Chapter 91 : Orang Dengan Marga 'Yun'

426 68 2
                                    

"Angkat kepalamu. Kau tidak berani menatap Pangeran ini karena rasa bersalahmu? Apakah 'Yun' adalah sebuah marga? Pria atau wanita?" Pei Qian Hao melemparkan beberapa pertanyaan beruntun, tiap pertanyaannya menimpa hati Su Xi-er dengan berat layaknya bebatuan.

Su Xi-er menekan emosinya dan mengangkat kepalanya setelah ekspresinya kembali normal. "Pangeran Hao, hamba tidak paham apa yang sedang Anda bicarakan. Yun apa? Apanya yang pria atau wanita?"

"Ketika kau sedang tidak sadar, kau terus menjeritkan 'Yun'. Jikalau kau tidak sedang menyebut seseorang, apakah kau mau bilang kalau itu adalah awan putih yang mengambang di langit?"

(T/N : Karakter 'Yun' di sini berarti awan, tetapi bisa juga sebuah marga.)

Su Xi-er mendadak tersenyum. "Anda benar. 'Yun' yang aku maksud tak lain tak bukan adalah awan putih yang melayang di atas langit. Sebelum hamba masuk istana, aku punya seorang adik lelaki yang suka sekali memakan permen kapas di rumah tetangga. Segumpal permen kapas putih itu mirip sekali dengan awan."

"Jadi, 'Yun' yang kau sebut ini maksudnya adalah adik lelaki di rumah tetangga. Kau begitu mempedulikannya sampai-sampai memikirkannya ketika kau tertidur?"

Su Xi-er merasakan ada yang tidak beres dengan ekspresi Pei Qian Hao dan langsung menambahkan, "Pangeran Hao, Anda terlalu banyak berpikir. Apa yang hamba kenang adalah masa-masa sebelum aku masuk ke dalam istana. 'Yun' merujuk pada masa-masa menyenangkan itu."

Pei Qian Hao mengangkat alisnya. "Benarkah?"

"Tiap katanya adalah kenyataan. Mengapa hamba ingin membohongi Anda, Pangeran Hao?"

Ada senyum tak terbaca yang menggantung di sudut mulut Pei Qian Hao. "Memang benar, mengapa kau berani membohongi Pangeran ini? Lagipula, kau saja berani mengakui kau mengerjai Pangeran ini." Mengapa ekspresinya begitu menyakitkan jika ia sungguh mengenang masa menyenangkan? Mengapa tabib bilang kalau ia punya terlalu banyak hal dalam benaknya jika ia sungguh berkata jujur? Wanita ini sedang berbohong.

Tetapi, aku tidak akan membongkarnya. Aku ingin agar kebohongannya runtuh dengan sendirinya.

"Pangeran Hao, hamba akan pergi tidur ke kamar samping." Kemudian, Su Xi-er menggunakan tangannya untuk menopang dirinya di sandaran ranjang, mulai bangkit.

Akan tetapi, sebelum ia bisa cukup jauh, ia ditekan ke bawah oleh tangan besar. "Tidur saja di sini. Apakah kau kira Pangeran ini tetap akan menggunakan ranjangnya setelah dikotori oleh baumu?"

Su Xi-er menengadah menatapnya. Setelah merenunginya sejenak, ia menjawab pelan, "Hamba mematuhi perintah."

"Apakah kau tahu apa yang kau katakan mengenai Pangeran ini sebelum kau hilang kesadaran?"

Jantung Su Xi-er berdebar. Apakah aku mengatakan sesuatu yang buruk lagi?

"Kau bilang kalau kau takut pada Pangeran ini. Takut akan aura yang menyelimuti Pangeran ini akan membekukanmu sampai mati. Su Xi-er, karena kebetulan saja kau tengah demam sekarang ini, bagaimana kalau kau bersandar lebih dekat pada Pangeran ini dan menurunkan suhu tubuhmu?"

Su Xi-er memandanginya bingung. Aku mengucapkan sesuatu seperti itu? Meskipun aura dinginnya memang membuat orang merasa seakan terjatuh ke dalam sebuah lubang es, aku pasti sangat linglung hingga mengatakan sesuatu seperti itu.

"Pangeran Hao, Anda tidak boleh menganggap perkataan hamba secara serius. Anda harusnya mencemaskan tentang istirahat yang cukup. Sudah larut malam, dan besok kita akan melanjutkan perjalanan kita."

"Kita memang harus bergegas meneruskan perjalanan, tetapi bagaimana bisa Pangeran ini tidur? Apakah kau akan melayani Pangeran ini tidur?"

Kata-kata itu meluap dari bibirnya, tetapi ekspresinya tetap tak berperasaan, membuat Su Xi-er tak mampu membaca tujuan pria itu sebenarnya.

Consort of A Thousand Faces 1 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang