• 0.2

10.3K 638 4
                                    

Veux dkk pergi meninggalkan cafe tersebut untuk kembali ke basecamp mereka. Di basecamp dari mereka sampai di tempat dan sampai semua orang kumpul lengkap, masih saja mereka membahas tentang kejadian tadi pagi. Hingga Veux bosan sendiri dan ia tinggal tidur karena bosan.

"Eh Al, kau dengar tidak? Katanya ketua mafia Italia datang ke Prancis" ujar Raga secara mendadak

Veux langsung menatap Raga dengan tatapan terkejut. Bahkan yang di tatap pun ikut terkejut

"Untuk apa mereka ke Prancis?" Tanya Veux

"Entahlah, mungkin ada pekerjaan" jawab Raga santai

"Bukannya mereka ada di Jerman ya?" Gumamnya

"Bagaimana kau bisa tau?" Sidik Jeff

Veux menjadi gelagapan sendiri menjawab pertanyaan temannya yang tiba-tiba, "tidak, hanya pernah mendengar beritanya saja" jawabnya

Keadaan kembali hening. Hingga Dandi membuka suara yang membuat mereka ikut mengangguk.

"Dan ya, tadi ada murid baru di sekolah kita, kakak kelas kita" ujar Dandi secara tiba-tiba

"Namanya Orlane" sambungnya

Deg !

Mata Veux membola seketika, jantungnya berpacu dengan cepat, bahkan ekspresi terkejut tak dapat ia tutupi

"Lalu? Apa dia tinggal di sini?" Tanyanya

Dandi mengangguk, "Dia tinggal di mansion, katanya akan menetap"

"What!? Menetap!?"

Semua orang menatap Veux heran, kenapa bisa terkejut seperti itu? Apa ada yang salah?

"Al"

Veux terperanjat mendengar panggilan dari temannya yang baru saja datang.

"Astaga, ada apa?" Tanyanya sembari minum untuk menghilangkan rasa terkejut serta gugupnya

"Ada Orlane datang ke sini, katanya mau bertemu anak-anak"

Uhuk Uhuk

Semua orang gelagapan sendiri kalang kabut membantu Veux yang tersedak

"A-aku mau pulang" pamitnya secara tiba-tiba

Veux langsung berdiri, berjalan perlahan agar perutnya tidak sakit lagi, karena baru saja di obati oleh dokter.

Grep

Seseorang memeluk Veux dari depan, bahkan saat Veux menunduk. Veux yang mendongak pun terkejut, mencoba melepaskan tangan orang itu namun tidak bisa lepas.

"Kak Faux, lepas!" Tekannya

Veux sendiri memberontak, ia tak bisa bernafas di dalam dekapan Faux

Faux menuntun Veux agar duduk di sofa kembali, dan Veux hanya menunduk takut saat Faux membuka kaos nya.

"Cukup berani adik kecil" kesannya berbisik

Temannya juga terkejut melihat tubuh Veux yang terdapat tatto bertuliskan namanya di bagian dada kirinya bertepatan dengan jantung atas, dan perut samping bagian kanan berukir marga, secara menurun.

"Sh-sudah, ayo pulang" ajaknya gugup yang menarik kaosnya untuk menutupi lukanya kembali

Jujur, Veux sangat takut di hadapkan dengan suasana saat ini, bahkan tubuhnya gemetaran.

"Baiklah"

Faux berdiri dengan tangan di masukkan ke dalam saku celana, "perkenalkan, aku Orlane, dan salam kenal semuanya" ujarnya datar

Setelah itu, Faux menggenggam tangan Veux mengajaknya kembali ke mansion baru mereka. Veux merintih sakit saat berjalan, dan membuat Faux gelagapan bingung.

Saat sampai mansion, sudah di suguhi pemandangan yang menarik. Daddy dan kelima kakaknya serta Papa nya sudah ada di depan mata sedang menunggu mereka pulang.

"Apa sudah cukup bermainnya, Boy?" Tanya Peux mengintimidasi

Dengan susah payah menahan air matanya agar tidak jatuh, namun gagal. Air matanya jatuh tak kuasa menahan sakit di bagian sisi kiri perutnya yang terkena tembakan tadi siang.

Sebelum tubuh Veux melemah, Peux sudah dulu menariknya ke dekapannya. Peux bisa merasakan isakan sakit pada Veux, bahkan Tuxedo belakangnya terasa di tarik akibat cengkraman Veux yang begitu kuat.

"Tutup pintu, Remang kan cahaya, dan pergilah ke kamar, tidur" perintah Peux mutlak

Mereka semua langsung bergegas menuju ke lift, sebelum itu salah satu dari mereka sudah menutup pintu dan juga meremangkan cahaya di sana.

Peux menggendong Veux ala koala, bahkan Veux menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Daddynya itu. Rasa sakitnya di dominasi dengan rasa rindu.

"Apa yang sakit boy? Coba Daddy lihat" ujarnya

Peux menurunkan Veux di tepi ranjang, namun air mata masih saja menetes, membuatnya geram. Ia tak suka melihat anaknya menangis.

"Ganti pakaian mu dulu ya.."

Peux membantu Veux untuk berganti piyama, namun tatapannya terkunci begitu melihat luka yang begitu dalam dan terbalut perban putih, di bagian perut kiri Veux.

"Daddyhh, sakit ugh"

Deg!--

𝖆𝖙𝖙𝖆𝖑𝖎 '𝖛' 𝖋𝖆𝖇𝖗𝖊𝖌𝖆𝖘𝖈𝖍𝖆 [𝖊𝖓𝖉]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang