- Khawatir.

2.1K 186 7
                                        

Jaziel di buat kerepotan karena pagi ini mood Harsa benar benar memburuk, ya wajar saja mungkin itu gejala Pra menstruasi, Tapi Jaziel benar benar takut salah jikalau melakukan sesuatu. Jaziel sejujurnya sedikit khawatir, kondisi Harsa sedikit menghawatirkan jika dalam posisi Pra Menstruasi, apalagi ini hari Senin Jaziel takut istrinya itu pusing, dan kemungkinan buruk lainnya.

"Sayang? bener gak ada yang ketinggalan? catatan binder, kotak pensil, mukena? udah semua?" tanya Jaziel lembut.

Harsa hanya mengangguk.
"Ya udah, nanti kakak pulang sore atau habis magrib, kakak harus bantu dosen kakak, gak apa apa kan?" tanya Jaziel.

Harsa kembali mengangguk walaupun di dalam hatinya ia sudah menjerit ia tidak ingin di tinggal lama lama oleh suaminya itu.

"Hp kamu jangan sampai mati ya? kalau perlu sesuatu kabarin kakak.. ngerti?" ujar Jaziel yang di balas anggukan oleh Harsa.

Dengan suasana hati yang memburuk Harsa hanya mencium punggung tangan suaminya tanpa berbicara apapun, menggendong tas di pundaknya dan langsung segera meninggalkan suaminya yang kebingungan karena pintu mobil yang di banting dengan cukup keras.

Jaziel sedikit terkekeh, ia sudah cukup hafal dengan kebiasaan buruk Harsa saat mau menstruasi, ia akan menjadi manja, cengeng, pemarah, dan mood nya yang sulit di kendalikan, dan Jaziel sangat paham itu.

Sedangkan di lain tempat Harsa berjalan dengan perasaan kesal, mood nya entah kenapa jelek pagi ini, bahkan semua orang di matanya membuat nya kesal.

"Hey..."

Harsa hanya menoleh, ya itu Putri,  ia sudah kembali bersekolah sudah lumayan lama.

"Hm?"

"Waduh jutek nya... gimana? kamu udah siap liat pengumuman siswa eligble? aku yakin si kamu masuk di jajaran siswa itu"

Harsa hanya mengangguk
"Semoga... kamu jadi ambil jurusan apa memang?"

Putri berfikir sejenak
"Aku mau ambil guru TK aja"

"Wahhh... kamu cocok si put, stok sabar mu banyak..."

Putri terkekeh
"Kamu juga pasti nanti ngerasain sabar nya gimana kalau udah punya baby..."

Harsa sedikit termenung, ah, baby ya? ia juga ingin, tapi tidak sekarang, lagipula ia sudah membicarakan dengan suaminya.

"Ayo bentar lagi upacara loh...." ajak Putri.

Harsa mengangguk dan segera bergegas ke dalam kelas nya karena ia harus menaruh tasnya dan juga memakai topinya.

Upacara berlangsung dengan khidmat, kepala Harsa sedikit pening tetapi ia masih mampu untuk berjalan menuju ke kelasnya, ia seminggu ini tidak akan bisa izin karena sekolahnya sudah mulai membagikan kisi kisi dan beberapa latihan soal.

"Hey, Sa? You okay? kamu sedikit pucat loh..." tanya teman sekelasnya Harsa.

Harsa menggeleng "Gak papa kok"

Benar saja selang beberapa menit guru mata pelajaran kimia sudah masuk, tentu saja ia memberikan kisi kisi dan kertas yang berisi latihan soal.

Harsa masih sedikit fokus, ia menulis kisi kisi itu dengan rapih dan mulai mengerjakan latihan latihan soal dengan serius dan tekun.
Harsa hanya ingin soal nya selesai, ia kumpulkan dan ia harus pergi sebentar ke UKS untuk meminta minyak angin, karena kepala nya benar benar sedikit pusing.

45 menit berlalu, Harsa sudah selesai dengan 30 soal kimia yang diberikan gurunya.

"Bu, saya sudah selesai, saya izin untuk ke kamar mandi boleh?"

H A R S A [ E N D ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang