Tubuh Veux terasa sangat berat, ia mencoba untuk membuka matanya guna melihat siapa yang membuat tubuhnya berat
Eungghh
Siapa sih. Batin Veux
Veux mendongak. Terlihat jelas dari bawah jika seseorang berahang tegas tengah memeluknya dengan tangan sebagai tumpuan.
"Kak Aux..?"
Aux tertidur saat membangunkan Veux, karena orang yang akan di bangunkan sangat sulit untuk di bangunkan.
"Kakak.. bangun.. sudah siang" ujar Veux serak
Aux merengkuh sesaat sebelum ia terperanjat setelah melihat jam dinding di kamar tersebut.
"Astaga, terlambat"
Veux hanya memasang wajah tanpa ekspresi, ia bingung dengan tingkah Aux. Oh sekarang dia baru sadar, jika kakaknya terlambat bekerja.
Kini hanya tinggal dirinya dan kesunyian. Dia memutuskan untuk duduk bersandar di kepala ranjang dengan menonton film kartun sebagai hiburan. Tangannya yang dingin meraih sandwich yang sedari tadi ia diamkan.
Ceklek
Jack membuka pintu dan membeku. Tatapan mereka terkunci, dan tersadar saat Veux berkedip bingung.
"Maaf tuan muda, saya hanya mengecek apakah anda sudah makan atau belum" ujar Jack
Veux hanya mengangguk, lalu tangannya ia ayunkan ke atas dan ke bawah. Jack yang faham pun mendekat ke arah Veux
"Ada apa tuan muda?"
"Duduklah jangan berdiri seperti patung" ujar Veux datar
Jack pun mengangguk faham lalu duduk di sofa samping ranjang dimana Veux berada.
"Apa tidak ada orang?" Tanya Veux
"Tidak ada tuan, mereka sedang bekerja" jawab Jack
Setelah makan dan minum, tangan Veux di bersihkan oleh Jack dengan tisu basah. Jack bisa merasakan bagaimana dinginnya tangan Veux yang seperti mayat hidup.
Jack pun segera keluar kamar untuk pergi ke kamar Veux, dan kembali lagi ke kamar itu.
"Maaf tuan muda, bisa kemari-kan tangan anda?"
Tanpa menjawab, Veux pun menyodorkan kedua tangannya ke samping tanpa menoleh, tatapannya masih melihat Film.
Merasa ada yang hangat dan halus, Veux pun menoleh. Sarung tangan?.
"Tangan anda dingin tuan muda, dan juga kaki anda" ujar Jack yang faham kenapa tuan mudanya memicingkan matanya menatap ke arahnya
Beralih ke kaki Veux, Jack memasangkan kaos kaki dengan hati-hati, takut kaki Veux terluka akibat gesekan rantai.
"Ini kamar siapa?" Tanya Veux saat Jack sudah duduk kembali di sampingnya
"Kamar Tuan Ceux" jawab Jack
Veux kembali mengangguk. Ia merebahkan dirinya di kasur kembali, dengan tatapan mata yang masih menyimak acara Televisi.
Hingga sore, Veux dan Jack masih setia dalam posisi mereka. Tanpa ada pembicaraan apapun.
Ceklek
Jack reflek berdiri karena pemilik kamar yang membuka pintu.
"Duduk saja"
Jack kembali duduk karena intrupsi dari sang empunya.
Sebelum Ceux masuk ke kamar mandi, ia terlebih dahulu mengecek keadaan adiknya.
"Apa kamu sudah makan?" Veux mengangguk
"Sudah minum susu?" Veux mengangguk lagi
Suara helaan nafas pasrah pada Ceux yang berakhir memilih untuk mandi daripada menatap adiknya yang hanya diam.
"Kenapa kalian mengurungku di sini?"
Oops!
Langkah Ceux yang hendak masuk ke dalam kamar mandi pun terhenti, sekarang apa yang akan ia katakan pada adiknya itu?

KAMU SEDANG MEMBACA
𝖆𝖙𝖙𝖆𝖑𝖎 '𝖛' 𝖋𝖆𝖇𝖗𝖊𝖌𝖆𝖘𝖈𝖍𝖆 [𝖊𝖓𝖉]✓
Novela JuvenilBagaimana jika seorang remaja yang baru saja menginjak kata 'Remaja' nekat kabur dari kekangan keluarganya yang dibilang super overprotektif terhadapnya. Bahkan tak hanya Keluarga, Sepupunya juga ikut overprotektif terhadap dirinya. Ia di jaga oleh...