Di malam yang indah dan penuh bintang ini, Veux dkk tengah disibukkan dengan kegiatan mereka masing-masing.
Mereka mengadakan pesta barbeque di taman belakang mansion Nicky.
Veux tengah duduk di ayunan dengan melihat temannya yang sibuk. Sedangkan Nicky dan yang lainnya sedang sibuk membakar daging yang baru saja diiris dan diberi bumbu oleh temannya yang lain.
Dengan tiba-tiba perut Veux rasanya tak nyaman, ia langsung beranjak dari ayunan dan berlari ke dalam mansion untuk pergi ke kamar mandi dapur.
Temannya yang tengah sibuk pun tak menyadari jika Veux pergi dari sana.
Di satu sisi Veux tengah memuntahkan cairan merah kental dengan mata yang berkaca-kaca. Rasa sakit, perih, dan panas bersatu menjadi satu.
Leo yang merupakan tangan kanan dari Edrick yang tak sengaja melihat pun terkejut, ia lantas memberitahu Edrick tentang apa yang ia lihat.
Veux yang sudah kembali dengan jalan yang berat, dan tangan kanan meremas kuat kaos bagian perutnya. Ia duduk dengan perlahan di ayunan namun matanya sudah berkaca-kaca.
Takh!
Takh!
Takh!
Suara keramik yang bersentuhan dengan meja kayu yang tebal membuat suara yang mampu membuat Veux sedikit tersentak.
"Veux, untukmu"
Nicky memberikan daging yang di tusuk oleh besi tipis nan panjang, seperti sate yang panjang.
Veux hanya memegang gagang besi tipis itu tanpa niatan untuk memakannya. Bahkan genggamannya mengerat kuat pada besi tipis tersebut sampai telapak tangannya mengeluarkan darah.
"Astaga Al!" Pekik Tufail
Tufail merebut paksa sate panjang tersebut, dan menaruhnya di atas piring.
"Apa yang kau lakukan?"
Leo yang melihat kejadian tersebut pun langsung lari mengambil kotak obat dan memberikannya pada Nicky.
Bukannya mau untuk diobati, justru tangannya terkepal kuat seperti sedang menahan rasa sakit.
"Aku ingin pulang" ujarnya pelan
Veux langsung berdiri dan melangkah masuk ke dalam mansion, namun langkahnya tiba-tiba berhenti saat pandangannya terasa berputar, tiba-tiba saja tubuhnya limbung. Untung saja ada Leo yang langsung tanggap untuk menangkap tubuh Veux yang hampir menyentuh tanah.
"VEUX!"
"AL!"
+.+.+
Sedari dua jam yang lalu, tepatnya di kamar Nicky, Veux masih duduk bersandar di kepala ranjang dengan sorot mata yang menatap lurus ke depan.
Semua orang yang berada di dalam kamar itu pun ikut bingung, bahkan pertanyaan mereka diacuhkan oleh Veux.
Cklek
"Veux, kamu tidak apa-apa?"
Ceux datang dengan tergesa-gesa dan langsung memeluk adiknya tersebut.
"Ceux kami sudah membujuk adikmu untuk bicara namun tak di respon" ujar Edrick
Ceux mendongak menatap Edrick dengan sedikit datar, "Dia memang seperti itu"
Ceux bisa merasakan kemeja bagian depannya basah, bahkan tubuh ringkih yang ia dekap ikut bergetar.
"Boy ada apa? Katakan pada kakak!"
Veux menggeleng di dekapan Ceux. Ceux hanya bisa pasrah dengan hal itu.
Ceux langsung menyingkap selimut dengan tangan kanan, dan mengangkat tubuh Veux, menjadi di gendong ala koala olehnya.
"Om, kami pulang dulu"
Tanpa menunggu jawaban, Ceux langsung saja melenggang pergi dari kamar dan mansion keluarga Hayden.
Sesampainya di mansion Fabregas, Ceux sedari tadi tiduran di samping Veux dengan memeluknya.
Veux masih saja menangis, bahkan sesenggukan. Entah apa yang terjadi, yang pasti sekarang ia sangat kesakitan, dan itu tidak dapat dijelaskan.
"Tidurlah baby boy, selamat malam"
Setelah Veux benar-benar tidur dengan nyenyak, Ceux langsung saja menelfon Arnold.
Apa yang terjadi sebenarnya Ar!
Maaf tuan muda, sebenarnya terjadi peradangan pada lambung tuan muda
Jangan bercanda Ar!
Saya tidak bercanda tuan, itu memang benar adanya. Sejak di uji lab, sudah ada kejanggalan, dan baru saya yakini saat mendapat info tuan muda muntah darah.
Apa itu bisa disembuhkan?
Tentu tuan, lebih baik besok tuan muda di bawa ke rumah sakit
Baiklah
(Beep)
Tanpa disadari, sedari tadi ada seseorang yang belum benar-benar tidur, ia adalah Veux.
Veux mendengar semua pembicaraan mereka, bahkan ia hanya bisa pasrah dengan keadaan sekarang.
Semoga ini yang terbaik.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝖆𝖙𝖙𝖆𝖑𝖎 '𝖛' 𝖋𝖆𝖇𝖗𝖊𝖌𝖆𝖘𝖈𝖍𝖆 [𝖊𝖓𝖉]✓
Fiksi RemajaBagaimana jika seorang remaja yang baru saja menginjak kata 'Remaja' nekat kabur dari kekangan keluarganya yang dibilang super overprotektif terhadapnya. Bahkan tak hanya Keluarga, Sepupunya juga ikut overprotektif terhadap dirinya. Ia di jaga oleh...