"Ikutlah denganku!"
Shit!
Mereka mengumpat dalam hati, bahkan sumpah serapah sudah mereka keluarkan dalam hati.
Veux masih memberontak dari cekalan kedua bodyguard dari Re.
"Aku tidak mau!"
Re yang sedari tadi diam memperhatikan Veux yang terus saja memberontak pun kini mulai tersulut emosi.
"Bawa dia ke mansion!"
Kedua bodyguard tersebut langsung menyeret Veux ke dalam mobil hitam yang berada di belakang mereka.
Teman Veux masih diam membeku diambang kebingungan. Sampai mereka pergi dari sana.
Beberapa dari teman Veux mengikuti mobil tersebut, dan lainnya pergi ke mansion Fabregas.
Brakh!
Nick langsung saja mendobrak pintu utama mansion, menampakkan seorang pemuda yang tengah fokus dengan laptopnya.
"Kak Ceux!"
Ceux yang merasa dipanggil pun menoleh, ia langsung berdiri melihat raut wajah teman adiknya itu berubah.
"Ada apa Nick?"
"Veux, hah.. dia di bawa oleh Re" ujar Nick yang masih mengatur nafasnya
Ceux terkejut mendengar jika adiknya dibawa oleh Re, bagaimana Re bisa tau adiknya sudah kembali?.
Ceux langsung mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja, dan menelfon Zee.
Disisi lain, Veux kini tengah di rantai di kamar dari sang empunya, Re.
Lalu dimana temannya yang membuntuti? Mereka di hadang oleh bodyguard lain dari Re, hingga kehilangan jejak.
Kranggg
Kranggg
Suara gesekan antara besi rantai dengan sesama besi, membuat ruangan serba hitam itu menjadi bising.
Cklek
"Maaf tuan muda, kaki anda bisa terluka jika terus saja bergesekan dengan rantai"
Itu adalah Dery, tangan kanan dari Re. Dia sedari tadi berjaga di depan pintu kamar Re, dan masuk ketika mendengar suara yang bising dari dalam kamar Re.
"PERSETAN DENGAN LUKA! AKU MAU PULANG!!" Bentaknya
Dery sampai menutup mata saking kerasnya bentakan dari Veux.
"Tidak bisa tuan muda"
Veux memelototi Dery, bahkan seperti siap menguliti Dery.
Ya Tuhan, semoga dia tidak akan menguliti ku jika dia bebas. Batin Dery yang mati Matian menahan rasa takutnya
"Ada apa ini?"
Suara bariton berat yang membuat mereka menoleh secara bersamaan.
Terlihat dari belakang Dery jika ada seorang pemuda yang masih memakai pakaian lengkap dengan Tuxedo, dan jas putih.
"Maaf tuan, tuan Veux ingin keluar"
Pemuda itu mengerling, melihat Veux yang juga menatapnya datar.
"Kau ingin kemana, Veux?"
Veux membuang Pandangannya keluar pintu balkon, "Ke mansion" jawabnya datar
Klick
Klick
Veux menoleh ke depan, ia melihat pemuda tersebut membuka gembok bulat seperti borgol.
"Kau boleh bebas, namun tidak untuk pulang"
Veux mengerutkan dahinya bingung, "apa maksudmu?"
"Kau boleh bebas berkeliaran di mansion ini, tapi tidak untuk pulang ke mansion mu"
Mata Veux membulat sempurna, "apa!? Kau gila!" Kesalnya
"Jaga ucapanmu, Veux!"
Veux berdecih mendengar perintah yang seperti keluarga sendiri, "kau bukan siapa-siapa ku"
Deg!
Pemuda tersebut menegang seketika, bahkan seseorang yang baru saja menginjakkan kaki ke dalam kamar tersebut langsung terhenti membeku.
"Apa kita tidak bisa menjadi kakak walaupun hanya sebatas orang asing?" Lirihnya
Bungkam
Veux ragu untuk menjawab pertanyaan itu, ia sudah menyakiti hati mereka walaupun tanpa sengaja.
"Jawab kita Veux!"
Veux tersentak mendengar suara berat yang sangat ia kenal. Ia lantas menggelengkan kepalanya, dan beranjak turun dari ranjang besar itu.
"Kalian terlalu egois, kalian terlalu mementingkan ego kalian sendiri daripada perasaan orang lain"
Deg!
Mereka terdiam, tak ada satupun dari mereka yang mengeluarkan suara.
"Apa yang kalian inginkan sebenarnya?"
"Kau menjadi adik kami" ujar Re
"Tidak"
Mereka tersenyum miring walaupun hati mereka masih sakit.
"Kau tidak akan bisa keluar dari ruang lingkup kami, karena tatto lambang dari kami sudah ada di tengkukmu"
Veux memilih tak menggubris, ia melenggang pergi dari sana, dan memesan taksi untuk pulang.
"Biarkan dia pergi kak, tidak ada yang bisa mengganggunya lagi" Re mengangguk.
Mereka tersenyum kecut melihat kepergian Veux yang sepertinya sangat kecewa pada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝖆𝖙𝖙𝖆𝖑𝖎 '𝖛' 𝖋𝖆𝖇𝖗𝖊𝖌𝖆𝖘𝖈𝖍𝖆 [𝖊𝖓𝖉]✓
Teen FictionBagaimana jika seorang remaja yang baru saja menginjak kata 'Remaja' nekat kabur dari kekangan keluarganya yang dibilang super overprotektif terhadapnya. Bahkan tak hanya Keluarga, Sepupunya juga ikut overprotektif terhadap dirinya. Ia di jaga oleh...