Chapter 30 : Harimau dan Macan Tutul

537 76 5
                                    

Pei Qian Hao melirik Su Xi-er sebelum memandang Situ Li. "Memangnya kenapa kalau Pangeran ini bilang iya?"

Nada suaranya sok berkuasa dan arogan, seolah ia menganggap dirinya tak tertandingi di dunia.

Alis Su Xi-er agak mengernyit. Ia sengaja memancing Situ Li menjauh. Kalau begitu, ia tahu segala sesuatu mengenai diriku yang mendekati Liu Ye-er dan mencoba menipunya untuk mengatakan sesuatu.

Pria ini menyembunyikan rencana kotornya terlalu dalam. Jika memang demikian, ia tidak akan pernah lagi mempercayai penampilan penurut dan ketakutanku di masa mendatang.

Memikirkan ini, Su Xi-er mengepalkan tangannya sebelum memutuskan: tidak peduli bagaimana ia tidak mempercayaiku ataupun bagaimana ia akan memancingku, sudah pasti aku tidak akan membiarkan kucing keluar dari karungnya.

Pangeran Hao tidak punya bukti pasti, jadi, ia tidak bisa menangkap seseorang seenaknya. Aku harus bijaksana, tidak boleh mengizinkannya mengetahui apa pun yang mungkin memberatkanku.

Situ Li berjalan mendekati Su Xi-er secara perlahan. Saat ia berada kurang dari satu meter jauhnya dari Su Xi-er, ia mendadak meraih tangan kanannya, menariknya ke belakang tubuhnya.

Pei Qian Hao mengangkat alisnya dan merasa hal ini sangat menarik selagi ia memandangi Su Xi-er, tetapi ia berbicara pada Situ Li. "Ia bersamamu?"

"Menggunakan ucapan Pangeran Hao, memangnya kenapa kalau Pangeran Kekaisaran ini bilang iya?"

"Pangeran ini tidak punya ketertarikan terhadap masalah kalian berdua. Tidak masalah selama kau tidak secara aktif memprovokasi Pangeran ini. Su Xi-er, aku benar kan?" Tepat setelahnya, Pei Qian Hao mulai meneliti dengan cermat ekspresi Su Xi-er.

Di satu sisi, Ruo Yuan masih berlutut di atas tanah. Ia tidak mampu lagi memahami situasi saat ini. Menilai dari tingkah laku Pangeran Hao dan Pangeran Kekaisaran Ketiga, mereka sedang berdebat karena Su Xi-er? Mereka menyukai wanita yang sama?

Su Xi-er berjuang melepaskan diri dari tangan Situ Li dan membungkuk hormat pada Pei Qian Hao. "Hamba akan mengingat ucapan Anda di dalam pikiranku, Pangeran Hao. Bagaimanapun juga, masih ada pispot di samping sumur yang masih belum digosok. Hamba pamit permisi."

"Kau masih tahu kalau kau harus pergi bekerja." Pei Qian Hao terkekeh dan melambaikan tangannya, mengindikasikan Su Xi-er untuk pergi.

Su Xi-er berbalik dan memberi tanda pada Ruo Yuan dengan pandangan penuh makna. Segera, keduanya meninggalkan hutan.

***

Sementara itu, Situ Li menatap Pei Qian Hao dan berkata dingin, "Pangeran Hao, aku harap kau tidak ikut campur dalam urusan rumah tangga kekaisaran Bei Min."

Pei Qian Hao meliriknya. "Urusan ini berhubungan dengan Commandery Prince Xie. Jangan katakan padaku kalau ia adalah seseorang dari rumah tangga kekaisaran Bei Min?"

"Tentu saja bukan. Ia hanyalah seorang pangeran penguasa dengan marga yang berbeda. Situ adalah marga dari keluarga kekaisaran Bei Min."

"Pangeran ini mengetahui marga klan kekaisaran Bei Min. Kau tidak perlu mengingatkanku, Pangeran Kekaisaran Ketiga. Namun, tampaknya kau melupakan, jika bukan karena Pangeran ini berhati lembut, kau masih tetap berada di sebuah kota terpencil."

Ekspresi Situ Li langsung berubah. Cahaya bulan menyinari wajahnya, menyebabkan wajahnya tampak lebih pucat lagi.

"Hari perayaan kematian Ibunda Permaisurimu sudah hampir tiba. Memikirkan kalau kau sangat merindukan Ibunda Permaisurimu, Pangeran ini memanggilmu kembali dengan sebuah titah."

Consort of A Thousand Faces 1 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang