• 0.28

2.1K 146 0
                                    

Tap

Tap

Tap

Suara langkah kaki yang menggema saat bersentuhan dengan batu hias di taman, membuat mereka berhenti menatap serius Veux, dan berdiam di tempat.

"Ada apa ini?"

Suara itu sangat datar, dingin, Dan juga sedikit melengking.

Veux mengenal betul suara siapa yang tengah bertanya pada mereka, bahkan masuk ke halaman belakang tanpa ijin.

-----------------------------

Veux menoleh ke belakang begitu juga dengan Nicky yang berdiri menghadap orang tersebut.

Mereka berangsur mundur, mereka menyadari siapa yang datang ke sana dengan tatapan datarnya.

Veux membuang pandangan ke kiri saat melihat manik mata neon tersebut menatapnya dingin.

Grep

Orang tersebut memeluk Veux dari depan, bahkan Veux terkejut merasakan hal itu, ia tak membalas pelukan tersebut.

"Bukankah kau sedang di Dubai?"

Dia adalah Zee, dia datang untuk memberikan hadiah untuk adiknya itu, sekaligus mengambil berkas lain untuk pergi ke Mexico.

"Benar"

"Lalu, kenapa kau pulang?" Tanya Veux

"Aku ingin memberikanmu hadiah"

Zee melepaskan pelukannya, lalu memberikan paper bag putih besar pada Veux. Veux menerima nya, namun belum membukanya.

"Lalu, apa kau akan pergi lagi?" Tanya Veux

"Benar, ke Mexico" jawab Zee

"Selesaikan pekerjaan mu, jangan sering menunda waktu"

Zee hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Aku pergi dulu" Veux mengangguk

Setelah Zee benar-benar pergi, mereka kembali duduk dalam keseriusan.

"Kalian yang biasa di basecamp, tetap pantau daerah tersebut" mereka mengangguk

"Nick, Bram, Remond, dan Jeff, pergilah ke Italia" Nick masih bingung namun tetap mengangguk

"Sisanya pergilah cari informasi mengenai orang tersebut" mereka mengangguk lagi

Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang mengintai dari atap belakang. Namun Veux bisa merasakannya.

Veux mengode teman di depannya untuk sedikit geser, dan...

Dor!

Semua bodyguard terperanjat hingga berlarian keluar mansion.

Dor!

Veux menarik revolver miliknya dan langsung melepaskan pelurunya ke arah pelaku tersebut hingga mengenai dada kanan orang tersebut.

"Bereskan dia, bawa ke markas"

Para bodyguard langsung menyeret orang itu ke arah markas mereka.

Temannya yang melihat pun membeku, namun Nick justru tersenyum kemenangan.

"Kerja bagus Veux, dia anak buah Digo"

Veux menoleh, tangannya kembali menyelipkan revolver ke belakang bajunya.

"Kita interogasi nanti"

Mereka mengangguk, sudah ada rencana untuk hal itu bahkan sekarang jiwa berandalan mereka keluar.

"Kita berandalan, tapi kita bisa berubah menjadi pembunuh hanya karena mu Al" ujar Arga

Veux tertawa sumbang, "benar sekali" jawabnya

Nicky justru memilih untuk pergi ke dapur mengambil minuman dingin untuk mereka.

"Cola"

Mereka berseru melihat cola di gelas yang tertata rapi di nampan yang dibawa oleh para maid.

"Veux, untukmu"

Apa ini? Veux meminum susu? Memalukan, namun tidak masalah..

"Kau sudah mandi Veux?" Tanya Arga yang melihat penampilan Veux dari atas ke bawah

Veux mengangguk ditengah selanya meminum susu coklatnya.

"Berarti kita bolos sekolah?" Tanya Remond

"Tidak, itu urusanku nanti" jawab Nick

Nick baru mengingat jika ia ingin bertanya sesuatu pada Veux.

"Aku ke Italia? Kau mau mengirimku ke sangkar harimau, Veux!?"

Veux tersenyum,"iya, sepertinya itu ide yang bagus"

Mata Nick membola seketika,"Jack, sebaiknya bawa tuan muda mu ini ke rumah sakit jiwa!"

Jack yang semula berjalan mendekat pun kini berhenti, "memangnya kenapa Tuan?"

"Dia sudah gila, Jack!" Kesal Nicky

Veux dkk sampai tertawa terpingkal-pingkal melihat kekesalan Nicky yang jarang mereka lihat.

𝖆𝖙𝖙𝖆𝖑𝖎 '𝖛' 𝖋𝖆𝖇𝖗𝖊𝖌𝖆𝖘𝖈𝖍𝖆 [𝖊𝖓𝖉]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang