0.50

1.1K 89 2
                                    

Lebih dari satu Minggu ini Veux terkurung di mansion Zee. Tanpa Keluarga dan juga teman.

Ia hanya menghabiskan waktu di dalam kamar yang di sediakan oleh Zee dengan fasilitas lengkap.

Ia pernah mencoba keluar untuk kembali ke mansion Fabregas, namun sayang ia tak bisa kembali karena bodyguard Zee yang banyak sekali.

Terakhir kali ia mencoba kabur, kakinya langsung saja di rantai oleh Zee dan ia tak bisa terbebas walaupun itu hanya pergi ke balkon kamar.

Malang sekali nasib Veux. Menjadi bungsu yang paling diincar oleh banyak orang yang merupakan kalangan orang yang seharusnya ia jauhi.

Bahkan saat ini ia hanya duduk di atas ayunan rotan yang terdapat di dalam kamar tersebut yang langsung menghadap ke luar pintu balkon.

Cklek

Veux melirik sekilas orang yang baru saja masuk ke dalam kamar yang sudah menjadi miliknya secara utuh.

Zee.

Dia datang dengan pakaian kerjanya, tak lupa tas kantor yang masih dipegangnya di tangan kanan

"Good boy, jangan kabur lagi okay, tatap disini"

Veux membiarkan Zee mengelus rambutnya, walaupun ia masih kesal dengannya.

"Apa kamu sudah makan boy?"

Veux masih tetap diam, memandang lurus ke arah luar pintu balkon. Ia menginginkan kehidupannya yang dulu sebelum para mafia gila ini datang.

"Jawab Veux kamu kenapa?"

Veux menoleh saat melihat dari ekor matanya, jika Zee berjongkok di depannya dengan tas kantor yang sudah tergeletak di sampingnya.

"Aku mau pulang"

Zee masih belum bisa membuat Veux nyaman di dekatnya, apalagi kemarin ia membentak Veux hingga Veux terperanjat.

"Baby boy, ada kakak disini bukan? Lihat kakak bawakan kamu Coklat, mari kita makan"

Veux masih saja menggeleng, ia bahkan memeluk erat kedua kakinya dan menelusup kan kepalanya di antara tangannya yang memeluk kedua kakinya.

Zee hanya bisa menghela nafas berat, susah sekali membujuk Veux untuk makan.

"Tidak ada orang di mansion Fabregas, mereka pergi ke Austria untuk beberapa hari"

Veux mendongak, menatap manik mata Zee yang terlihat sedang tidak bercanda.

Ting tong!

Mereka sama-sama terkejut mendengar bunyi bel rumah yang berbunyi, bahkan Veux langsung membuang pandangan ke arah luar balkon.

Ting!

Cklek

???

Sesosok pemuda bertubuh kekar nan semampai dengan manik mata hijau yang seperti daun yang segar.

Tap

Tap

Tap

Suara langkah kaki yang mendekati Veux dan juga Zee membuat Veux menoleh ke arah sumber suara.

"Apa yang kau lakukan di sini Gareth?"

Gareth?. Gumam Veux

Pemuda yang di panggil Gareth tersebut tersenyum lebar, bahkan ia mengabaikan pertanyaan dari Zee.

Gareth, dia adalah seorang ketua mafia kelas bandit yang sering menjadi incaran para mafia lainnya untuk mengetahui banyak trik untuk menipu lawannya.

Gareth berjongkok di depan Veux, tangan kanannya terulur untuk mengusap kepala Veux dengan sayang.

"Gareth, aku tanya sekali lagi, apa yang kau lakukan di mansion ku?"

Gareth nampak tersadar lalu menoleh, raut wajah yang semula tersenyum manis kini berubah menjadi datar.

"Berikan aku informasi mengenai Lesson"

Lesson?. Batin Veux

Sebelum Zee menjawab, Veux sudah dulu menyela perkataannya.

"Dia tahanan kelas kakap yang masih waras walaupun sering mengonsumsi nikotin. Dia sekarang berada di daerah xxx dan tinggal di sebuah rumah sederhana yang elegan"

Mereka berdua menoleh mendengar suara Veux yang terdengar datar, walaupun tak bisa membaca pikiran namun Veux bisa mendapatkan informasi tentang Lesson.

"Darimana kamu tau?" Tanya Gareth

Veux mendongak lalu tersenyum manis sekilas dan kembali ke atensi semula. "Dia adalah orang yang aku temui di kota lama"

Apa!?

𝖆𝖙𝖙𝖆𝖑𝖎 '𝖛' 𝖋𝖆𝖇𝖗𝖊𝖌𝖆𝖘𝖈𝖍𝖆 [𝖊𝖓𝖉]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang