- Maaf.

2.4K 326 70
                                        

Jaziel masih setia menunggu mata cantik itu terbuka sudah 3 hari Harsa belum juga menunjukkan tanda tanda akan terbangun dari tidurnya, Jaziel dengan senang hati selalu berada di samping Harsa membacakan surah surah Al - Qur'an dan juga mengajak Harsa berbicara walaupun Harsa tidak merespond apa apa.
Seperti yang di lakukan Jaziel sekarang ia sedang mengajak Harsa berbicara.

"Asa? maaf ya aku telat ke sini nya tadi aku habis ngerjain ulangan, soal nya gampang banget, semoga aku keterima di universitas negeri ya supaya aku bisa kasih kamu uang yang banyak nanti, aku harus lebih kerja keras untuk kamu, kamu mau jadi dokter kan? pasti aku sanggupi tapi bangun dulu yuk... kamu di cariin sama haykal kata haykal tumben ga lihat kamu kangen ribut katanya" oceh Jaziel panjang lebar.

Jaziel menggenggam jemari Harsa mencium punggung tangan Harsa sambil terus berdoa semoga Harsa benar benar segera bangun.

"Harsa aku ngantuk banget semalem habis belajar jadi aku mau tidur sebentar ya?" tanya Jaziel sambil menatap si cantik yang masih enggan membuka matanya.

Jaziel memang lelah ia kurang tidur karena belajar dengan extra ia juga ingin mengincar beasiswa full supaya ia tidak usah membayar uang kuliah dan sebagian uang nya bisa ia tabung Jaziel juga sudah memutuskan akan bekerja part time uang nya akan ia tabung untuk kuliah Harsa. kalau masalah makan sehari hari tabungan Jaziel masih sangat cukup untuk makan 4 tahun kedepan, lagipula pengeluaran Harsa nanti pasti lebih banyak kalau Harsa masuk kedokteran bukan?

Jaziel benar benar memejamkan matanya dengan tangannya yang masih setia menggenggam erat jemari istri mungilnya.

2 jam berlalu —

Penantian Jaziel akhirnya terbalas,Harsa membuka matanya perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk melalui retina matanya, ia sedikit tersenyum saat melihat Jaziel yang tidur dengan tenang dan damai Harsa jadi tidak tega untuk membangun kan Jaziel tapi Harsa juga butuh air.

Harsa mengusap lembut rambut suaminya sambil mencubit sedikit hidung mancungnya.

Jaziel mengeliat ia cukup terusik dengan tangan yang sedari tadi asik mentoel toel hidung nya. Jaziel masih acuh tadinya sampai akhirnya ia menyadari dan segera membuka matanya secara paksa walaupun sejujurnya ia masih sangat mengantuk.

"Harsa?!!"

Harsa menatap Jaziel teduh sembari tersenyum
"iel ngantuk banget ya? dari tadi aku bangunin gak bangun bangun"

Jaziel tersenyum sumringah ia langsung mengecup pipi Harsa yang sudah mulai tirus.
"kenapa lama bangun nya?"

"lama ya? maaf iel..."

"gak papa yang penting kamu udah bangun sekarang, jadi Harsa mau apa minum?"

Harsa mengangguk karna sedari tadi itu yang ia butuhkan.
Jaziel dengan telaten mendudukkan Harsa dengan tumpuan bantal di belakang punggung Harsa.

"Haus banget ya?" ujar Jaziel sambil melihat Harsa yang meneguk air mineralnya dengan cepat.

"bangettt" jawab Harsa sembari memberikan kembali gelas kosong kepada Jaziel.

Jaziel terdiam ia bingung bagaimana menyampaikan tentang kondisi Harsa sekarang.

"Harsa?"

"ummm?"

"maaf"

Harsa mengerenyitkan dahinya.
"maaf kenapa?"

"maaf karena aku gak anter kamu pulang kemarin jadi kamu kena imbas kaya gini"

Harsa menggeleng
"gak apa apa iel lagian aku baik baik aja kok"

"Harsa?" ujar Jaziel sambil menarik nafasnya dalam dalam.

H A R S A [ E N D ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang