0.48

1.3K 84 0
                                    

Brakh!

Bruk!

Brak!

Pyarr!

Takh!

Suara ricuh nan kacau di dalam ruangan yang gelap dan minim pencahayaan.

Ruang bawah tanah.

Mereka mengeksekusi orang yang diperintah oleh Cellou untuk mencoba menghabisi Veux.

Tiga hari sebelumnya, para mata-mata dari keluarga Fabregas sudah di sebar ke beberapa titik untuk mencari siapa yang mencoba menghabisi Veux.

Dan disinilah mereka sekarang, satu orang dengan tubuh yang sudah lemas dan penuh luka VS enam orang yang merupakan keluarga Fabregas.

Dimana Faux? Dia di perintah untuk tetap bersama Veux agar membuat perhatian dan pikiran Veux tentang Keluarganya teralih sebentar.

Back!

Sebuah cengkraman di dagu orang yang tengah terduduk dengan kedua tangan terikat di belakang kursi dan kaki terikat satu sama lain.

Ngilu

Hanya itu yang bisa dirasakan oleh orang tersebut, bahkan ia sampai meringis kesakitan.

"Siapa yang menyuruhmu, KATAKAN!!!" bentak Aux

"Ti-tidak a-ada tu-tuan" jawab orang tersebut dengan kikuk

Semakin tersenyum miring, kini mereka sudah diambang kewarasannya menghadapai musuh.

Jiwa psikopat mereka akan kembali muncul. Dan mampu menelan korban berapapun itu.

Sementara di ruangan putih, dan ada seorang remaja yang masih terbaring lemas di atas brankar dengan tatapan mata sayu.

"Kak, pulang ya, aku kangen sama mansion"

Faux sudah mencoba untuk mengalihkan, namun ingatan Veux lebih tajam daripada silet.

"Mereka sedang bekerja baby, jadi, Baby dengan kakak dulu ya" Veux menggeleng cepat

Sudah berapa tolakan yang di jawab oleh Veux, bahkan ia sampai ingin menyerah saja.

"Kakak panggilkan Zee ya" Veux kembali menggeleng

Cklek

Baru saja dibicarakan dia sudah datang. Siapa dia? Dia Zee. Dia memang sudah di depan pintu ruang inap Veux, namun belum masuk karena ada telfon dari asistennya.

"Hai baby. Hai Faux" sapa Zee

Veux nampak tersenyum manis sekilas, setelah itu dia kembali menatap penuh harapan pada Faux yang tengah tersenyum tipis pada Zee.

"Tadi kakak dengar, kamu mau pulang?" Veux menoleh lalu mengangguk antusias

Zee mengangguk faham pada Faux yang terbilang cukup terkejut bahkan Zee bisa tau jika Faux ingin bertanya 'apa maksudmu?' Tapi tidak bisa diucapkan langsung.

"Ke mansion kakak ya, di sana ada kaset dari berbagai genre musik" rayu Zee

Walau dikata mustahil, namun itu adalah kenyataannya. Bahkan Zee sanggup untuk membayar artis kalangan tinggi jika itu bisa membuat Veux bahagia.

"Boleh kak?"

Veux bertanya pada Faux untuk memastikan apa diperbolehkan ataukah tidak. Namun jawaban Faux yang masih diluar nalar oleh Zee.

"Boleh Baby boy, kita akan ke sana"

Veux tersenyum lebar mendengar itu, apalagi ada Kaset yang dari berbagai genre musik, itu yang paling membuat Veux bersemangat.

"Faux, panggil Arnold ke sini untuk melepas alat medis dari tubuh Veux"

Faux hanya mengangguk sekilas lalu keluar, tak ingin adiknya berubah pikiran karena ia yang terlalu lama meladeni Zee yang seenaknya memerintah dirinya.

Setelah Arnold melepas alat medis yang menempel pada tubuh Veux, kemudian mencabut jarum infus. Veux kini tengah duduk di jok belakang penumpang. Senyuman yang terus saja mengembang saat bermain game di iPad milik Zee.

Sedangkan Zee dan juga Faux yang sedari tadi memperhatikan hampir saja lupa akan daratan. Hingga Zee hampir menabrak mobil lain di depannya saat ia fokus pada Veux.

"Kak, beli es krim ya?"

Ciiittt!!!

Untung saja tidak ada mobil atau kendaraan lain di belakang mobil mereka. Coba kalau ada pasti sudah terjadi hal diluar logika:v

Mereka berdua kompak menoleh ke belakang, tatapan elang mereka mengintimidasi Veux, bahkan Veux yang merasa ada hawa yang tak ia inginkan pun mengalihkan pandangannya keluar jendela.

"Just it, please"

𝖆𝖙𝖙𝖆𝖑𝖎 '𝖛' 𝖋𝖆𝖇𝖗𝖊𝖌𝖆𝖘𝖈𝖍𝖆 [𝖊𝖓𝖉]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang