precious gift

421 22 69
                                    

*Di Sebuah Rumah Sakit Ibu & Anak di kawasan Menteng Jakarta Pusat

Hingga pukul 23.00 malam Ara masih mengerang kesakitan, tak banyak yang dapat Rian lakukan saat ini selain menggenggam erat tangan Ara, dan mencium puncak kepala istrinya itu.

Alya: tahan ya sayang... pasti anak kamu lagi bergerak menuju jalan lahirnya, kamu juga harus berjuang ya sayang.... mama disini.. (ucap mamanya Ara terus memberikan kekuatan ke anak semata wayangnya)

Tak lama berselang, seorang perawat dan dokter Nina tiba di ruang inap Ara.

Nina: nambah 2 centimeter ya mama... sabar ya... memang kalo kehamilan pertama biasanya temponya agak lama

Rian: kita harus nunggu berapa lama lagi dok, saya nggak tega liat Ara jejeritan kayak tadi

Nina: jarak antar pembukaan ini nggak bisa dipastikan papa.. apalagi ini kehamilan pertama, tapi seandainya mau menstimulasi bisa dipake gerak badannya, jalan ringan aja keliling ruangan

Rian pun hanya mengangguk pasrah, lagi-lagi ia kembali mendekati istrinya, nampak Ara yang udah mulai lelah dan tertidur.


*****

Keesokan harinya setelah semalam beberapa kali mengalami kontraksi, tepatnya pagi hari Ara kembali merasakan pergerakan di perutnya, Rian dengan lingkaran hitam dimatanya masih berusaha menahan kantuknya karena semalaman beberapa kali ia harus terjaga dan nenangin istrinya. Dokter Nina dan seorang perawat pun kembali mengecek kondisi Ara.

Nina: udah 6 centimeter nih sus, nanti kalo udah nambah 2 atau 3 centimeter lagi kita bawa ke ruang bersalin aja.. mama semangat ya, ini udah pembukaan 6 loh, gerakin aja badannya sesekali ya

Ara hanya mengangguk lemas di tempat tidur nya.

Siang berganti petang, mamanya serta mama mertua Ara secara bergantian menjaga bumil ini, namun Ara masih aja berbaring, sejak terakhir perutnya bergejolak di pagi hari tadi, hingga kini bumil ini belum ngerasain pergerakan lagi.

Kirana: yan.. mama pulang ya, soalnya mamanya Ara kan bentar lagi dateng

Rian: iya mah...

Beberapa saat kemudian datanglah mamanya Ara sambil membawakan Rian makanan.

Alya: makan dulu yan...

Rian: iya mah.. makasih, Rian masih kenyang

Ara: ian... perut aku sakit......

Rian sontak menekan emergency button di dekat tempat tidur Ara.

Rian: sabar ya sayang... kita tunggu dokternya ya... (ucap Rian sambil mengusap kepala Ara)

Ara: sakit bangetttt... ian........ (keluh Ara kali ini nggak menjerit tapi dia nggak berhenti merintih)

Suster: ibu Ara kontraksi lagi?

Rian: tolong dicek sus... barusan istri saya kesakitan lagi

Suster: masih 6 centimeter bu, ditunggu ya...

6 jam berlalu Ara kembali mengerang kesakitan, kali ini disertai jeritan, Rian yang panik sampe ikutan nggak sabar dan keluar manggilin perawat. Setelahnya tibalah dokter Nina ditemani seorang perawat.

Nina: ini udah nambah 2 centimeter sus, kita bawa aja ke ruang persalinan, mungkin akan masih menunggu untuk pembukaan berikutnya tapi nggak apa-apa kita tunggu aja di ruang persalinan

Menjelang tengah malam akhirnya Ara pun dipindah ke ruang bersalin, sang mama masih setia disampingnya sementara Rian berjalan dibelakang perawat yang membawa istrinya, sambil berjalan ia berusaha menelpon mamanya, mengabarkan kondisi terkini istrinya, namun karena tak kunjung dijawab, Rian pun hanya mengirim pesan, berharap mamanya segera membacanya.

Home sweet home 🏡Where stories live. Discover now