Harsa sudah pulih ia sudah kembali beraktifitas seperti biasa, sekarang sudah hari Jumat jadi Senin depan sudah mulai ujian kenaikan kelas.
Harsa pulang duluan ia tidak mau menunggu Jaziel rapat karena lumayan lama dan Harsa sudah ingin cepat sampai di apartemen untuk mencoba membuat masakan baru.Harsa berjalan dengan riang dan memesan taksi online.
Seperti biasa jarak tempuh antara sekolah dan apartemen nya hanya 20 menit dan Harsa sudah sampai di Apartemen nya. Harsa menaiki lift dengan memegang ujung tali tasnya seraya tersenyum karena ia kembali mendapat nilai ulangan yang bagus."Halo adik manis..." Sapa laki laki yang sudah berada di depan pintu apartemen Harsa.
Harsa mematung jantung nya berdegup kencang saat yang di lihat di depan matanya adalah kakaknya.
"K-kakak?""Gimana kehidupan kamu setelah keluar dari rumah? seneng ya?" ujar Adrian sambil memepet Harsa ke tembok.
Harsa menggeleng
"N-ngapain kakak kesini?""ngapain ya? udah lama aja si gw gak siksa lo kangen aja..." jawab Adrian santai tanpa memperdulikan raut ketakutan Harsa.
"k-kak Asa ga mau!"
"Harus mau dong.... kenapa ga mau? kangen buat merah merah tuh di leher lo..."
Dengan spontan Harsa langsung memegang leher nya menggunakan kedua tangannya sembari menggeleng.
"J-jangan Kak...."
"Kenapa gue harus nurut sama lo? ayo ikut gw"tarik Adrian paksa.
Harsa sudah menangis sekarang ia berusaha melepaskan cekalan tangan Adrian.
"K-kak lepasssss!"
"DIAM!" Bentak Adrian .
Harsa terdiam ia mengigit bibir bawahnya kebiasaan saat ia panik akan selalu terulang.
"Lo tau Harsa? gara gara lo ayah di penjara, ulah suami sialan lo itu gw sama ayah jadi gak bisa main judi dan gak bisa foya foya!"
Harsa menggeleng
"bukan salah Iel!"Adrian bersmirk sembari mengangkat satu alisnya.
"Bukan salah suami lo? ga nyangka gw kenapa suami lo masih mau ya sama lo? lo itu udah pernah gw pegang pegang padahal"Badan Harsa sudah gemetar trauma nya kembali muncul, ia butuh Jaziel.
"GA USAH NANGIS SIALAN! MOBIL GW BERISIK TAU GA LOOO!" teriak Adrian.
Harsa tersentak ia semakin menangis demi apapun Harsa takut, ia tidak mau di cambuk lagi, ia tidak mau di pukul menggunakan tongkat base ball sampai rasanya tubuhnya mati rasa karna pukulan itu.
"K-kak A asa mau pulang.." lirih Harsa.
"Iya ini kan mau gw bawa pulang... pulang ke rumah..."
Adrian berhasil membawa Harsa menyeret Harsa bak seorang budak dan mendorong Harsa ke lantai.
"welcome to Hell" ujar Adrian sembari tersenyum.
Adrian berfikir sejenak sambil menatap Harsa.
"gw mulai nyiksa lo dari mana ya? gw cambuk atau gw pukul dulu lo sampai pingsan? baru gw cambuk?" tanya Adrian.Harsa menggeleng lemah
"J-jangan kak""Jangan kata lo? dari awal keluarga lo itu nyusahin sa! bunda lo sama lo itu sama aja! terlalu goblok! Lo tau ga dari awal ayah gak cinta sama bunda lo itu miris banget ya sa hidup lo..."
CTAKKKKK
Tubuh Harsa bergetar saat menerima cambukan pertama, rasa perih langsung menyapa area punggung nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
H A R S A [ E N D ]
Teen FictionH A R S A Harsa seorang brandal yang tidak pernah mengikuti aturan,memakai Hoodie setiap jam pelajaran, bertengkar bersama laki laki, suka sekali membuat keributan di sekolah. tapi siapa sangka di balik jahatnya dunia Allah sudah mengirimkan orang...