak bersalah.
Apalagi hanya karena sebuah ancaman, itu sangat membuatnya gelisah, takut terjadi hal-hal diluar logika.
"Tuan, saya mendapat informasi jika Tuan muda sudah dipindahkan ke ruang inap tuan"
Tanpa berkata apapun, Reggy langsung saja berjalan cepat ke arah ruang inap, yang merupakan VVIP.
Brukh
Reggy bertabrakan dengan pemuda yang merupakan teman Veux, Nicky.
Nicky dkk, dan juga Erick datang, namun belum sempat mereka tenang, sekarang ditambah khawatir melihat psikopat gila di depan mereka.
"Apa kau tidak bisa melihat, Nicky ha!?"
Nicky tersentak mendengar suara Reggy yang melengking, bahkan ia sampai memundurkan langkahnya.
"Sudahlah, ayo" ajak Arga
Arga langsung saja menarik tangan Nicky ke arah ruang inap Veux, bersama temannya, disusul oleh Erick di belakang mereka.
Di depan ruang inap Veux, mereka bisa melihat keluarga Fabregas tengah duduk, dengan resah.
"Peux, bagaimana ini bisa terjadi?" Tanya Erick yang baru saja datang
Mereka serempak menoleh, lantas berdiri, namun tatapan mereka kian tajam kala melihat Reggy berjalan ke arah mereka.
"Dia pelakunya!"
Jeux langsung saja menunjuk ke arah Reggy, bahkan Erick kini mulai tersulut emosi mendengar jika Reggy merupakan pelakunya.
"Kau--"
Ekhemmm!
Mereka sontak menoleh ke arah pintu yang kini terbuka, terlihat jika Arnold sedang menatap mereka datar.
"Tuan muda sudah sadar, tuan. Saya sarankan untuk tidak berkerumun di sekitar pasien"
Ceux langsung saja menggeser Arnold yang berdiri di depan pintu, ia tak ingin menunggu lama.
Hal pertama yang dilihat Ceux adalah Wajah pucat adiknya, dan juga banyak alat medis yang melekat di tubuh adiknya itu.
Dengan langkah pelan, Ceux kini duduk di kursi samping brankar Veux, tangannya menggenggam tangan kiri Veux.
"Maafkan kakak Veux, kakak tidak pernah menduga jika pria gila.itu akan menyakitimu" sesal Ceux
"Aku bukan pria gila, Ceux"
Ceux berdecih mendengar suara Reggy yang terdengar sarkas, "jika kau bukan Pria gila, tidak mungkin kau akan melakukan hal sadis pada orang yang tak bersalah, Reg!"
"Itu hanya ancaman, bukan sebagai balasannya. Yah... Aku akui jika itu salah, namun tidak ada salahnya membuat mu menyesal?"
"Bastard kau Reg! Aku-"
Ucapan Ceux terhenti saat tangannya yang semula menggenggam tangan kiri Veux, berbalik menjadi di genggam oleh sang empu tangan.
"Kakak" panggil Veux lirih
Ceux menoleh lantas tersenyum manis, wajah yang ditunjukkan sebelumnya adalah wajah sadis, dan sekarang berubah menjadi senang.
"Apa ada yang sakit, Baby boy?" Veux menggeleng
"Minum?" Veux mengangguk
Ceux membantu Veux untuk sedikit bangkit, agar bisa menelan air mineral yang di minumnya, dibantu oleh Jeux dan juga Aux.
Namun manik biru laut Veux masih melirik ke arah Reggy, tatapannya menjadi datar dan tanpa ekspresi, bahkan seperti mempunyai trauma yang mendalam.
"Sudah?" Veux mengangguk
Mereka membantu Veux untuk tiduran di brankar kembali.
"Siapa dia?" Bisik Veux pada Aux yang berada di sampingnya
Aux mendongak pada Reggy, lalu tersenyum kecut. "Pria gila" jawabnya
KAMU SEDANG MEMBACA
𝖆𝖙𝖙𝖆𝖑𝖎 '𝖛' 𝖋𝖆𝖇𝖗𝖊𝖌𝖆𝖘𝖈𝖍𝖆 [𝖊𝖓𝖉]✓
Teen FictionBagaimana jika seorang remaja yang baru saja menginjak kata 'Remaja' nekat kabur dari kekangan keluarganya yang dibilang super overprotektif terhadapnya. Bahkan tak hanya Keluarga, Sepupunya juga ikut overprotektif terhadap dirinya. Ia di jaga oleh...