- ayah sakit.

2.4K 365 64
                                        

Harsa membereskan toko yang ia jaga sekarang sudah pukul 11 malam waktunya Harsa tutup dan pulang ke rumah. Suasana toko hari ini lumayan ramai, mungkin karena awal bulan banyak yang berbelanja kebutuhan pokok.

"Harsa ini ada bonus walaupun gak banyak tapi semoga membantu ya" ujar sang pemilik toko Pak Yuda.

"Pak Yuda terimakasih banyak" ucap Harsa dengan senyum merekah.

"Sama sama Harsa, kamu rajin kerja nya jadi harus saya kasih reward dong, kata pelanggan juga kamu ramah banget senyum terus adem katanya kalau lihat Harsa senyum"

Harsa tersenyum
"kalau Harsa cemberut nanti yang beli kabur dong, masa iya Harsa jaga toko tapi cemberut"

Pak Yuda dan Harsa tertawa
"ya udah sana pulang keburu malem nanti"

"terimakasih banyak sekali lagi ya pak Harsa pulang dulu"

"iyaaa hati hati Harsa"

Harsa tersenyum senang sambil membawa tas nya ia harus mengerjakan PR nya lalu tidur, ia sangat lelah hari ini.

Cklek

"Dari mana lo?" tanya Adrian kakak Harsa.

"k-kerja kak"

"gaji lo di sana kecil mending lo gw jual ke anak temen ayah, banyak uang lo cuma suruh ngangkang aja"

Harsa menggeleng
"maaf kak tapi Asa gak mau"

Plakkkk

"ngelawan aja lo ya!!!"

Rasa panas menjalar di pipi Harsa,tamparan kakak nya bukan main rasanya.
Tapi Harsa sudah biasa menerima pukulan demi pukulan selama beberapa tahun terakhir.

"pecut aja badan nya" ujar Alif.

Harsa menggeleng
"A-ayah jangan Asa capek" ujar Harsa gemetar sambil berangsur mundur karena Adrian sudah membawa pecutan.

"ayah yang itung kamu yang pecut ian"

"satuuuu"

CTAKKKKK

"dua"

CTAKKKKK

"tigaaa"

CTAKKKK

Harsa gemetar menahan sakit di sekujur badannya, pecutan dari kakak nya pasti akan membuat tanda memar esok hari.
"A-ayah cukup... s-sakittt ayah...." lirih Harsa lemas.

Alif menggeleng
"baru 3 kali udah nangis, 15 kali baru kamu boleh ke atas"

"empat"

CTAKKKK

"Lima"

CTAKKKKKK

"A-ayah s-sakit ayah badan Asa sakitttttt"

Pecutan demi pecutan Harsa terima, sampai akhirnya pecutan ke 15 Harsa memejamkan matanya dan kembali menangis dalam diam.

"naik sana lo! kalau lo berulah lagi gw beneran mau jual lo sama teman ayah ga berguna banget si lo! nyusahin dasar!"

Harsa mengambil tas nya, masuk ke dalam kamar nya dengan sempoyongan.
sekarang sudah pukul 1 malam, Harsa belum bisa tertidur karena seluruh tubuh nya mati Rasa.

"Bunda... A-asa dapat pukulan lagi dari Ayah dan Kak Iyan, bunda badan Asa sakit, Asa mau peluk bunda hiksss, seharusnya Asa gak minta Ayah, seharusnya kita berdua aja ya kan bunda? A-asa Hiks semua sakit bundaa...."

H A R S A [ E N D ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang