Anxiety

198 20 13
                                    

*Di kantor salah satu BUMN di bilangan Setiabudi Jakarta Selatan

Saking kelamaan ditinggal Ara ngobrol sama Shena, Rian akhirnya ngelanjutin makannya sendiri. Hampir setiap suapan ke mulutnya, bibir calon ayah ini selalu ngedumel kesel sama kehadiran Shena yang udah ganggu makan siang dia sama Ara. Selesai menghabiskan nasi capcay kuahnya Rian yang ngeliat istrinya masih asyik ngerumpi sama Shena akhirnya memutuskan untuk kembali ke ruangannya.

Ara: sayang... mo kemana? (tanya Ara sambil megangin celana suaminya, waktu Rian berdiri dari kursi)

Rian: aku mo balik ke ruangan, kerjaan aku masih banyak

Ara: oh.. yaudah, aku di sini sama Shena ya.. nggak apa-apa kan shen?

Rian sontak ngelirik usai denger jawaban dari istrinya, bisa-bisanya si Ara milih untuk tetep stay di pantry sama Shena ketimbang ikut dia ke ruangannya.

Shena: nggak apa-apa banget lah mbak... gue juga tadi habis ngerampungin kerjaan jadi baru istirahat sekarang

Rian: yaudah aku duluan.. (pamit Rian ninggalin Ara, langsung pergi nggak pake pamitan-pamitan manis kayak biasanya)

Sesampainya di ruangannya muka Rian masih kenceng, pria 28 tahun ini langsung menuju mejanya dan fokus menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda karena dia terlalu lama keluar kantor untuk istirahat makan siang.

Ridwan: lah kok sendirian.. si Ara kemana yan?

Rian: di pantry

Fahri: lo ninggalin Ara di pantry?

Rian: dia lagi ngobrol sama Shena, makanya gue balik kesini

Fahri: oh.. jadi ada yang ditinggal ngerumpi wkwkwkwk

Plaaaaakkkkk..... sebuah pulpen melayang persis mengenai kening Fahri.

Fahri: duh... sakit yan...

Rian: makanya diem

Fahri hanya mendengus kesal sambil mengusap-usap keningnya yang terkena lemparan pulpen dari Rian.

Badan Rian boleh aja ada di ruangannya, tapi pikirannya sesekali masih melayang-layang mikirin istrinya kenapa masih keasyikan ngerumpi. Sesekali pria ini melihat ke arah jam tangan maupun ke arah jam dinding, menanti Ara yang nggak juga nyusulin dia ke ruangan ini. Tapi karena udah terlanjur gengsi, kali ini Rian milih tetep di ruangannya dan ogah nyusulin istrinya. Satu jam lebih berlalu nggak ada tanda-tanda juga kalo Ara sama Shena udahan ngerumpinya, Ara masih aja nggak balik-balik, udah mulai gedeg.. Rian akhirnya balik lagi ke pantry, namun saat dia ngebuka pintu pantry, dia nggak menemukan Ara sama Shena, melainkan 2 karyawan laki-laki yang lagi asyik ngopi.

Karyawan 1: nyari siapa yan?

Rian: lo ngeliat Shena sama ibu-ibu hamil nggak? tadi mereka di sini?

Karyawan 2: ibu-ibu hamil? bini lo kali?

Rian: iyeee... lo liat nggak?

Karyawan 1: tadi katanya ke nursery room, mo tiduran

Rian terdiam sesaat lalu berterimakasih dan meninggalkan ruangan pantry tersebut.

Dari pantry Rian bergegas menuju nursery room di lantai 4. Rian mengetuk pelan pintu nursery room, tak mendengar jawaban, pria ini pun membuka pintu perlahan. Dilihatnya Ara sedang tiduran di sofa, Rian membuka sepatunya lalu berjalan mendekat dan menumpukan kedua lututnya di dekat sofa. Dengan hati-hati ia membelai rambut halus istrinya itu lalu mengecup kening dan ujung hidung Ara. Bumil ini nampak kelelahan sehingga tertidur pulas. Tenggelam memandangi sang istri yang tengah beristirahat, Rian dikagetkan oleh suara pintu.

Home sweet home 🏡Where stories live. Discover now