Chapter 144 : Mandi dengan Bubuk Wangi

410 59 2
                                    

Su Xi-er kembali ke halaman dengan buntalan baju di tangannya sebelum menyadari bahwa Pei Qian Hao tak lagi berada di sana. Ia pun berpikir sejenak sebelum menuju ke arah pintu masuk utama rumah pos. Mengetahui soal dirinya, ia pasti sudah berada di dalam kereta kuda di depan rumah pos.

Pei Qian Hao memberikan impresi kalau ia melakukan segala hal secara spontan, tetapi sesungguhnya, tiap keputusannya dibuat setelah mempertimbangkannya dengan hati-hati. Dikatakan begitu pun, Su Xi-er masih merasa kebingungan karena Pei Qian Hao mendadak memilih Provinsi Bulan di saat-saat seperti ini, tetapi ia tidak menduga bahwa ialah alasan dari keputusan pria itu.

Ia pernah memberitahu Pei Qian Hao mengenai ibunya yang menyukai bunga Ling Rui, bahkan sampai menamainya 'Wei Yi'. Tetapi, mengapa ia mengingat kata-kata ini?

Memang ada satu kereta kuda tengah menanti Su Xi-er saat ia tiba di pintu masuk rumah posnya. Hanya saja, ini bukanlah kereta kuda megah milik Pangeran Yun, tetapi sebuah kereta kuda kayu biasa. Tak perlu dikatakan lagi, jauh lebih sempit ketimbang kereta biasa juga.

Pei Qian Hao menyibakkan tirai keretanya, menatap Su Xi-er, dan melafalkan kata-katanya lambat, "Ayo, naiklah." Nada suaranya tidak mengandung persona dingin dan menyendirinya yang biasa. Orang bahkan bisa mengatakannya ada sedikit kehangatan dalam nada suaranya, meskipun tidak jelas apakah Pei Qian Hao sebenarnya sedang dalam suasan hati yang baik.

Saat pengawal yang mengendarai kereta kudanya mendengarkan Pei Qian Hao berbicara seperti ini, matanya berkedut sewaktu tanpa sadar melirik ke arah matahari di langit. Apakah mataharinya terbit dari barat hari ini?

Su Xi-er menghampiri keretanya sebelum berpegangan pada bingkai keretanya, menggunakannya untuk mendorong dirinya naik.

Su Xi-er jadi semakin handal dalam menaiki kereta kuda; tubuh mungilnya juga semakin kuat seiring berjalannya waktu. Su Xi-er yang dulu, pasti akan selalu jatuh sakit setiap kali ia dipukuli, sampai-sampai semua orang mengira ia akan mati. Pada akhirnya, ia berhasil selamat setiap saat.

Hanya setelah Ning Ru Lan masuk ke dalam tubuh inilah, baru Su Xi-er yang asli benar-benar meninggal.

Keretanya mulai bergerak segera setelah Su Xi-er duduk.

Su Xi-er merasa agak tidak nyaman ketika ia menyadari Pei Qian Hao sedang memandang ke arahnya. Bukannya tidak ada sesuatu di wajahku.

Di saat ini, tiba-tiba saja Pei Qian Hao bergurau, "Mengapa Pangeran ini merasa kalau kau jadi malu-malu? Ini bukan pertama kalinya Pangeran ini menatapmu dengan cara seperti ini. Kenapa kau terlihat menghindarinya kali ini?"

Pei Qian Hao memiliki kemampuan mengamati yang hebat, mampu menyadari, bahkan hanya secuil saja perubahan pada ekspresi Su Xi-er.

"Pangeran Hao, mengapa tiba-tiba saja Anda menyarankan agar pergi ke Provinsi Bulan? Apakah demi bunga Ling Rui?" Su Xi-er mengubah saja topik pembicaraannya.

Dengan sudut bibirnya terangkat, Pei Qian Hao bertanya, "Bagaimana menurutmu?"

"Hamba tidak mengerti tentang Provinsi Bulan. Di Nan Zhao, hamba hanya mengenal Pangeran Hao. Hamba akan pergi kemana pun Pangeran Hao pergi."

Setelah mendengarkan ucapan ini, Pei Qian Hao merasa jauh lebih baik; kata-kata ini ampuh padanya. Alisnya tak lagi tertaut, dan ada kilau senyuman muncul di matanya.

"Sebelumnya, kau mencari satu bunga di Kediaman Shui. Berdasarkan deskripsimu, bunga itu sudah pasti adalah bunga Ling Rui. Karena kita sudah datang ke Nan Zhao, Pangeran ini membawamu ke sana untuk melihatnya."

Kilatan aneh muncul di mata Su Xi-er sebelum ia menenangkan diri lagi.

Apakah ia benar-benar membawaku ke Provinsi Bulan untuk melihat bunga Ling Rui hanya karena satu pernyataan yang kubuat?

Consort of A Thousand Faces 1 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang