•0.23

2.4K 151 0
                                    

Veux terbangun saat merasakan hawa dingin tengah menyapu rambutnya.

Hal pertama yang Veux lihat adalah kamar yang kosong, tidak ada orang sama sekali.

Netranya melirik ke arah kirinya. Kado?. Ia pun Menggeser tubuhnya ke kiri, tangan kirinya mengambil kado tersebut.

Veux mengambil memo yang terselip di pita hijau kado tersebut, dan membacanya.

To : Al Fabregas

Selamat pagi baby boy, tetaplah tersenyum dan bahagia

Zee Charlie

Hanya memo singkat yang membuat netra sayu nya menatap datar memo tersebut.

"Apa isinya?" Gumamnya

Veux membuka kado tersebut, ternyata sebuah gelang tangan rantai yang sangat indah.

Veux mencoba memakai gelang tersebut, sampai ia memilih tidur kembali karena masih terlalu pagi baginya.

+.+.+

Sudah satu Minggu ini, Veux masih tetap istirahat di rumah karena kondisinya belum benar-benar stabil.

Dan hari ini juga merupakan hari kebebasan bagi seorang Zee Charlie. Itu yang sudah ditunggu sejak satu bulan yang lalu oleh Zee.

Dan sekarang waktunya ia menemui seseorang yang sudah ia klaim sebagai adiknya.

Terdengar suara pintu dibuka, namun tak ada suara panggilan atau apapun itu.

Sebuah belaian tangan yang hangat menyisir Surai coklatnya. Netra Veux mengerjap perlahan.

Zee Charlie?

Hanya dari tatapan mata, Veux bisa mengetahui jika orang tersebut adalah Zee Charlie. Bahkan tangan dinginnya mencegah tangan Zee yang masih membelai rambutnya.

"Kau sudah bebas?" Tanya Veux lirih dan hanya di jawab anggukan oleh Zee

"Pergilah"

Zee menatap Veux penuh kebingungan, namun satu yang membuatnya menurut, yaitu semua pemberiannya ada di kamar itu.

"Sampai jumpa" Zee mengecup kening Veux lalu keluar lewat balkon

Apa tidak ada penjaga? Bagaimana dia bisa keluar masuk dengan mudahnya?. Batin Veux

Sore harinya, ia keluar mansion untuk segera merelaksasi pikirannya. Ia mengendarai mobilnya sendiri.

"Oh tuhan.. aku sudah lama tidak keluar mansion" gumamnya

Tin!

Veux tersentak mendengar klakson dari sebelah kirinya. Motor yang tak asing?

"Mau kemana Bang?"

Veux tersenyum, "hanya menikmati pemandangan" jawabnya

"Ke pantai saja bang"

Veux mengangguk, lalu memutar stir kemudinya untuk pergi ke pantai bersama mereka.

Sampai di tepi tebing, Veux turun dari mobilnya bersamaan dengan mereka yang turun dari motornya.

"Bagaimana keadaan mu bang?"

Veux menoleh,"baik, sangat baik" jawbanya

"Lalu kenapa kau tidak berangkat ke sekolah?"

"Entahlah, aku belum boleh ke sekolah" jawab Veux

Tiiiinnn!!!

Brak!

Veux dkk terkejut mendengar suara yang nyaring ditambah dengan suara hantaman yang begitu ngilu.

Mobil Veux ditabrak oleh seseorang yang mengendarai mobil Lamborghini. Sedangkan orang yang menabrak mobil Veux keluar dari mobil dengan tawa kecil.

"Maaf, maaf Veux, tadi rem kakak sulit dikendalikan" ujarnya ditengah tawanya

Veux memutar bola matanya jengah, "Ganti rugi" ujarnya datar

"Punya uang kan? Perbaiki sendiri" jawabnya sombong

"KAK JEUX!" geramnya

Jeux yang menabrak mobil Veux tanpa sengaja dari belakang, karena rem nya sulit untuk dikendalikan.

"Ya baiklah, ayo pulang, nanti biar di perbaiki oleh Jack" ujar Jeux santai

Tatapannya bukan mengarah pada Jeux namun pada seseorang yang tengah mengendarai mobil melewati mereka dengan senyuman manis.

Jeux menjentikkan jarinya di hadapan Veux, hingga Veux gelagapan sendiri.

"Ada apa?" Tanya Jeux

"O-oh tidak kak, ayo pulang" jawabnya gugup

Jeux bahkan sudah bisa menebak jika ada yang disembunyikan oleh adiknya ini, namun tetap berpura-pura tidak mengetahuinya.

"Iya, baiklah"

Veux menatap temannya lalu mengangguk sekilas dan mengikuti langkah Jeux ke mobilnya.

Bagaimana dengan mobilnya? Tentu saja sudah ada Jack yang mengurusnya.

Bagaimana dia bisa seperti hantu? Tiba-tiba selalu muncul. Batin Veux

𝖆𝖙𝖙𝖆𝖑𝖎 '𝖛' 𝖋𝖆𝖇𝖗𝖊𝖌𝖆𝖘𝖈𝖍𝖆 [𝖊𝖓𝖉]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang