Tempat yang nyaman, bernuansa gelap, dan sepi. Disinilah Veux dan temannya berada. Di Basecamp. Bahkan semua anggota Geng nya lengkap di sini.
Veux duduk di sofa single, sementara temannya sebagian duduk di sofa depannya dan lainnya berdiri di belakangnya.
"Jadi Al, kau bisa menjelaskan semuanya?" Ujar Arga serius
"Jelaskan apa sih? Apa yang harus aku jelaskan?"
Mereka menepuk jidat mereka serentak. Percuma mendesak Veux yang berujung polos.
"Jelaskan siapa dirimu yang sebenarnya" jawab Nick tenang
"Udahlah, pusing aku" alih Veux
Nick sudah mengetahui jawaban dari raut wajah Veux yang masih belum ingin memberitahu mereka.
"Biar aku yang menjelaskan"
Serempak menatap Nick bingung, bahkan Veux terkejut dan terdiam melihat Nick ingin membuka rahasia tentangnya.
"Dia adalah seorang putra bungsu keluarga Fabregas, namanya adalah Attali Veux Fabregascha. Dia anak dari putra sulung Fabregas, Arvind Peux Fabregas. Dan dia pergi ke Perancis karena kabur dari kekangan keluarganya sendiri" jelas Nicky
Veux berdiri seraya bertepuk tangan dengan seringaian di bibirnya.
"Sungguh mengagumkan bukan? Seorang putra dari Edrick Hayden, yang membongkar rahasia seorang Veux, bisa melupakan jika dirinya sekarang menjadi buronan keluarganya sendiri karena telah kabur dari rumah sakit di Italia saat ia sedang di rawat di sana.?"
"Dan tentu saja itu sangat menakjubkan. Bagaimana jika aku berkata bahwa saat ini ayahmu ada di Prancis, Apa kau percaya?" Sambungnya dengan mencengkram kuat dagu Nicky
"Tentu saja tidak, karena ayahku sekarang sedang di Polandia untuk urusan pekerjaannya" jawab Nicky
Veux menghempaskan cengkraman tangannya, lalu melangkah ke arah meja yang terdapat banyak botol kaca.
"Dan akan aku kabulkan perkataanku tersebut, aku harap kau bisa tenang bersama keluarga mu, Theron Nicky Hayden"
Deg-!
Mati kau hari ini, Nick. Batin Nicky
Mati kutu. Itulah yang di alami oleh Nicky yang tak mampu membela dirinya sendiri.
+.+.+.+
Tok tok tok
Tidak ada yang berniat membuka pintu utama basecamp mereka, mereka masih dalam posisi sebelumnya, hanya Veux yang sibuk meneguk air berwarna putih dari botol kaca tersebut.
Tok tok tok
Kali ini suaranya sedikit mengeras, membuyarkan mereka dari lamunannya. Bahkan jantung Nicky sudah berdetak lebih kencang dari sebelumnya.
"Buka pintunya, apa kalian ingin menjadi patung di sini?"
Salah satu dari mereka langsung melesat pergi untuk membuka pintu utama.
Tak lama setelah temannya membuka pintu, ada banyak orang yang datang berpakaian hitam dengan sepatu coklat batang yang sama persis.
Deg!
Oh tuhan, cobaan apalagi sekarang ini?. Teriak batin Veux.
"Tuan muda, anda harus kembali ke mansion"
Oh shit! Untuk apa mereka datang ke sini?. Batin Veux lagi
"Kembalilah, aku ingin di sini" Jawab Veux datar sesekali meneguk minuman tersebut
"Maaf tuan muda, tapi tuan besar meminta anda untuk kembali sekarang"
"Apa telinga kalian bermasalah? Aku sudah bilang jika nanti!" Kesal Veux
"Lebih baik ikut kami pulang sekarang tuan"
Veux menatap mereka nyalang, sekilas, laku kembali ke atensinya lagi.
"Tuan muda, tuan muda lainnya bisa marah jika melihat anda minum cocktail seperti ini"
Pyarr!
Semua orang berdiri saat Veux berdiri dan suara botol pecah tersebut.
"Katakan sekali lagi"
Semua orang menunduk takut bahkan temannya juga, mereka tak pernah melihat Veux kacau seperti ini.
Di sisi lain ada seseorang berpakaian serba hitam, bercadar hitam, dan penutup kepala hitam. Ia mengintai Veux yang tengah kacau, benda di tangannya siap menewaskan siapa Saja.
"Maafkan kami tuan muda, kami hanya menjalankan perintah dari tuan besar, dan-"
Dor!
"TUAN MUDA!"
"VEUX!"
"AL!"

KAMU SEDANG MEMBACA
𝖆𝖙𝖙𝖆𝖑𝖎 '𝖛' 𝖋𝖆𝖇𝖗𝖊𝖌𝖆𝖘𝖈𝖍𝖆 [𝖊𝖓𝖉]✓
Novela JuvenilBagaimana jika seorang remaja yang baru saja menginjak kata 'Remaja' nekat kabur dari kekangan keluarganya yang dibilang super overprotektif terhadapnya. Bahkan tak hanya Keluarga, Sepupunya juga ikut overprotektif terhadap dirinya. Ia di jaga oleh...