• 0.15

3.4K 205 0
                                    

Sudah dua hari ini tepatnya setelah hukuman Veux berakhir, ia menjadi sedikit berbeda.

Veux lebih suka sendiri daripada bersama yang lain. Bahkan teman setianya di kamar merupakan benda-benda terlarang bagi anak muda.

Keadaan kamar Veux yang kacau, di tambah botol kaca berserakan di lantai, dan sang empu sedang di ayunan rotan samping pintu balkon sambil menyesap Vape miliknya.

"Astaga boy, apa yang terjadi di kamarmu ini?"

Semua orang berbondong-bondong datang ke kamar Veux untuk melihat keadaan kamar sang bungsu mereka.

Veux mengerling sesaat, dan kembali fokus ke arah luar pintu balkon yang masih belum tertutup tirai. Veux malas menjawab ataupun berkata apapun sekarang.

"Baby, tadi kakak beli coklat untukmu" ujar Feux yang mendekat untuk memberikan coklat

Veux menerima pemberian kakaknya dan sebagai balasannya ia mengangguk dan tersenyum simpul.

Mereka memutuskan untuk keluar dari kamar Veux, menyisakan Ceux yang masih berdiri menatap adiknya menerawang.

"Veux, waktunya tidur"

Ceux menutup tirai berlapis untuk menutupi seluruh bagian pintu balkon, dan tangan kanannya menarik Veux untuk berbaring di ranjang.

Setelah Mengambil Vape Veux. Kini Ceux tengah membuatkan susu coklat untuk adiknya. Ceux tak perlu keluar untuk membuatnya, karena di kamar Veux semuanya lengkap.

"Minum dan tidurlah"

Veux mengambil alih gelas susu tersebut dan meminumnya sampai kandas. Lalu menyerahkan kembali gelas kosong tersebut.

Ceux menyusul adiknya untuk berbaring. Ceux menarik Veux ke dalam dekapannya, dan membelai Surai coklat tersebut. Lama kelamaan Veux mulai nyaman dan tertidur pulas.

Pagi harinya, Veux sudah mandi dan memakai pakaian rapi. Celana jeans panjang dan kemeja pendek, dengan jaket Levis.

"Makan dulu, boy"

Tangan Veux meraih Sandwich yang berada di piring saji, dan melanjutkan langkahnya keluar mansion.

Veux menjadi jarang sekolah, bahkan ia sering berkumpul di basecamp bersama temannya.

Tin tin!

Veux menoleh, mendapati beberapa motor hitam berlogo tengkorak di sisi tangkinya, itu adalah milik anak Monster.

"Mau kemana bos?" Tanya Fender

"..."

"Bang, jawab"

"Rehab" jawab Veux singkat

Mereka mengerutkan dahinya heran, mencoba mencerna perkataan Veux.

"Pergilah ke sekolah, sudah hampir pukul 7"

Mereka mengangguk lalu berbelok ke arah kanan untuk menuju ke sekolah mereka. Sedangkan Veux masih tetap ke arah depan.

Sesampainya ia di Pusat Rehabilitasi 'Maria', ia berjalan santai mengitari tempat tersebut.

Netranya menangkap seorang pemuda yang tengah duduk di bawah pohon rindang dengan rokok di tangannya. Ia pun berinisiatif untuk duduk di sampingnya.

"Boleh saya duduk?"

Pemuda itu mendongak lalu mengangguk. Veux duduk di samping pemuda itu dengan tatapan lurus.

"Kenapa kau disini?" Tanya Veux

"Pecandu narkoba" jawab pemuda itu

Tangan kiri Veux merampas batang rokok dari sumpit-an tangan (rokok diapit oleh jari tengah dan telunjuk) pemuda tersebut dan mematikannya.

"Seorang pecandu, tidak boleh merokok" ujar Veux datar

Tangan Veux terulur memberikan satu bungkus permen karet, sebagai pengganti rokok. Pemuda itu menerima tanpa penolakan.

"Siapa namamu?" Tanya Pemuda itu

"Al" jawab Veux

"Sepertinya kau anak baik, pulanglah"

Veux mendelik tak suka pada pemuda itu, "terserah saya" jawabnya

"Sampai bertemu kembali Al" ujar pemuda itu saat Veux sudah sedikit menjauh darinya

𝖆𝖙𝖙𝖆𝖑𝖎 '𝖛' 𝖋𝖆𝖇𝖗𝖊𝖌𝖆𝖘𝖈𝖍𝖆 [𝖊𝖓𝖉]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang