• 0.12

3.8K 193 0
                                    

"Intinya aku tidak mau ke psikiater! Memangnya aku gila!?"

Pertikaian antar anggota keluarga yang sangat besar saat mereka ingin mengajak Veux ke psikiater.

"Tapi baby, kamu memang harus ke psikiater" sahut Jeux halus

"Aku tidak mau, aku tidak gila!" Kesalnya

Mereka sampai menghembuskan nafasnya berat. Membujuk Veux sama seperti membujuk balita yang merengek meminta balon.

"Baiklah ke pusat rehabilitasi saja"

Mereka menatap tajam Ceux yang berbicara sembarang. Sebenarnya itu ide yang baik, namun mereka belum mengetahuinya.

"Apa salahnya jika dia ke rehab? Apa ada yang salah?" Tanya Ceux datar

"Bukan salah kakak, hanya saja kurang tepat" jawab Aux

Veux menatap kakak pertamanya dengan tatapan horror. Bukan tatapan terkejut yang ia perlihatkan namun tatapan horror yang mampu menerawang jauh tentang Pusat Rehab tersebut.

"Lebih baik kalian istirahat" ujar Poix yang menengahi perdebatan mereka

Veux langsung saja melangkah menuju lift, untuk istirahat di kamarnya. Bahkan kamarnya sekarang tapi dan bersih tanpa ada botol obat yang terlihat.

Veux merebahkan dirinya di atas ranjang dengan sangat kasar, memikirkan perdebatan tadi membuatnya sedikit pusing.

Ting

Ada balapan nanti malam, apa kau ikut Al?

Tentu saja, dimana?

Di area biasa, kita tunggu nanti malam pukul 10 malam

Baiklah

Veux mematikan ponselnya dan mengistirahatkan tubuhnya sesaat. Ia harus memutar ide supaya bisa balapan.

+.+.+.+.+

Malam ini, Veux bisa kabur dari mansion karena kondisi mansion sangat sepi.

"Dateng juga Al?"

Veux menatap Nick sekilas lalu mengangguk.

"Mana lawannya?" Tanya Veux

Bram merangkul pundak Veux dan menunjuk ke arah depan mereka yang tak jauh darinya

"Itu lawanmu, namanya Duco" jawab Bram

Veux mengangguk faham. Tak lama setelah itu balapan dimulai tanpa ada kendala.

Setelah balapan selesai, mereka berkumpul di basecamp mereka untuk sekedar mengobrol.

"Al, kita mau tanya, sebenarnya apa hubunganmu dengan Keluarga Fabregas?"

Uhuk Uhuk

"Tidak ada" jawab Veux yang selesai meminum air

"Tapi kenapa kau terlihat sangat patuh di depan mereka?" Tanya Arga

Bungkam

Veux tak bisa menjawab pertanyaan dari Arga yang terbilang sulit. Namun tatapan dari Nicky yang sepertinya sedang menunggu Veux memberi jawaban

Veux masih tetap meneguk isi dari botol kaca bening, tanpa menjawab pertanyaan Arga.

"Apa ada pertanyaan lain?" Tanya Veux

Mereka menatap Veux bingung, bahkan Nicky tersenyum devil mendengar ucapan Veux.

"Tidak ada" jawab Nicky

"Aku yakin kau tau jawabanku Nicky"

Nicky tersentak mendengar penuturan Veux yang membingungkan. Bahkan minuman yang sempat ingin ia teguk tidak jadi

"Aku tidak tau apapun" elak Nicky

Veux menghabiskan isi botol yang di tangannya, lalu pergi dari basecamp mereka untuk pulang ke mansion.

Saat sampai di mansion, baru saja ia menekan tombol di dalam lift, dan hampir menutupnya pintu lift, ada kaki yang menghalangi pintu lift hingga tak sampai tertutup

"Darimana?"

Veux mendongak menatap orang yang bertanya padanya.

"Basecamp"

Tombol tersebut kembali ia tekan, meninggalkan orang yang masih ingin bertanya.

Veux sangat bingung mengapa Nicky seperti mengetahui semua mengenai dirinya.

Pintu kamar ia kunci dengan finger print, dan tidur.

.+.+.+.

Paginya, Veux masih terlelap di dalam kamar yang jelas bukan miliknya.

Eunghh

Setelah lebih dari satu jam ia terlewat waktu bangun. Kini ia merengkuh tak nyaman saat kakinya terasa sangat berat.

Ia bangkit untuk duduk dengan susah payah, matanya membola seketika saat melihat benda hitam melingkar di kedua kakinya. Itu rantai.

Ceklek

"Pagi baby boy"

Veux mendongak menatap Daddynya yang membawa sepotong sandwich dengan segelas susu cokelat

"Makanlah boy, Jeux sudah membuatkan sandwich untukmu" ujar Peux yang memberikan sandwich itu ke tangan Veux

Veux bahkan masih mengantuk dan sekarang? Ia harus memakan sandwich sepagi ini?

"Veux masih mengantuk, terimakasih untuk tawarannya" ujar veux yang mengembalikan sandwich itu pada Peux

Ia kembali tidur, sudah bisa di pastikan jika ia ijin tidak bersekolah untuk beberapa hari ini.

Peux pun pasrah, ia menaruh piring yang berisi sandwich dan segelas susu tersebut di atas nakas samping ranjangnya.

"Sleep well baby boy" ujar Peux yang mengecup kening Veux lalu keluar dari kamar

𝖆𝖙𝖙𝖆𝖑𝖎 '𝖛' 𝖋𝖆𝖇𝖗𝖊𝖌𝖆𝖘𝖈𝖍𝖆 [𝖊𝖓𝖉]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang