• 0.11

4.1K 218 0
                                    

"Veux, ayo keluar, ini sudah malam" ujar Jeux yang semakin gelisah

Sedari tiga jam yang lalu, Jeux sudah menggedor pintu kamar Veux namun nihil suara. Bahkan sesekali ia mencoba membuka pintunya namun tidak bisa.

"Veux jangan bikin kita khawatir" ujar Aux yang baru saja keluar dari lift

Masih tak ada sahutan maupun suara dari dalam kamar Veux. Bahkan mereka yang berdiri di depan kamarnya pun langsung terdiam.

Aarrgggghhh!

Pyarr!

Brak !

Brak !

Bruk !

(...?)

Mereka masih merenung sejenak, sedetik kemudian mereka baru menyadari jika Veux mengamuk di dalam kamarnya.

Brak brak brak !

"Veux, kamu bisa dengar kakak kan?"

Peux membuka pintu kamar Veux dari pintu menuju walk in closed milik Veux. Dan terlihat jelas jika Veux sedang terduduk dengan banyak bercak darah di bajunya.

"Veux, kamu kenapa?" Tanya Faux yang memegang kedua bahu Veux agar veux mendongak

"Lepas!"

"Veux, apa ada masalah?" Tanya Ceux yang mencoba melepaskan telapak tangan Veux dari telinganya

"Kenapa di kamarku banyak sekali obat!?" Jawabnya marah

Mereka mengernyit bingung, mereka tidak tau apapun tentang hal yang membuat Veux ketakutan seperti sekarang.

"Ada apa hey, lihat kakak" titah Aux halus

Bukannya menjawab, ia justru memeluk Peux dengan sangat erat, bahkan kaos Peux bagian depan basah karena air mata Veux yang terus saja mengalir.

"Ada apa boy, ceritakan pada Daddy" ujar Peux memenangkan

Veux tetap menggeleng, bahkan ia tak faham kenapa ia sangat ingin menghindar obat di botol kaca tersebut.

Aux mencuri kesempatan tersebut untuk membersihkan luka di bagian tangan Veux. Dengan telaten Aux mengobati luka di telapak tangan Veux yang terkena serpihan kaca.

"Boy, tadi Papa membeli Pasta macaroni, apa kamu mau?" Alibi Poix

Veux menoleh, menatap Poix dengan mata sembabnya, lalu mengangguk kecil.

Setelah acara makan malam yang tanpa pembicaraan, sekarang mereka tengah tertidur di kamarnya masing-masing.

Veux masih menatap langit-langit kamarnya yang terhias lampu gantung seperti Kilauan kristal gantung.

"Aku lelah tuhan" keluhnya pada Tuhannya.

.+.+.+.+.

Pagi harinya, sebelum mereka bangun, Veux sudah dulu keluar mansion untuk pergi ke tempat tenang.

Sementara di Mansion Fabregas sekarang, mereka tengah kelimpungan mencari keberadaan Veux yang terbilang tak di temukan.

Di sisi lain, Veux masih duduk di tempat dimana ia pertama datang ke tempat itu, tangannya menautkan atau sama lain, ia tidak berdoa, hanya saja ia sedang dalam pikiran kosong sekarang, menatap lambang salib di atas mimbar dengan tatapan kosong.

"Mau sampai kapan anda akan tetap di sini tuan muda? Ini bahkan sudah hampir siang" ujar pastur yang berada tak jauh darinya

"Apa tuhan bisa mendengar isi hati kita?" Tanya Veux datar

Pastur itu menghentikan kegiatannya menata rapi mimbar yang terdapat hiasan bunga

"Bisa tuan muda, memangnya kenapa?" Tanya pastur itu

"Tidak, hanya ingin tau" jawab Veux

Veux tersenyum sekilas lalu keluar gereja dan menancap pedal gas mobilnya untuk berangkat ke sekolah

"Darimana saja?"

Deg-!

Veux membalikkan badannya menatap beberapa orang yang menatapnya dengan tatapan elang. Bahkan ada temannya juga.

"Gereja"

Mereka mengernyit bingung, namun tetap memasang wajah datar andalan mereka

"Untuk apa?" Tanya Yubi

"Berdoa tentu saja" jawab Veux

Mereka semua terkejut mendengar penuturan Veux yang terbilang cukup mustahil. Masalahnya Veux sering ke gereja hampir setiap hari.

"Ke gereja itu hanya sebentar, tapi kamu sudah pergi dari pukul 6 sampai pukul 7 lewat?"

Veux mengangguk acuh, ia tak peduli dengan sumpah serapah di hati mereka. Ia hanya butuh ketenangan.

"Eh?, tanganmu kenapa Al?" Tanya Arga sebagai alibi

Mereka mengalihkan pandangannya menatap kedua tangan Veux yang terbalut perban putih.

"Luka" jawab Veux singkat

Veux langsung saja melenggang pergi sebelum di cegah oleh mereka kembali. Dan untung saja di susul oleh temannya dengan cepat.

"Kau kenapa Al?" Tanya Nick

"..."

"Al! Kau kenapa?" Tegur mereka

Veux menoleh ke mereka, dan menggeleng sembari tersenyum tipis.

Ada yang aneh?.Batin Nick

𝖆𝖙𝖙𝖆𝖑𝖎 '𝖛' 𝖋𝖆𝖇𝖗𝖊𝖌𝖆𝖘𝖈𝖍𝖆 [𝖊𝖓𝖉]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang