0.57

1.1K 72 0
                                    

"Siapa dia?" Bisik Veux pada Aux yang berada di sampingnya

Aux mendongak pada Reggy, lalu tersenyum kecut. "Pria gila" jawabnya

Reggy hanya memutar bola matanya jengah, walaupun ia berbuat baik pun tetap saja dipanggil pria gila.

"Aku bukan orang gila, Aux. Jangan meniru sifat kakak mu yang tingkat kewarasannya sudah hilang"

Bola mata Ceux membola, "Apa kau bilang!? Aku masih waras dasar Badebah gila!" Umpatnya

"Masalah kita, hanya ada di antara kita, jangan libatkan keluarga ku, Reg!"

Reggy hanya tersenyum miring, lalu pergi begitu saja dari pandangan mereka semua.

Setelah kepergian Reggy, kini mereka masih tetap diam dan fokus mengamati Veux yang masih lemas.

"Apa lihat-lihat?"

"Ku kira kau amnesia" ujar Nicky tanpa rasa bersalah

Memang hanya sekedar candaan, namun itu mempu membuat Veux kembali tersenyum seperti biasanya.

"Apa sakit?" Tanya Nicky

"Sakit, seperti di cakar oleh bison" ujarnya mengasal

"Memang bison bisa mencakar? Kau aneh sekali Veux"

Veux kembali tersenyum, ia tak bisa tertawa walaupun itu sebuah candaan yang ia lontarkan sendiri.

"Eh, aku pergi dulu ya" ujar Jeff secara tiba-tiba

Tanpa menunggu jawaban temannya, Jeff langsung saja pergi dari ruang inap Veux.

Di sana hanya temannya, Keluarga Fabregas dan juga Erick berbicara diluar ruangan dengan dokter, Arnold.

"Heh, kau kenapa sebenarnya Veux, disini kau lemah diluar kau buas? Apa ini dirimu yang dulu?"

Arga mengutarakan apa yang ingin ia sampaikan pada Veux sejak lama, bahkan sekarang ia didorong oleh rasa ingin tahunya dalam mengungkapkannya.

"Memang aku lemah, aku tidak bisa menjaga diriku sendiri karena banyaknya musuh yang menghantui ku. Mereka di sana mengincar diriku."

"Kau terlihat lemah Veux, aku tidak suka melihat dirimu selalu seperti ini" keluhnya

"Ya ya ya, maafkan aku, aku memang seperti ini, selalu dan selamanya"

Hening

Tak ada pembicaraan lain lagi, bahkan Mereka kini tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing.

Veux yang tadinya diam, kini oun mulai resah. Tangan kanannya mencengkeram kuat tangan Nick.

"Veux, ada apa?" Tanya Nicky khawatir

Bahkan mereka mulai cemas sekarang, tak ada yang bisa mereka lakukan karena mereka belum mengetahui apa yang dirasa oleh Veux

"Kakak"

"KAK AUX! DAD! PAMAN!" teriak Nicky

Brak!

Mereka langsung saja mendobrak pintu kamar inap Veux.

"Ada apa Boy?" Tanya Erick

"Veux-"

Mereka langsung saja mengalihkan pandangan mereka ke arah Veux yang tengah meneteskan air mata dengan keringat dingin.

"Ada apa boy? Apa yang sakit?" Tanya Peux

"Tulang ku serasa remuk Dad. Rasanya panas dan juga perih"

Arnold bahkan sekarang langsung saja pergi dari sana untuk memanggil dokter lainnya.

Ceux bahkan langsung saja menelfon Reggy, dan meminta pria gila itu untuk datang ke sana.

Brak!

Pintu kembali di dobrak oleh Reggy karena ia tergesa-gesa.

"Ada apa?" Tanyanya

"KAU APAKAN PELURU ITU? KAU BERI PELUMAS RACUN ATAU APA!?" Bentak Ceux

Reggy nampak diam, ia tak tau apapun mengenai hal itu, seingatnya itu adalah peluru biasa.

"Itu peluru biasa-"

"BOHONG!"

𝖆𝖙𝖙𝖆𝖑𝖎 '𝖛' 𝖋𝖆𝖇𝖗𝖊𝖌𝖆𝖘𝖈𝖍𝖆 [𝖊𝖓𝖉]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang