I'll make it up to you

259 23 20
                                    

*Di salah satu rumah makan tradisional di kawasan perbukitan Sentul, Bogor

Usai buang air kecil Rian akhirnya kembali ke saung tempatnya dan Ara menyantap makan siang. Ara masih terdiam melihat Rian yang perlahan menghampirinya lalu duduk persis dihadapannya. Keheningan tercipta usai obrolan mereka semalam kembali dibahas. Tak ingin terjebak dalam kebekuan suasana, Rian pun beranjak dari duduknya dan mendekat ke Ara.

Rian: udah ya.. kita lupain dulu soal yang tadi... sekarang kamu habisin makannya.. habis itu kita jalan-jalan lagi, aku suapin ya?

Ara hanya mengangguk, berusaha ngikutin apa kata suaminya.

Selesai menyantap makan siangnya, keduanya pun meninggalkan rumah makan tersebut, dan bergegas mencari spot menarik lainnya.


*Di salah satu spot camping keluarga di perbukitan Sentul, Bogor

Rian kembali mengendarai mobilnya naik ke atas, setelah kurang lebih 40 menit perjalanan.. mobilnya berhenti di salah satu spot yang cukup ramai dikunjungi untuk camping keluarga. Terdapat banyak mobil terparkir dimana disampingnya berdiri tenda-tenda kecil, rata-rata pengunjung yang datang adalah keluarga-keluarga yang ingin menghabiskan liburan dengan suasana alam. Rian pun turun dari mobilnya lalu menghampiri Ara di pintu samping kemudi, membantu istrinya turun dengan hati-hati.

Rian: kamu suka nggak tempatnya?

Ara hanya tersenyum dan mengangguk, bagaimana nggak.. meskipun Rian berusaha baik-baik aja, dalam hati Ara masih merasa canggung. Bumil ini ngerasa udah membuat suasana liburannya jadi sedikit nggak nyaman. Sementara Rian terus menggandeng istrinya, mengajaknya menapaki bukit kecil untuk melihat pemandangan dari atas sana. Tak sanggup lagi menahan rasa canggung diantara keduanya saat ini, Ara perlahan berusaha membuka percakapan dengan hati-hati, niatnya hanya satu, dia hanya ingin menyelesaikan perbedaan persepsi antara dia dan Rian. Selama ini memang Rian yang kerap mengalah dengan semua kemauan Ara, tapi Ara juga nggak pernah memaksa suaminya untuk terus nurutin kemauannya, ada kalanya dia juga ngikutin semua nasehat suaminya. Yang Ara ingin saat ini hanya meng-clearkan perbedaan pendapat diantara keduanya.

Ara: sayang.... (panggil Ara ke suaminya yang tengah menikmati pemandangan dari atas bukit kecil)

Rian: kenapa ra?

Ara: maaf sebelumnya... aku malah jadi ngebahas ini lagi.. aku bener-bener minta maaf udah bikin kamu kepikiran karena obrolan kita semalem

Rian: udah sayang.. nggak apa-apa... suami istri beda pendapat itu biasa, jujur aku emang sedikit kecewa kamu tiba-tiba aja bahas daycare, tapi aku juga berusaha ngerti, mungkin emang kamu udah punya planing ke depan untuk anak kita

Ara: ian... aku nggak akan kekeh untuk nitipin anak kita ke daycare kalo emang kamu nggak bersedia, makanya semalem aku pikir... aku cuma mau diskusi dan minta pendapat kamu, aku nggak keberatan kok.. kalo nantinya aku harus ngurus anak kita sendiri sembari aku ngerjain project dari majalah

Rian: ra.. kita kan sama-sama nggak terlalu tahu tentang ini, aku mungkin nggak sepedapat sama kamu tentang daycare, tapi bukan berarti itu jadi keputusan final kita nantinya, kita kan sama-sama belajar untuk jadi orang tua, makanya kita perlu konsultasi ke orang lain yang mungkin lebih paham, ke dokter misalnya atau ke psikolog anak untuk tahu yang terbaik buat anak kita nanti, begitu juga perihal daycare... kita belum paham betul tentang itu.. apa kelebihannya apa pula risikonya kita nggak tau kan, kita perlu banyak referensi ra.. makanya kita akan cari tau itu pelan-pelan sembari kita belajar parenting, jadi kita nggak perlu buru-buru ambil keputusan... aku cuma pengen yang terbaik nantinya buat anak kita.. ngerti kan maksud aku? (jelas Rian sambil menggenggam tangan istrinya dan mengulas senyum)

Home sweet home 🏡Where stories live. Discover now