Sudah dalam hitungan hari. Setiap menit, setiap detik, gerak-geriknya selalu diawasi oleh seseorang yang tengah berdiri tak jauh dari jendela yang hanya tertutup tirai tipis.
"Aku akan membuatmu menjadi adikku, Fabregascha. Kau sangat penting bagiku daripada yang lainnya" gumamnya
Dan di sisi lain juga, ada seseorang yang tengah mengawasi aktivitas Veux sedari ia masuk rumah sakit. Senyuman mengembang di bibirnya, tawa yang begitu membuat candu walaupun nyaris tak terdengar.
Itu semua karena Veux, mereka seakan gila akan remaja bernama Veux. Bahkan mereka sudah membuat misi untuk mendapatkan hati Veux dengan bermain halus, tidak secara kasar.
Tapi di balik itu semua, ada seseorang yang selalu mengirim hadiah untuk Veux. Siapa dia?
Zee Charlie. Dia mengawasi mereka semua dari cctv rumah sakit. Bahkan tangan kanannya kini tengah terjun ke rumah sakit, dan menyamar.
Seperti orang gila mereka. Itu yang dipikirkan oleh Zee sekarang.
Banyak orang yang mengincar Veux. Namun sayang lawannya juga tidak semudah yang mereka bayangkan.
Hingga saat ini, mereka memberanikan diri untuk mendekati target mereka, namun sepertinya itu susah, saat Veux selalu enggan di sentuh oleh orang lain.
Kembali lagi ke Veux. Kini dia tengah duduk dengan memakan coklat pemberian kakaknya.
Veux sudah kembali berbicara, namun tidak pada Daddy dan juga Papa nya.
Setiap hari, meja bundar kaca tak pernah kosong dari yang namanya kado. Selalu ada kado baik besar maupun kecil. Selalu ada memo, namun hanya ada inisial di bagian pengirim.
Bahkan Rion tidak bisa membobol situs mereka, ia semakin yakin jika mereka bukan orang sembarangan.
Saat ini, Ceux baru saja datang dari kantor. Ia sengaja untuk langsung ke rumah sakit untuk menjenguk adiknya.
Langkahnya terhenti, netranya menoleh pada kado yang memenuhi meja bundar tersebut.
"Siapa yang mengirim?" Tanya Ceux
"Entahlah kak, mungkin kak Charlie" tebak Veux
Di sisi lain, mereka yang merupakan pengirim kado tersebut, menggeram marah mendengar tebakan yang salah besar di koreksian mereka.
Itu aku, Veux!. Batin mereka bersamaan.
Ceux masih bingung, ia curiga jika ada seseorang yang berniat jahat pada adiknya ini.
Sheet
Ceux yang baru saja mendekati brankar adiknya pun langsung berbalik badan.
Dante?
"Maaf tuan, saya diminta tuan Zee untuk memberikan hadiah untuk tuan muda Veux"
Wth-!?. Teriak batin Veux
"Kakak baru mengirim hadiah?" Dante mengangguk
"Lalu itu? Siapa yang mengirim?"
"Saya tidak tau tuan, sepertinya itu dari orang lain. Karena tuan Zee sangat sibuk, dan baru mengirim sekarang" jawab Dante
Ceux sudah menyangka jika ini semua benar adanya, kecurigaannya mulai datang.
"Baiklah, terimakasih" ujar Veux
Dante mengangguk lalu keluar ruangan, disusul oleh Ceux.
'Katakan pada Zee, Mereka datang kembali' bisik Ceux
Dante menegang seketika, ia takut memberikan informasi seperti itu pada Zee.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝖆𝖙𝖙𝖆𝖑𝖎 '𝖛' 𝖋𝖆𝖇𝖗𝖊𝖌𝖆𝖘𝖈𝖍𝖆 [𝖊𝖓𝖉]✓
Teen FictionBagaimana jika seorang remaja yang baru saja menginjak kata 'Remaja' nekat kabur dari kekangan keluarganya yang dibilang super overprotektif terhadapnya. Bahkan tak hanya Keluarga, Sepupunya juga ikut overprotektif terhadap dirinya. Ia di jaga oleh...