Apa kisahnya sudah selesai? Oh tentu belum kawan-kawan...
Setelah dua bulan lamanya mereka tinggal di tanah kelahiran mereka, semua berjalan seperti biasanya tidak ada yang berbeda..
Mulai dari veúx yang sering kali berkelahi, hingga adanya kekangan yang sama pada diri veúx..
Dan sudah lama juga, mereka tidak bertemu dengan Zee.. entah ada dimana ia berada saat ini?
Brak
"Mati kau bastard!"
Suara yang tak asing datang dari gudang sekolah, bahkan orang hanya berkerumun tak berani untuk memisahkan mereka
Bruk
Prak
Prak
"Ampun vé, jangan bunuh saya, saya masih ingin hidup" mohon seseorang yang sudah tak berdaya, tubuhnya lemas hampir seperti boneka hidup
"Jangan pernah mengulangi kesalahan yang sama, Bash!" tekan Veux
Setelah mengucapkan hal tersebut, veúx lantas pergi meninggalkan temannya, Bash.
...
ding dong
It's time for the second break to begin
Para murid pun berhamburan keluar kelas, ada yang pergi ke kantin, ke perpustakaan, bahkan ada yang pergi untuk membolos..
namun tidak dengan Veúx dan juga teman-temannya.. mereka masih tenang damai di dalam kelas tanpa ada gangguan..
Veúx tiduran di paha Nicky, rasanya ada yang tidak beres dengan pikirannya namun apa itu ia juga tidak tahu-menahu, bahkan temannya pun ikut memperhatikannya..
"Kenapa kalian menatapku?" Tanya veúx bingung
Mereka hanya menggeleng, percuma jika mereka bertanya pasti jawabannya 'tidak ada apapun'
Sesampainya di mansion.. veúx langsung saja pergi ke kamarnya untuk tiduran.. namun tangannya masih aktif dalam mengotak-atik benda pipih nya..
Halo kak?
(Tut.. Tut.. Tut..)
Kok terputus? Batin veúx bingungHampir sepuluh kali veúx mencoba menelfon seseorang itu.. namun nihil hasilnya..
Hingga rasa kantuk menyerangnya, tanpa harus berbasa basi lagi..
"Dad, kenapa nomor kakak tidak bisa dihubungi?" Tanya veúx yang baru saja turun dari kamar
"Daddy tidak tau, sedari kemarin tidak ada hasil, boy, mungkin kak Zee tengah sibuk?" Ujar peux
Veúx hanya tersenyum tipis menanggapinya.. pikirannya masih terpacu pada Zee
"Aku mau pergi dulu, dad" ujarnya pelan
Tanpa menunggu jawaban ia pun langsung melenggang pergi meninggalkan mansion untuk ke tempat yang ia tuju..
Brummm.. brummm...
Derungan suara motor menggema di telinga mereka.. veúx yang saat itu tengah melewati jalanan tersebut dengan pelan..
Ada beberapa orang yang menghentikannya.. namun sepertinya itu orang asing
"Ada apa?" Tanya veúx dingin
"Mau kah kau ikut bertanding? Hadiah nya lumayan, dilihat dari motor, lo kaya" ujar salah satu orang dengan nada sombong
"sorry, ngga minat" sahut veúx
Sebelum motornya melaju kencang, ia sempat melirik ke arah seseorang yang berada di atas motor dengan keadaan gusar..
"Siapa dia?" Tunjuknya pada lelaki itu
tatapan orang-orang itu mengarah pada orang yang veúx tunjuk..
"Dia? Jika kau ikut bertanding, dia yang akan menjadi musuh mu" ujar salah satu dari mereka
"Dan dengar-dengar, katanya ia membutuhkan uang banyak untuk ayahnya yang akan di operasi" bisik seseorang di sampingnya
Veúx nampak memikirkan keputusannya, di satu sisi ia ingin menolong, namun di satu sisi ia malas untuk balapan liar.
"Ya, aku ikut, jaminannya apa?"
"Uang 5juta dolar" jawab orang yang nampak seperti bos di sana
"Baiklah, aku ikut" jawab Veúx
"Pergilah ke sana kawan, kau akan bertemu dengan penantang lainnya" veúx hanya mengangguk
Veúx langsung saja pergi menuju area balapan liar tersebut..
"Kau ikut, kawan?" Tanya seseorang dari samping kanan, dan jawaban veúx hanya berdehem
Sungguh kejam, seperti tak punya perasaan.. eits.. tp jangan salah, veúx juga manusia yang mempunyai hati nurani..
Siapa yang berani menghadapi tantangan dari Veúx ia yang pasti dapat bagian, dan siapa yang ingin meminta tolong padanya, ia pasti akan dibantu sampai titik dimana masalah selesai..
"Ready!?"
Brummm brummm brummm
"Satu!"
"Dua!"
"Go!!"
Derungan motor yang melaju pesat terngiang di telinga mereka semua..
Banyak sorakan berdatangan dari penonton yang hadir..
Bruakkk
Baru setengah putaran, namun sudah ada yang curang, bukankah ini kompetisi yang murni?
"Cih, dasar badebah konyol" desis veúx
Veúx langsung saja keluar dari area balapan tersebut, ia tak peduli apapun resikonya..
Ia memilih pergi ke tempat sepi, untuk menenangkan pikirannya..
"Sebenarnya ada apa dengan kakak? Kenapa bayangan tentang kakak masih saja terngiang di kepalaku? Akh! Bastard!!!" Geram veúx
KAMU SEDANG MEMBACA
𝖆𝖙𝖙𝖆𝖑𝖎 '𝖛' 𝖋𝖆𝖇𝖗𝖊𝖌𝖆𝖘𝖈𝖍𝖆 [𝖊𝖓𝖉]✓
Teen FictionBagaimana jika seorang remaja yang baru saja menginjak kata 'Remaja' nekat kabur dari kekangan keluarganya yang dibilang super overprotektif terhadapnya. Bahkan tak hanya Keluarga, Sepupunya juga ikut overprotektif terhadap dirinya. Ia di jaga oleh...