Setelah sepulangnya Nicky dkk dari kediaman Fabregas, kini hanya ada kesunyian di mansion tersebut.
Ceux dan Zee sedang mengobrol di taman belakang. Walaupun mereka dulu bisa dibilang jarang bicara apalagi membahas satu sama lain, kini menjadi dekat.
Sementara Veux tengah bergulung dalam selimutnya, dan pastinya ia sudah terlelap tidur.
Drrttt...
Drrttt...
Drrttt...
Veux mengambil ponselnya yang berada di bawah bantal, dan langsung menjawab telfon tersebut tanpa melihat siapa yang menelfon.
Halo?
Al, kau dimana!? Kau lupa jika hari ini ada pertandingan!?
Haish... Aku mau tidur
Tunggu tunggu! Jangan bilang kau tidak akan datang
Hm
Al, kau harus datang
Hm
Beep
Veux langsung mematikan panggilan tersebut daripada terus mendengarkan ocehan dari temannya itu.
Ia mau tak mau harus datang. Walaupun hanya mencuci muka, memakai jaket, dan sepatu bercorak putih.
Ting !
Sampai di lantai dasar, ia tak menemukan siapapun di sana, tak mau ambil pusing, akhirnya ia melanjutkan langkahnya untuk keluar mansion.
Baru saja ia membuka pintu mansion yang besar itu, sudah ada bodyguard yang mencegahnya.
"Maaf tuan muda, anda ingin pergi kemana selarut ini?"
"Bukan urusan kalian" jawab Veux malas
Veux melengos pergi dengan menghajar para bodyguard yang terus saja menutup jalannya.
Sesampainya di jalanan yang biasa ia jadikan arena balapan, banyak sorakan dari beberapa remaja yang sudah berdiri sedari tadi.
Veux berjalan pelan karena ia masih sedikit mengantuk, ia bergabung dengan temannya yang sudah di sana terlebih dahulu.
"Al, kenapa tuh muka?"
Veux berdecak kesal mendapat candaan dari temannya yang membuat dirinya semakin kesal.
"Ngapain sih sebenarnya? Udah tau tengah malam masih aja suruh kumpul, di jalan lagi, ada apa sih?" Ketusnya
Mereka nampak sedikit terkejut mendengar Veux bicara dengan nada ketus dan juga ekspresi wajah kesal.
"Ada yang nantang" jawab Nick
"Siapa?"
Mereka menunjuk arah depannya yang jelas ada seorang pemuda yang duduk di atas motornya, dengan helm di tangannya.
"Re?" Gumamnya pelan
Seperti mempunyai ikatan batin, pemuda tersebut menoleh ke arah Veux, namun Veux langsung membuang pandangan.
Veux langsung mengambil helm yang ada di tangan Remond, dan memakainya, begitu juga pemuda yang disebut Re tersebut.
Ready?
3..
2..
1..
Go!
Bendera di lempar ke atas membuat mereka bersorak ria ditambah derungan motor yang melesat jauh.
Ciiittt!!!
Dan seperti biasa, Veux lah pemenangnya, namun ia langsung pergi dengan jalan kaki tanpa berjabat tangan dengan sang penantang tadi.
Tin !
Tin !
Temannya mengikutinya dari belakangnya, dan sekarang berubah menjadi di sampingnya.
"Apa?"
"Bos, kau kenapa? Langsung pergi begitu saja"
"Ngantuk"
"Tapi kan-"
Tiiiinnn!!!
Ciiittt!!
Sebuah mobil hitam metalik mewah mencegah jalan mereka, membuat para pemotor alias teman Veux mengerem mendadak.
"Dia kan orang tadi?"
Pemuda tadi yang menantang Veux lah yang mencegah jalan mereka, pemuda itu mendekati Veux namun anehnya Veux ikut berjalan mundur.
Langkah Veux tercekat saat kedua lengannya di cekal kuat oleh dua orang berbadan besar nan kekar.
Teman Veux langsung turun dari motor mereka, dan ikut mendekat.
"Kalian siapa? Main nangkap orang seenaknya saja"
Pemuda tersebut tak menggubris perkataan Arga, ia masih mendekati Veux.
"Sepertinya sekarang Keluarga Fabregas telah lengkap"
Pemuda tersebut menyeringai devil menatap Veux yang memberontak.
"Apa yang kau inginkan, Re Adickson!?"
Pemuda yang di panggil Re tersebut pun tersenyum licik pada Veux.
"Ikutlah denganku!"
Shit!
Mereka mengumpat dalam hati, bahkan sumpah serapah sudah mereka keluarkan dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝖆𝖙𝖙𝖆𝖑𝖎 '𝖛' 𝖋𝖆𝖇𝖗𝖊𝖌𝖆𝖘𝖈𝖍𝖆 [𝖊𝖓𝖉]✓
Genç KurguBagaimana jika seorang remaja yang baru saja menginjak kata 'Remaja' nekat kabur dari kekangan keluarganya yang dibilang super overprotektif terhadapnya. Bahkan tak hanya Keluarga, Sepupunya juga ikut overprotektif terhadap dirinya. Ia di jaga oleh...