•0.25

2.3K 150 0
                                    

Saat ini, bahkan belum bisa dikatakan pagi seutuhnya, karena matahari belum muncul, namun remaja yang baru saja bangun, sudah terlihat meninggalkan mansion dengan mobil kesayangannya.

Veux. Dia pergi ke gereja untuk sekedar mencurahkan isi hatinya kepada Tuhannya. Tidak ada tempat yang sepi selain di gereja menurutnya.

Sementara di mansion Fabregas, mereka semua panik mencari dimana bungsu mereka, bahkan mereka mengabari Zee untuk mencari tau apakah Veux bersamanya atau tidak, namun ternyata tidak.

Pastur dan pendeta yang berada di dalam gereja tersebut, langsung saja berdiri di samping Veux yang duduk. Mereka tidak menyangka jika Veux akan datang sepagi ini. Sendiri.

"Tuan, bagaimana kabar anda?" Tanya salah satu pendeta

"Baik" jawab Veux

Mereka mencoba mencoba mengajak Veux untuk berbicara, walaupun akhirnya Veux hanya menjawab singkat, namun setidaknya untuk tidak membuat pandangan Veux kosong.

"Veux!"

Semua orang menoleh ke arah sumber suara, namun tidak dengan Veux. Veux berdiri dan mengambil jaketnya lalu keluar melewati orang yang memanggilnya tersebut.

Veux melemparkan jaketnya ke jok penumpang, dan melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Mengabaikan orang yang terus mengejarnya.

Mobilnya terparkir di area sekolah yang sudah ramai. Bahkan mobil tersebut berhenti saat mobil lain mendahuluinya masuk.

"Al! Tumben pagi berangkat nya?" Tanya Arga sedikit datar

Temannya menghampiri Veux ke parkiran sekolah.

"Iya"

Mereka menghela nafas berat, mencoba memahami Veux yang tengah Tidak mood ini.

"Eh, ke kantin kuy" ajak Bram

Mereka berjalan untuk pergi ke kantin, namun belum sempat ia melangkah jauh, bahu kirinya sudah nyeri terlebih dahulu.

"Akhh.. kenapa sakit sekali" gumamnya

Temannya menghentikan langkahnya merasa jika ada yang kurang dari mereka, lantas saja mereka berbalik dan berlari ke arah Veux yang sudah bersandar lemah di mobilnya.

"Kita ke rumah sakit saja" ujar Nick

Veux mencengkeram kuat kemeja sekolah Nick yang tidak ia masukkan kedalam celana. Nick yang faham pun langsung mendekap tubuh lemah Veux.

Mereka panik saat Veux pingsan di dekapan Nick.

"Kabari keluarganya Nick!" Suruh Bram

Nick langsung saja mengambil ponselnya di saku celana dan mencoba mengabari mereka, keluarga Veux. Namun tak ada jawaban, bahkan sepertinya mereka mematikan ponsel mereka.

Nick membopong tubuh Veux kedalam mobil. Menyenderkan kepalanya pada bahu Remond.

"Kau bisa mengemudikannya?" Tanya Dandi memastikan

"Aku tidak yakin, karena ini susah" jawab Nick

Terlintas di pikirannya saat melihat finger print di tengah stir kemudi itu. Sidik jari Veux.

Nick mencabut Stir kemudi tersebut, dan menempelkan ibu jari kanan Veux ke arah Finger print. Dan benar saja, mobilnya langsung menyala.

Nick langsung memasangnya lagi, dan membawa Veux ke rumah sakit terdekat.

Para dokter berhamburan melihat tuan muda mereka pingsan di gendongan Nicky.

"Tolong Veux, Stiv!" Teriak Nick pada salah satu dokter yang berjalan dengan membaca laporan salah satu pasien

Dokter tersebut mendongak dan langsung memberikan laporan tersebut pada suster di sampingnya, dan mengambil alih tubuh Veux.

Seperempat jam, mereka menunggu Veux untuk sadar, namun balum ada hasil apapun.

Ceklek

Mereka menoleh melihat siapa yang masuk dengan tergesa-gesa.

Keluarga Fabregas

Nicky langsung saja menarik tangan Peux menjauh dari brankar Veux

"Om, ada sesuatu yang harus aku jelaskan" ujar Nicky

Peux mengangguk menjawab perkataan Nicky.

Flashback

Setelah Stiv keluar dari ruang UGD, raut wajah Stiv menjadi sedikit resah.

"Nick, bisa kita bicara?" Nicky mengangguk

Mereka pergi ke ruangan Stiv untuk membicarakan hal yang penting.

Stiv menunjukkan foto hasil lab. Terlihat jelas jika foto sinar-x tersebut menunjukkan jika ada keretakan pada tulang Veux.

"Dia harus istirahat total, dan tidak boleh sering menggerakkan tangan kirinya terus menerus" ujar Stiv

"Sangat sulit memberikan obat pada Veux. Jadi aku sarankan untuk memberikan obat yang sudah aku ubah menjadi bubuk ini ke makanan Veux, ataupun minuman. Tiga kali sehari" sambungnya

Nicky pun mengusap wajahnya kasar lalu mengangguk dan keluar dari ruangan Stiv.

Flashback off

Peux terkejut mendengar jika tulang Veux retak, tangannya bergetar memegang hasil lab tersebut.

"Obatnya, om" Nick memberikan dua botol kaca yang berisi obat bubuk.

Semua orang yang di sana menatap interaksi mereka berdua dengan tatapan yang sulit di artikan.

𝖆𝖙𝖙𝖆𝖑𝖎 '𝖛' 𝖋𝖆𝖇𝖗𝖊𝖌𝖆𝖘𝖈𝖍𝖆 [𝖊𝖓𝖉]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang